google-site-verification=zsLknblUv9MPpbGfVx9l3sfhCtAjcEQGFzXwTpBAmUo Analisa Saham JPFA | 23 Juni 2017 Langsung ke konten utama

Analisa Saham JPFA | 23 Juni 2017

JAKARTA. Harga saham PT Japfa Comfeed Indonesia Tbk (JPFA) diramal masih berpotensi naik hingga akhir tahun ini, meski awal tahun, bisnis unggas sedang tertekan.

Joni Wintarja, Analis NH Korindo Sekuritas menilai, harga jual unggas hidup masih mengalami tekanan akibat suplai yang berlebih.  "Hal ini disebabkan karena panen unggas tidak dapat ditunda terlalu lama," ujarnya dalam riset yang diterima KONTAN, Kamis (22/6)

Dia menyebut, harga unggas hidup sempat menyentuh Rp 13.000 per kg pada Februari 2017. Ini merupakan titik terendah sejak masa sulit di Maret 2015. Kondisi tersebut berdampak pada kinerja divisi unggas hidup yang merugi pada Q1 2017 sebesar Rp 1,4 miliar.

Namun, lanjut Joni, harga ayam broiler ke depan bakal terkendali seiring implementasi kebijakan pemerintah yang akan membatasi jumlah suplai melalui afkir dini. Program tersebut, menurutnya terbukti mampu memberikan hasil yang positif dengan kenaikan harga ayam broiler sebesar Rp 4.000 per kg dari Rp 13.000 per kg pada Februari 2017 menjadi Rp 17.000 per kg pada April 2017.

Adapun program afkir dini kedua yang berlangsung pada awal Juni lalu, berhasil meningkatkan harga unggas hidup menjadi Rp 18.000 per kg. "Kami perkirakan permintaan akan tetap kuat sampai akhir kuartal kedua 2017," imbuhnya.

Dengan begitu, Joni memprediksi, harga saham JPFA masih berpotensi naik ke level Rp 1.860 per saham. Harga tersebut, katanya, mencerminkan EV/EBITDA sepanjang 2017 sebesar 7,7x.

Saat ini JPFA diperdagangkan pada EV/EBITDA sebesar 6,4x. Per Kamis (22/6), harga saham JPFA ditutup di harga Rp 1.360 per saham. kontan.co.id

Komentar

Saham Online di Facebook

Postingan populer dari blog ini

Cara Membaca Grafik Saham di Bursa Efek

grafik candlestick saham Pergerakan harga instrumen finansial baik saham maupun forex biasanya digambarkan dalam bentuk grafik. Grafik ini memudahkan trader untuk mengetahui pola-pola pergerakan harga yang terjadi sebelumnya. Ada beberapa jenis grafik yang biasa dipakai di pasar finansial yaitu: Line Chart/Grafik Garis Bar Chart/Grafik Batang Candlestick Chart/Grafik Lilin Grafik  Line Chart  hanya memuat data harga dipenutupan perdagangan yang digambarkan dalam bentuk garis saja. Sementara  Bar Chart  dan  Candlestick Chart  hampir sama dikarenakan memuat data harga pembukaan, harga penutupan, harga tertinggi dan terendah. Hanya saja grafik candlestick lebih mudah dibaca dibandingkan grafik bar. Di samping itu keunggulan lain dari candlestick chart adalah mampu menampilkan psikologi pasar dengan tampilan yang lebih mudah dibaca. Berikut tampilan masing-masing chart menggunakan contoh Indeks S&P500: Line Chart Bar Chart Candlestick Chart Saya priba

Cara Menghitung Beta Saham CAPM

Apa itu CAPM CAPM (Capital Asset Pricing Model) adalah model yang digunakan untuk menentukan tingkat pengembalian(required return) dari suatu aset. Model ini mendapatkan penghargaan nobel  pada tahun 1990 dan pada prakteknya juga sering digunakan untuk menentukan nilai cost of equity. Dari sudut pandang investor, besarnya tingkat pengembalian seharusnya berbanding lurus dengan risiko yang diambil. Untuk memudahkan saya buat ilustrasi yang disederhanakan sebagai berikut: Alex punya uang 100juta, berkeinginan untuk menginvestasikan uangnya pada bisnis warung retail. Pertanyaan yang seringkali dihadapi adalah: Jika Alex memutuskan untuk berinvestasi pada bisnis warung retail, berapa besar tingkat pengembalian yang harus dia dapatkan? Mengingat bahwa jika dia menginvestasikan uangnya, dia dihadapkan dengan risiko bisnis warung retail. Pertimbangan untuk Alex Deposito Investasi Toko/Warung Retail Risiko Minim, relatif nggak ada bagi Alex Bisa bangkrut atau perkembangan bisnis tida

Mengenal Indikator Exponential Moving Average - EMA

Apa itu Exponential Moving Average - EMA? Exponential Moving Average (EMA) adalah jenis moving average (MA) yang menempatkan bobot lebih besar dan signifikansi pada titik data terbaru. Exponential Moving Average juga disebut sebagai Moving Average tertimbang secara eksponensial. Moving Average tertimbang secara eksponensial bereaksi lebih signifikan terhadap perubahan harga saat ini daripada rata-rata bergerak sederhana (SMA), yang menerapkan bobot yang sama untuk semua pengamatan pada periode tersebut. Memahami Indikator EMA EMA adalah Moving Average yang menempatkan bobot lebih besar dan signifikansi pada titik data terbaru. Seperti semua moving average, indikator teknis ini digunakan untuk menghasilkan sinyal beli dan jual berdasarkan crossover dan divergensi dari rata-rata historis. Pedagang sering menggunakan beberapa hari EMA yang berbeda - misalnya rata-rata bergerak 20 hari, 30 hari, 90 hari, dan 200 hari. Formula EMA Tiga langkah dasar untuk menghit