google-site-verification=zsLknblUv9MPpbGfVx9l3sfhCtAjcEQGFzXwTpBAmUo Perolehan Kontrak PT Wijaya Karya Bangunan Gedung Tbk (WEGE) Tahun 2018 Langsung ke konten utama

Perolehan Kontrak PT Wijaya Karya Bangunan Gedung Tbk (WEGE) Tahun 2018


Performa PT Wijaya Karya Bangunan Gedung Tbk (WEGE) dalam berburu proyek-proyek baru sangat bagus. Perusahaan konstruksi ini telah berhasil mengantongi kontrak anyar sebesar Rp 5,95 triliun selama periode Januari hingga akhir Juli 2018.

Capaian WEGE sepanjang tujuh bulan pertama itu setara 76% dari target tahunan mereka. Tahun ini, perseroan mematok target kontrak baru sebesar Rp 7,82 triliun. Sehingga di lima bulan berikutnya, Wika Gedung hanya tinggal mengejar Rp 1,9 triliun lagi agar target itu tercapai.

"Dengan begitu total order book (kontrak yang dihadapi) WEGE sampai Juli mencapai Rp 14,84 triliun," ungkap managemen WEGE dalam materi paparan publiknya, Kamis (23/8)

Sepanjang semester I-2018, WEGE hanya berhasil mendapatkan kontrak baru Rp 3,1 triliun. Capaian terbesar mereka pada Juli yang berhasil meraup kontrak Rp 2,8 triliun hanya dalam satu bulan itu saja.

Kontrak baru WEGE itu diperoleh dari proyek-proyek antara lain Pengembangan Bandara Palembang Rp 144,27 miliar, Transmart Mahapahit Semarang Rp 124,4 miliar, Transmart Pekalongan Rp 119,6 miliar, Life Guard & Rest Room di Kuta Mandalika Lombok Rp 17,2 miliar, Gedung Bio Farma Bandung Rp 146,8 miliar, Podomoro Golf View Fasicility Rp 182 miliar, Marketing galery Trans Icon Surabaya Rp 5,3 miliar, Pengembangan Pelabuhan Benoa Rp 70,85 miliar.

Kemudian, Transpark Cibubur Rp 933 miliar, Bandara Syamsudin Banjarmasin Rp 506,57 miliar, RSUD Cengkareng Rp 155,3 miliar, Gedung Dinas Pendidikan Pemprov DKI Jakarta Rp 178,69 miliar, Apartemen Cornel & Denver Rp 207,5 miliar, Apartemen Grandstand Surabaya Rp 141,09 miliar, Renovasi Cladding Kementerian BUMN Rp 41,7 miliar, dan Boarding House Kuningan Rp 81,5 miliar.

Lalu ada proyek Benhil Central jakarta Rp 1,42 triliun, Tamansari Emerland Surabaya Rp 541,5 miliar, Gedung Serbaguna WIKA Satrian Gadog Rp 8,78 miliar, Infrastruktur Assistent Cneter SDM Siber & Sandi Negara Rp 183,63 miliar, Rusun Banten DKI Jakarta Rp 137,63 miliar, Rehab Gedung Sekolah DKI Rp 503,42 miliar, Hotel Patra Jasa Cirebon Rp 21,81 miliar, Tamansari Tera Rp 4,2 miliar dan Wika Pracetak Gedung Rp 61,37 miliar.

Selain mengejar kontrak baru, WEGW juga akan gencar berinvestasi tahun ini. Dari Rp 667 miliar belanja modal yang dianggarkan pada 2018 sebesar Rp 383 miliar akan dialokasikan untuk berinvestasi di properti dan rumah sakit.

WEGE saat ini sedang membangun hotel di Bandung bertajuk The Braga Hotel. Pembangunan proyek ini bekerjasama dengan PT Sarinah sebagai pemilik lahan dengan Skema kerjasama Build, Operate, and Transfer (BOT) selama 25 tahun.

Nur Al Fata, Direktur WEGE mengatakan, hotel yang menelan investasi Rp 103 miliar akan beroperasi mulai 18 Agustus 2018. "Ini adalah hotel semi butik dengan kapasitas 112 kamar dan akan dioperasikan Artotel," katanya pada Kontan.co.id baru-baru ini.

Selain itu, WEGE juga akan membangun gedung perkantoran di Jakarta. Alfata mengatakan, pihaknya sudah ditunjuk Bank Mandiri sebagai pemenang konsesi pembangunan Gedung Bank Mantap Proklamasi. Pekantoran itu akan dibangun dengan luas area 16.500 meter persegi (m2) dan menelan investasi Rp 212 miliar. Proyek itu akan mulai groundbreaking pada 18 September 2018 mendatang dan ditargetkan akan rampung dibangun pada pertengahan tahun 2020.

Kemudian, WEGE juga sedang membidik konsesi RSUD Sidoarjo dengan skema Kerjasama antara Pemerintah dan Badan Usaha (KPBU) bareng dengan Pemerintah Daerah Sidoarjo. Proyek ini ditaksir menelan investasi Rp 316 miliar dan konsesi 10 tahun-15 tahun. "Penunjukan pemenang konsesi akan dilakukan akhir tahun,"ungkap Alfata.
http://investasi.kontan.co.id/news/hingga-juli-wika-gedung-wege-realisasikan-76-target-kontrak-baru-tahun-ini

Komentar

Saham Online di Facebook

Postingan populer dari blog ini

Cara Menggunakan Elliott Wave

Mengenal Elliott Wave Teori Elliott Wave dikembangkan oleh R.N. Elliott dan dipopulerkan oleh Robert Prechter . Teori ini menegaskan bahwa perilaku orang banyak surut dan mengalir dalam tren yang jelas. Berdasarkan pasang surut ini, Elliott mengidentifikasi struktur tertentu untuk pergerakan harga di pasar keuangan. Artikel ini adalah sebuah pengantar dasar untuk teori Elliott Wave. Suatu urutan dasar impuls 5-gelombang dan urutan korektif 3-gelombang dijelaskan. Saat teori Elliott Wave menjadi jauh lebih rumit daripada kombinasi 5-3 ini, artikel ini hanya akan fokus pada dasar-dasarnya. RN Elliott Derajat Gelombang dalam Elliott Wave elliott wave degree Konvensi pelabelan yang ditunjukkan di atas adalah yang ditunjukkan dalam buku Elliott Wave. Dalam Elliott-speak, konvensi pelabelan ini digunakan untuk mengidentifikasi tingkat atau tingkat gelombang, yang mewakili ukuran tren yang mendasarinya. Angka Romawi huruf besar mewakili gelombang derajat besar, angka sederha...

Mengenal Indikator Saham OBV | On-Balance Volume

Apa itu On-Balance Volume (OBV)? On-balance volume (OBV) adalah indikator momentum perdagangan teknis yang menggunakan aliran volume untuk memprediksi perubahan harga saham. Joseph Granville pertama kali mengembangkan metrik OBV dalam buku 1963, "Granville's New Key to Stock Market Profits." Granville percaya bahwa volume adalah kekuatan utama di balik pasar dan dirancang OBV untuk diproyeksikan ketika gerakan besar di pasar akan terjadi berdasarkan perubahan volume. Dalam bukunya, ia menggambarkan prediksi yang dihasilkan oleh OBV sebagai "a spring being wound tightly." Dia percaya bahwa ketika volume meningkat tajam tanpa perubahan signifikan dalam harga saham, harga akhirnya akan melonjak ke atas atau jatuh ke bawah. indikator obv saham Intisari Penggunaan Indikator OBV On-balance volume (OBV) adalah indikator teknis momentum, menggunakan perubahan volume untuk membuat prediksi harga. OBV menunjukkan sentimen kerumunan yang dapat mempredi...

Money Flow Index | Penggunaan dan Setting Indikator MFI

Apa itu Money Flow Index (MFI)? Money Flow Index (MFI) adalah osilator teknis yang menggunakan harga dan volume untuk mengidentifikasi kondisi jenuh beli atau jenuh jual dalam aset. Hal ini juga dapat digunakan untuk melihat divergensi yang memperingatkan perubahan tren harga. Osilator bergerak antara 0 dan 100. Tidak seperti osilator konvensional seperti Relative Strength Index (RSI) , Money Flow Index menggabungkan data harga dan volume, sebagai lawan dari harga yang adil. Untuk alasan ini, beberapa analis menyebut MFI sebagai "the volume-weighted RSI". Money Flow Index pada Indonesia Composite Kunci dalam Memahami Indikator MFI Indikator biasanya dihitung menggunakan 14 periode data. Pembacaan MFI di atas 80 dianggap overbought dan pembacaan MFI di bawah 20 dianggap oversold. Overbought dan oversold tidak selalu berarti harga akan berbalik, hanya saja harga mendekati tinggi atau rendah dari kisaran harga terbaru. Pembuat indeks, Gene Quong dan Avru...