google-site-verification=zsLknblUv9MPpbGfVx9l3sfhCtAjcEQGFzXwTpBAmUo Naik 246 Persen, PTBA Cetak Laba Bersih Rp6,2 Triliun Di Semester I 2022 Langsung ke konten utama

Naik 246 Persen, PTBA Cetak Laba Bersih Rp6,2 Triliun Di Semester I 2022


PT Bukit Asam Tbk (PTBA), anggota dari Holding BUMN Pertambangan MIND ID, sukses mencatatkan kinerja positif pada Semester I tahun 2022.

Perseroan berhasil membukukan laba bersih sebesar Rp 6,2 triliun, naik 246 persen dibanding periode serupa di tahun lalu (year on year/yoy) yang senilai Rp 1,8 triliun.

Pencapaian laba bersih didukung dengan pendapatan sebesar Rp 18,4 triliun, meningkat 79 persen dibanding periode yang sama tahun lalu.

Total aset perusahaan per 30 Juni 2022 sebesar Rp 35,9 triliun, sementara per 31 Desember 2021 sebesar Rp 36,1 triliun.

Kenaikan kinerja ini didorong oleh pemulihan ekonomi global maupun nasional yang meningkatkan permintaan batu bara, serta kenaikan harga batu bara yang signifikan.

Pencapaian gemilang ini juga didukung kinerja operasional Perseroan yang solid di sepanjang Semester I 2022. Mengedepankan cost leadership di setiap lini perusahaan, Perseroan menerapkan efisiensi berkelanjutan secara optimal.

Produksi dan Penjualan Pada Semester I 2022

Total produksi batu bara PTBA selama Semester I 2022 mencapai 15,9 juta ton, meningkat 20 persen dibanding Semester I 2021 yang sebesar 13,3 juta ton. Sedangkan penjualan batu bara PTBA per Semester I 2022 sebanyak 14,6 juta ton, tumbuh 13 persen secara tahunan.

Progres Proyek Pengembangan

Gasifikasi Batu Bara

PTBA, Pertamina, dan Air Products & Chemicals Inc (APCI) telah menggelar groundbreaking proyek hilirisasi batu bara menjadi dimetil eter (DME) pada 24 Januari 2022 di Kawasan Industri Tanjung Enim, Kabupaten Muara Enim, Sumatera Selatan.

Kegiatan ini dihadiri dan diresmikan langsung oleh Presiden Republik Indonesia Joko Widodo. Dengan utilisasi 6 juta ton batu bara per tahun, proyek ini dapat menghasilkan 1,4 juta DME per tahun untuk mengurangi impor LPG sebesar 1 juta ton per tahun.

PLTU Mulut Tambang Sumsel-8

PLTU Mulut Tambang Sumsel-8 berkapasitas 2x620 MW dibangun oleh PTBA melalui PT Huadian Bukit Asam Power (PT HBAP) sebagai Independent Power Producer (IPP).

PT HBAP merupakan konsorsium antara PTBA dengan China Huadian Hongkong Company Ltd. Progres pembangunan proyek PLTU yang nantinya membutuhkan 5,4 juta ton batu bara per tahun ini telah mencapai penyelesaian konstruksi sebesar 96,75 persen.

Pembangkit listrik ini diharapkan dapat mulai beroperasi pada tahun 2022 ini.

Pengembangan PLTS

Ekspansi bisnis perusahaan ke sektor energi baru dan terbarukan terus bergulir. Salah satu wujud pengembangannya yakni PTBA bersama PT Jasa Marga (Persero) Tbk bekerja sama dalam pengembangan pembangkit listrik tenaga surya (PLTS) di jalan tol Jasa Marga Group.

Hal ini ditandai dengan penandatangan Nota Kesepahaman (Memorandum of Understanding/MoU) pada 2 Februari 2022.

Salah satu wujud implementasi dari penandatanganan MoU tersebut yakni pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) di Jalan Tol Bali-Mandara yang berkapasitas 400 Kilowatt-peak (kWp).

PLTS di Jalan Tol Bali-Mandara telah selesai dibangun dan akan diresmikan Pemerintah.

PLTS yang dibangun PTBA melalui anak perusahaannya, PT Bukit Energi Investama (BEI), ini menjadi wujud konkret komitmen perusahaan untuk mengurangi emisi karbon global sekaligus dukungan terhadap presidensi G20 Indonesia yang akan dilaksanakan di Bali pada November 2022 mendatang. (end)-
Informasi lengkap pasar saham ada di Website Saham Online.  
Materi belajar trading dan investasi saham ada di Channel Youtube Saham Online. 

Komentar

Saham Online di Facebook

Postingan populer dari blog ini

Money Flow Index | Penggunaan dan Setting Indikator MFI

Apa itu Money Flow Index (MFI)? Money Flow Index (MFI) adalah osilator teknis yang menggunakan harga dan volume untuk mengidentifikasi kondisi jenuh beli atau jenuh jual dalam aset. Hal ini juga dapat digunakan untuk melihat divergensi yang memperingatkan perubahan tren harga. Osilator bergerak antara 0 dan 100. Tidak seperti osilator konvensional seperti Relative Strength Index (RSI) , Money Flow Index menggabungkan data harga dan volume, sebagai lawan dari harga yang adil. Untuk alasan ini, beberapa analis menyebut MFI sebagai "the volume-weighted RSI". Money Flow Index pada Indonesia Composite Kunci dalam Memahami Indikator MFI Indikator biasanya dihitung menggunakan 14 periode data. Pembacaan MFI di atas 80 dianggap overbought dan pembacaan MFI di bawah 20 dianggap oversold. Overbought dan oversold tidak selalu berarti harga akan berbalik, hanya saja harga mendekati tinggi atau rendah dari kisaran harga terbaru. Pembuat indeks, Gene Quong dan Avru...

Mengenal Indikator ADX | Indikator Kekuatan Trend

Perdagangan pada arah tren yang kuat mengurangi risiko dan meningkatkan potensi keuntungan. Average Directional Index (ADX) digunakan untuk menentukan kapan harga sedang tren kuat. Dalam banyak kasus, ini adalah indikator tren utama. Bagaimanapun, tren adalah mungkin teman Anda, tentu menyenangkan untuk mengetahui siapa teman Anda. Pada artikel ini, kita akan membahas tentang ADX sebagai indikator kekuatan tren. Memahami Indikator ADX ADX digunakan untuk mengukur kekuatan tren. Perhitungan ADX didasarkan pada Moving Average dari ekspansi kisaran harga selama periode waktu tertentu. Pengaturan standarnya adalah 14 bar, meskipun periode waktu lain dapat digunakan. ADX dapat digunakan pada kendaraan perdagangan apa saja seperti saham, reksadana, dana yang diperdagangkan di bursa dan futures. ADX diplot sebagai garis tunggal dengan nilai-nilai mulai dari yang rendah dari nol sampai yang tinggi dari 100. ADX adalah non-directional; itu mencatat kekuatan tren apakah harga sedang t...

PT Visi Telekomunikasi Infrastruktur Tbk (GOLD) Catat Pendapatan Rp35,64 Miliar Hingga September 2022

PT Visi Telekomunikasi Infrastruktur Tbk (GOLD) mencatat pendapatan Rp35,64 miliar hingga periode 30 September 2022 naik dari pendapatan Rp32,97 miliar di periode yang sama tahun sebelumnya. Laporan keuangan perseroan Rabu menyebutkan, beban pokok pendapatan naik menjadi Rp13,29 miliar dari Rp11,91 miliar dan laba kotor naik menjadi Rp22,34 miliar dari laba kotor Rp21,06 miliar tahun sebelumnya. Beban usaha naik menjadi Rp7,58 miliar dari Rp6,90 miliar membuat laba operasi naik tipis menjadi Rp14,76 miliar dari laba operasi Rp14,16 miliar tahun sebelumnya. Laba sebelum pajak menjadi Rp13,93 miliar naik dari laba sebelum pajak Rp13,17 miliar dan laba bersih yang diatribusikan ke pemilik entitas induk mencapai Rp13,14 miliar naik dari laba bersih Rp12,24 miliar tahun sebelumnya. Jumlah liabilitas mencapai Rp41,41 miliar hingga periode 30 September 2022 naik dari jumlah liabilitas Rp34,44 miliar hingga periode 31 Desember 2021 dan jumlah aset mencapai Rp394,69 miliar hingga periode 30 Se...