google-site-verification=zsLknblUv9MPpbGfVx9l3sfhCtAjcEQGFzXwTpBAmUo Analisa Penutupan Pasar Saham Indonesia | 7 Desember 2017 Langsung ke konten utama

Analisa Penutupan Pasar Saham Indonesia | 7 Desember 2017

Analisa Penutupan Pasar Saham Indonesia

Market Review 6 December 2017
(Investment Information Team,  Mirae Asset Sekuritas Indonesia)

IHSG ditutup melemah 28 poin (-0.47%) ke level 6,006.835 pada perdagangan hari ini. Tercatat 147 saham menguat dan 200 saham melemah. Mayoritas sektor ditutup di zona negatif hari ini dipimpin oleh pelemahan sektor agriculture (-1.44%) dan mining (-1.25%), sementara hanya sektor basic industry dan property yang ditutup menguat masing-masing 1.31% dan 0.33%. Investor asing mencatatkan transaksi net sell sejumlah Rp890 miliar di seluruh Pasar hari ini. US Dollar menguat 27 poin (+0.2%) terhadap Rupiah, sehingga Rupiah melemah ke level Rp13,546 terhadap US Dollar di akhir perdagangan.

Unusual Market Activity (UMA)
- PT Bintang Mitra Semestaraya Tbk (BMSR)
Bursa Efek Indonesia (BEI) menginformasikan bahwa telah terjadi peningkatan harga dan aktivitas saham BMSR yang di luar kebiasaan (Unusual Market Activity). Bursa saat ini sedang mencermati perkembangan pola transaksi saham ini.

Advance Stocks:

- TPIA: Harga saham TPIA ditutup menguat Rp100 (+1.83%) ke level Rp5.550 pada perdagangan hari ini. TPIA membukukan laba bersih sebesar US$250,6 juta sepanjang sembilan bulan pertama 2017. Peningkatan laba tersebut didorong oleh tingginya volume dan margin produk yang sehat, diimbangi dengan meningkatnya harga bahan baku yang mencerminkan peningkatan harga minyak mentah. Pendapatan meningkat sebesar 28,6% menjadi US$1.797,9 juta dari US$1.398,4 juta sepanjang kuartal III/2017, didorong kenaikan volume penjualan dari tingkat utilisasi pabrik yang lebih tinggi.

- BJTM: Di akhir perdagangan hari ini, harga saham BJTM ditutup menguat Rp10 (+1.40%) ke level Rp720. BJTM berencana melakukan pembelian kembali saham (Buyback) di pasar reguler pada 2018, setelah melihat positifnya kinerja bank tersebut hingga akhir 2017. Buyback dilakukan dalam rangka pelaksanaan pemberian remunerasi dalam bentuk variabel berupa saham. BJTM menyiapkan alokasi dana sebesar Rp1,01 miliar untuk aksi korporasi tersebut. Nantinya, saham yang dibeli kembali akan masuk sebagai treasury stock perseroan.

Decline Stocks:

- LINK: Harga saham LINK ditutup melemah Rp10 (-0.2%) ke level Rp4.990 hari ini. LINK berencana membeli kembali alias buyback saham yang dikeluarkan sebanyak-banyaknya 7,1% dari modal ditempatkan dan disetor. Angka ini setara dengan 216,03 juta saham. Perseroan akan meminta persetujuan aksi korporasi ini pada Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) pada 15 Januari 2018. Sedangkan periode pelaksanaan pembelian kembali akan berlangsung sejak persetujuan RUPSLB hingga 14 Juli 2019.

- BKSW: Melemah untuk hari ketiga, harga saham BKSW ditutup melemah Rp6 (-2.91%) ke level Rp200 hari ini. BKSW telah menerima penempatan dana dari pemegang saham pengendalinya yaitu Qatar National Bank pada 4 Desember 2017. Nilai penempatan dana sebesar US$61 juta yang bertujuan untuk memperkuat permodalan dan meningkatkan rasio KPMM Perseroan.

- IMJS: Pada penutupan perdagangan hari ini, harga saham IMJS melemah Rp10 (-3.64%) ke level Rp264. IMJS menggelar penawaran umum terbatas (PUT) I sehubungan penerbitan hak memesan efek terlebih dahulu (HMETD) atau rights issue. IMJS akan menerbitkan sebanyak-banyaknya 692 juta saham baru bernilai nominal Rp 200 dengan harga penawaran Rp 500 per saham. Jumlah saham baru yang terbitkan tersebut setara dengan 13,79% dari modal ditempatkan dan disetor penuh setelah PUT I. Rasio yang ditetapkan adalah sebesar 4:25.

- BUMI: BUMI segera merealisasikan proses penukaran utangnya yang lama dengan saham dan utang baru. Tiga special purpose vehicle (SPV) BUMI telah menyurati para kreditur untuk menukarkan haknya dengan utang baru dan saham baru BUMI. Konversi utang ini bakal efektif pada 11 Desember 2017 mendatang

Komentar

Saham Online di Facebook

Postingan populer dari blog ini

Cara Menggunakan Elliott Wave

Mengenal Elliott Wave Teori Elliott Wave dikembangkan oleh R.N. Elliott dan dipopulerkan oleh Robert Prechter . Teori ini menegaskan bahwa perilaku orang banyak surut dan mengalir dalam tren yang jelas. Berdasarkan pasang surut ini, Elliott mengidentifikasi struktur tertentu untuk pergerakan harga di pasar keuangan. Artikel ini adalah sebuah pengantar dasar untuk teori Elliott Wave. Suatu urutan dasar impuls 5-gelombang dan urutan korektif 3-gelombang dijelaskan. Saat teori Elliott Wave menjadi jauh lebih rumit daripada kombinasi 5-3 ini, artikel ini hanya akan fokus pada dasar-dasarnya. RN Elliott Derajat Gelombang dalam Elliott Wave elliott wave degree Konvensi pelabelan yang ditunjukkan di atas adalah yang ditunjukkan dalam buku Elliott Wave. Dalam Elliott-speak, konvensi pelabelan ini digunakan untuk mengidentifikasi tingkat atau tingkat gelombang, yang mewakili ukuran tren yang mendasarinya. Angka Romawi huruf besar mewakili gelombang derajat besar, angka sederha...

Money Flow Index | Penggunaan dan Setting Indikator MFI

Apa itu Money Flow Index (MFI)? Money Flow Index (MFI) adalah osilator teknis yang menggunakan harga dan volume untuk mengidentifikasi kondisi jenuh beli atau jenuh jual dalam aset. Hal ini juga dapat digunakan untuk melihat divergensi yang memperingatkan perubahan tren harga. Osilator bergerak antara 0 dan 100. Tidak seperti osilator konvensional seperti Relative Strength Index (RSI) , Money Flow Index menggabungkan data harga dan volume, sebagai lawan dari harga yang adil. Untuk alasan ini, beberapa analis menyebut MFI sebagai "the volume-weighted RSI". Money Flow Index pada Indonesia Composite Kunci dalam Memahami Indikator MFI Indikator biasanya dihitung menggunakan 14 periode data. Pembacaan MFI di atas 80 dianggap overbought dan pembacaan MFI di bawah 20 dianggap oversold. Overbought dan oversold tidak selalu berarti harga akan berbalik, hanya saja harga mendekati tinggi atau rendah dari kisaran harga terbaru. Pembuat indeks, Gene Quong dan Avru...

Mengenal Indikator Saham OBV | On-Balance Volume

Apa itu On-Balance Volume (OBV)? On-balance volume (OBV) adalah indikator momentum perdagangan teknis yang menggunakan aliran volume untuk memprediksi perubahan harga saham. Joseph Granville pertama kali mengembangkan metrik OBV dalam buku 1963, "Granville's New Key to Stock Market Profits." Granville percaya bahwa volume adalah kekuatan utama di balik pasar dan dirancang OBV untuk diproyeksikan ketika gerakan besar di pasar akan terjadi berdasarkan perubahan volume. Dalam bukunya, ia menggambarkan prediksi yang dihasilkan oleh OBV sebagai "a spring being wound tightly." Dia percaya bahwa ketika volume meningkat tajam tanpa perubahan signifikan dalam harga saham, harga akhirnya akan melonjak ke atas atau jatuh ke bawah. indikator obv saham Intisari Penggunaan Indikator OBV On-balance volume (OBV) adalah indikator teknis momentum, menggunakan perubahan volume untuk membuat prediksi harga. OBV menunjukkan sentimen kerumunan yang dapat mempredi...