google-site-verification=zsLknblUv9MPpbGfVx9l3sfhCtAjcEQGFzXwTpBAmUo Info Emiten : PPRO, 23 Februari 2017 Langsung ke konten utama

Info Emiten : PPRO, 23 Februari 2017

Target rights issue PPRO Rp 1,54 triliun

JAKARTA. PT PP Properti Tbk (PPRO) akan menggelar penambahan modal dengan memberikan hak memesan efek terlebih dahulu (PM-HMETD) I. Penawaran sebanyak-banyaknya 7,33 miliar saham baru dengan nilai nominal Rp 25 per saham. Rights issue ini sebesar 23,09% dari modal ditempatkan dan disetor penuh PPRO.

Dalam penawaran ini perusahaan induk PPRO, yakni PT Pembangunan Perumahan Tbk (PTPP), akan menyetorkan dana ke anak usahanya ini Rp 1 triliun. PTPP memiliki 64,99% saham PPRO. "Rights issue akan menyesuaikan dana yang didapat dari PTPP supaya saham PTPP tidak terdilusi," kata Indaryanto, Direktur Keuangan PPRO kepada KONTAN, Rabu (22/2).

Dengan demikian, perseroan mengharapkan kucuran dana dari publik bisa mencapai Rp 538 miliar, atau sesuai porsi saham publik sebesar 35,04%. Sehingga total dana yang bisa dihimpun oleh PPRO sebesar Rp 1,54 triliun.

PPRO akan menggunakan 70% dana rights issue untuk pengembangan usaha, sebanyak 20% untuk modal kerja dan 10% untuk refinancing.

Dengan asumsi PPRO akan melepas maksimal 7,33 miliar saham dan raupan total dana Rp 1,54 triliun, maka kemungkinan harga pelaksanaan rights issue PPRO bakalan berada di kisaran angka Rp 210 per saham. Meski demikian, hal tersebut masih tergantung pada keputusan jumlah saham yang dilepas nantinya.

William Surya Wijaya, Analis Asjaya Indosurya, mengatakan, rights issue PPRO ini cukup menarik bila melihat prospek industri properti yang makin baik di tahun ini. Selain itu, PPRO memiliki segmentasi yang jelas, sehingga dapat menunjang kekuatan PPRO.

Meski demikian, William menyatakan apabila harga pelaksanaan rights issue PPRO lebih rendah daripada harga saham saat ini, maka hal tersebut akan memiliki pengaruh yang tidak terlalu bagus bagi saham PPRO nantinya. Saham PPRO di pasar berpeluang menyesuaikan dengan harga rights issue. "Bagi PPRO, lebih baik harga rights issue di atas harga saham pada saat ini," kata William kepada KONTAN.

Harga rights issue PPRO bisa lebih tinggi jika emiten properti ini memutuskan untuk mengurangi jumlah saham HMETD. Pada penutupan perdagangan Selasa (22/2), harga saham PPRO berada di angka Rp 320 per saham. William merekomendasikan hold saham PPRO dengan target harga Rp 440 per saham.

PPRO menargetkan pernyataan efektif dari Otoritas Jasa Keuangan pada 22 Maret 2017. Periode perdagangan HMETD dipatok pada 6-12 April.

http://investasi.kontan.co.id/news/target-rights-issue-ppro-rp-154-triliun

Komentar

Saham Online di Facebook

Postingan populer dari blog ini

Money Flow Index | Penggunaan dan Setting Indikator MFI

Apa itu Money Flow Index (MFI)? Money Flow Index (MFI) adalah osilator teknis yang menggunakan harga dan volume untuk mengidentifikasi kondisi jenuh beli atau jenuh jual dalam aset. Hal ini juga dapat digunakan untuk melihat divergensi yang memperingatkan perubahan tren harga. Osilator bergerak antara 0 dan 100. Tidak seperti osilator konvensional seperti Relative Strength Index (RSI) , Money Flow Index menggabungkan data harga dan volume, sebagai lawan dari harga yang adil. Untuk alasan ini, beberapa analis menyebut MFI sebagai "the volume-weighted RSI". Money Flow Index pada Indonesia Composite Kunci dalam Memahami Indikator MFI Indikator biasanya dihitung menggunakan 14 periode data. Pembacaan MFI di atas 80 dianggap overbought dan pembacaan MFI di bawah 20 dianggap oversold. Overbought dan oversold tidak selalu berarti harga akan berbalik, hanya saja harga mendekati tinggi atau rendah dari kisaran harga terbaru. Pembuat indeks, Gene Quong dan Avru...

Cara Menggunakan Elliott Wave

Mengenal Elliott Wave Teori Elliott Wave dikembangkan oleh R.N. Elliott dan dipopulerkan oleh Robert Prechter . Teori ini menegaskan bahwa perilaku orang banyak surut dan mengalir dalam tren yang jelas. Berdasarkan pasang surut ini, Elliott mengidentifikasi struktur tertentu untuk pergerakan harga di pasar keuangan. Artikel ini adalah sebuah pengantar dasar untuk teori Elliott Wave. Suatu urutan dasar impuls 5-gelombang dan urutan korektif 3-gelombang dijelaskan. Saat teori Elliott Wave menjadi jauh lebih rumit daripada kombinasi 5-3 ini, artikel ini hanya akan fokus pada dasar-dasarnya. RN Elliott Derajat Gelombang dalam Elliott Wave elliott wave degree Konvensi pelabelan yang ditunjukkan di atas adalah yang ditunjukkan dalam buku Elliott Wave. Dalam Elliott-speak, konvensi pelabelan ini digunakan untuk mengidentifikasi tingkat atau tingkat gelombang, yang mewakili ukuran tren yang mendasarinya. Angka Romawi huruf besar mewakili gelombang derajat besar, angka sederha...

Mengenal Indikator Saham OBV | On-Balance Volume

Apa itu On-Balance Volume (OBV)? On-balance volume (OBV) adalah indikator momentum perdagangan teknis yang menggunakan aliran volume untuk memprediksi perubahan harga saham. Joseph Granville pertama kali mengembangkan metrik OBV dalam buku 1963, "Granville's New Key to Stock Market Profits." Granville percaya bahwa volume adalah kekuatan utama di balik pasar dan dirancang OBV untuk diproyeksikan ketika gerakan besar di pasar akan terjadi berdasarkan perubahan volume. Dalam bukunya, ia menggambarkan prediksi yang dihasilkan oleh OBV sebagai "a spring being wound tightly." Dia percaya bahwa ketika volume meningkat tajam tanpa perubahan signifikan dalam harga saham, harga akhirnya akan melonjak ke atas atau jatuh ke bawah. indikator obv saham Intisari Penggunaan Indikator OBV On-balance volume (OBV) adalah indikator teknis momentum, menggunakan perubahan volume untuk membuat prediksi harga. OBV menunjukkan sentimen kerumunan yang dapat mempredi...