google-site-verification=zsLknblUv9MPpbGfVx9l3sfhCtAjcEQGFzXwTpBAmUo Analisa Saham Sektor Ritel | 17 November 2017 Langsung ke konten utama

Analisa Saham Sektor Ritel | 17 November 2017

Sektor ritel masih menghadapi sejumlah tantangan yang cukup berat. Tapi tahun depan, kondisi sektor ritel diprediksi bisa lebih baik dibandingkan dengan tahun ini. Misalnya saja seperti sentimen tahun politik, yang diharapkan uang beredar di masyarakat semakin banyak.

Bukan cuma itu, prediksi pertumbuhan produk domestik bruto (PDB) lebih tinggi. Pemerintah menargetkan, tahun depan angka PDB bisa menyentuh angka 5,4%. Peningkatan target PDB ini pun diharapkan bisa turut mengerek kinerja perusahaan.

BACA JUGA:
Bisnis ritel masih single digit tahun depan.
Di tengah tantangan, emiten ritel ini unggul
Salah satunya dari sektor ritel. "Artinya akan ada peningkatan stimulus daya beli masyarakat juga ke depan," kata Muhammad Nafan Aji, Analis Binaartha Parama Sekuritas kepada KONTAN, Kamis (16/11).

Selain itu, pemerintah juga diharapkan bisa menciptakan iklim investasi yang kondusif menjelang tahun politik 2018. Faktor keamanan menjadi salah satu faktor makroekonomi domestik yang bisa mempengaruhi kinerja emiten pada tahun mendatang.

Upaya pemerintah dalam hal pemberatasan kemiskinan juga penting sehingga bisa meningkatkan daya beli masyarakat. Perusahaan juga dituntut untuk ekspansi bisnis yang tepat. "Efisiensi bisnis agar dapat memaksimalkan kinerja perusahaan," lanjutnya.

Nafan menilai, dari sisi price earning ratio (PER), saham PT Matahari Department Store Tbk (LPPF) dan PT Ramayana Lestari Sentosa Tbk (RALS) memiliki PER di bawah 15 kali sehingga harga sahamnya masih terdiskon.

LPPF memiliki PER 14,96 kali dan RALS 13,25 kali. "Adapun emiten yang paling prospektif ke depannya adalah LPPF," lanjutnya.

Nafan merekomendasikan akumulasi beli LPPF dengan target harga bertahap pada level Rp 11.175 dan Rp 13.900. Selain itu, dia juga merekomendasikan buy ACES dengan target harga secara bertahap pada level Rp 1.280 dan Rp 1.315.

"PER ACES 30,94 kali dan jika dilihat dengan PBV-nya sebesar 6,36 kali. Berarti masih ada prospek yang bagus ke depannya," katanya.

KONTAN

Komentar

Saham Online di Facebook

Postingan populer dari blog ini

Money Flow Index | Penggunaan dan Setting Indikator MFI

Apa itu Money Flow Index (MFI)? Money Flow Index (MFI) adalah osilator teknis yang menggunakan harga dan volume untuk mengidentifikasi kondisi jenuh beli atau jenuh jual dalam aset. Hal ini juga dapat digunakan untuk melihat divergensi yang memperingatkan perubahan tren harga. Osilator bergerak antara 0 dan 100. Tidak seperti osilator konvensional seperti Relative Strength Index (RSI) , Money Flow Index menggabungkan data harga dan volume, sebagai lawan dari harga yang adil. Untuk alasan ini, beberapa analis menyebut MFI sebagai "the volume-weighted RSI". Money Flow Index pada Indonesia Composite Kunci dalam Memahami Indikator MFI Indikator biasanya dihitung menggunakan 14 periode data. Pembacaan MFI di atas 80 dianggap overbought dan pembacaan MFI di bawah 20 dianggap oversold. Overbought dan oversold tidak selalu berarti harga akan berbalik, hanya saja harga mendekati tinggi atau rendah dari kisaran harga terbaru. Pembuat indeks, Gene Quong dan Avru...

Mengenal Indikator ADX | Indikator Kekuatan Trend

Perdagangan pada arah tren yang kuat mengurangi risiko dan meningkatkan potensi keuntungan. Average Directional Index (ADX) digunakan untuk menentukan kapan harga sedang tren kuat. Dalam banyak kasus, ini adalah indikator tren utama. Bagaimanapun, tren adalah mungkin teman Anda, tentu menyenangkan untuk mengetahui siapa teman Anda. Pada artikel ini, kita akan membahas tentang ADX sebagai indikator kekuatan tren. Memahami Indikator ADX ADX digunakan untuk mengukur kekuatan tren. Perhitungan ADX didasarkan pada Moving Average dari ekspansi kisaran harga selama periode waktu tertentu. Pengaturan standarnya adalah 14 bar, meskipun periode waktu lain dapat digunakan. ADX dapat digunakan pada kendaraan perdagangan apa saja seperti saham, reksadana, dana yang diperdagangkan di bursa dan futures. ADX diplot sebagai garis tunggal dengan nilai-nilai mulai dari yang rendah dari nol sampai yang tinggi dari 100. ADX adalah non-directional; itu mencatat kekuatan tren apakah harga sedang t...

PT Visi Telekomunikasi Infrastruktur Tbk (GOLD) Catat Pendapatan Rp35,64 Miliar Hingga September 2022

PT Visi Telekomunikasi Infrastruktur Tbk (GOLD) mencatat pendapatan Rp35,64 miliar hingga periode 30 September 2022 naik dari pendapatan Rp32,97 miliar di periode yang sama tahun sebelumnya. Laporan keuangan perseroan Rabu menyebutkan, beban pokok pendapatan naik menjadi Rp13,29 miliar dari Rp11,91 miliar dan laba kotor naik menjadi Rp22,34 miliar dari laba kotor Rp21,06 miliar tahun sebelumnya. Beban usaha naik menjadi Rp7,58 miliar dari Rp6,90 miliar membuat laba operasi naik tipis menjadi Rp14,76 miliar dari laba operasi Rp14,16 miliar tahun sebelumnya. Laba sebelum pajak menjadi Rp13,93 miliar naik dari laba sebelum pajak Rp13,17 miliar dan laba bersih yang diatribusikan ke pemilik entitas induk mencapai Rp13,14 miliar naik dari laba bersih Rp12,24 miliar tahun sebelumnya. Jumlah liabilitas mencapai Rp41,41 miliar hingga periode 30 September 2022 naik dari jumlah liabilitas Rp34,44 miliar hingga periode 31 Desember 2021 dan jumlah aset mencapai Rp394,69 miliar hingga periode 30 Se...