google-site-verification=zsLknblUv9MPpbGfVx9l3sfhCtAjcEQGFzXwTpBAmUo Anda Perlu Tahu Ini Sebelum Mulai Bermain Saham Langsung ke konten utama

Anda Perlu Tahu Ini Sebelum Mulai Bermain Saham

Anda Perlu Tahu Ini Sebelum Mulai Bermain Saham – Dilihat dari potensinya, saham menjadi salah satu alternatif pengalokasian dana masa kini yang menguntungkan untuk Anda. Saham bisa menjadi pengalokasian dana yang sangat menguntungkan jika dilakukan dengan baik dan benar.

Bermain saham membuat Anda turut menjadi salah satu pemilik perusahaan emiten (penerbit saham). Dengan adanya porsi kepemilikan Anda di sana, artinya Anda berhak atas sekian persen nilai perusahaan. Jika performa emiten bagus, untung besar bisa masuk ke kantong.


Saya yakin banyak dari Anda sudah mulai menimbang untuk berpengalokasian dana di saham. Oleh karena itu, kali ini saya mengajak Anda untuk mengenali hal-hal mendasar tentang saham sebelum Anda memutuskan untuk memulainya.

JENIS-JENIS SAHAM



Hal pertama yang harus Anda ketahui adalah jenis dari saham itu sendiri. Dengan mengetahuinya, Anda bisa memilih jenis mana yang tepat untuk menghasilkan return yang sesuai dengan harapan dan tujuan pengalokasian dana Anda.


Secara teoritis, terdapat beberapa penggolongan jenis saham berdasar indikator tertentu. Namun, saya merasa kita sebaiknya mengenal jenis saham utama yang berlaku di Indonesia saja agar tidak mengaburkan pemahaman.

Jenis saham berdasarkan hak kepemilikan

1. Common Stock/Saham Biasa
Inilah jenis mayoritas di pasar bursa. Jika memilih saham jenis ini, Anda memiliki hak untuk ikut voting di RUPS dan dividen (pembagian keuntungan perusahaan) yang tidak mutlak.


Artinya, dividen baru akan Anda dapat jika keputusan RUPS (Rapat Umum Pemegang Saham) bersedia membagikan dividen tersebut (dengan besaran yang juga tidak menentu).

Dalam jenis saham ini, Anda juga memiliki hak klaim atas aset perusahaan jika terjadi likuidasi. Namun, hak klaim terbatas pada sisa terakhir aset perusahaan setelah dipotong pajak, upah karyawan, kreditur, dan pemegang saham preferen.

2. Preffered Stock/Saham Preferen
Kita bisa menyebutnya sebagai saham prioritas. Saham preferen terbilang cukup jarang di Indonesia, kalaupun ada biasanya diadakan oleh perusahaan besar seperti PT. Unilever Indonesia Tbk., Semen Indonesia, dan PT. Bank Rakyat Indonesia Tbk.


Jika membeli saham jenis ini, Anda berhak atas fixed dividen. Fixed dividen biasanya cukup aman karena dibayar secara regular dan pembayaran dividen nya diutamakan sebelum pembayaran saham biasa.

Saat perusahaan dilikuidasi, pemegang saham preferen berhak mendapatkan klaim aset lebih dulu dari pemegang saham biasa. Keunggulan lain saham ini, Anda bisa mengonversinya ke saham biasa serta bisa mengambil shares sewaktu-waktu.

Jenis saham berdasarkan kapitalisasi pasar

Kapitalisasi pasar dimaksudkan sebagai total nilai saham emiten yang beredar sesuai harga yang berlaku. Nah, berdasarkan nilai penguasaan pasar tersebut, saham terbagi atas 3 jenis berikut:

Saham papan atas (blue chip) : emiten bernilai lebih dari Rp 40 trilyun, fundamentalnya baik, kredibilitasnya tinggi, cakupan pasar luas, mapan, dan dibutuhkan orang banyak. Saham ini sifatnya stabil dan cocok untuk pengalokasian dana jangka panjang.
Saham lapis dua (second layer) : emiten bernilai Rp 1-40 trilyun, lebih fluktuatif, berada dalam tahap berkembang namun stabilitasnya sudah mendekati blue chip.
Saham lapis tiga (third layer) : emiten bernilai di bawah Rp 1 trilyun.
Dari ketiga jenis saham di atas, blue chip adalah satu-satunya saham yang layak untuk dicari untuk pasar pengalokasian dana saham di Indonesia.


Sebab, saham non blue chip memiliki risiko yang sangat tinggi dengan valuasi yang tidak menentu.

TINGKAT PENGEMBALIAN (RETURN) DAN RISIKO (RISK)

Hal berikutnya yang perlu Anda tahu adalah bentuk return dan risk saham. Poin ini penting agar Anda paham mengenai apa yang akan Anda dapat dan mungkin Anda korbankan saat berpengalokasian dana saham, serta bagaimana mengoptimalkannya.


Sebelumnya saya sudah katakan jika saham menjanjikan keuntungan besar. Untuk itu, Anda juga harus ingat bahwa keuntungan besar hanya akan didapat dengan risiko yang besar.

Sebagai gambaran, pada tahun 2013. Index Harga Saham Gabungan di Bursa Efek Indonesia mengalami fluktuasi yang lebar.

Pada akhir Juni 2013, IHSG tercatat naik 8,9% (400 poin). Sepekan ke depan, ternyata IHSG langsung merosot selama 3 hari berturut-turut hingga 5% (250 poin).


Fluktuasi ini masih merupakan imbas krisis global ekonomi, kenaikan harga minyak, dan aksi investor asing di Indonesia pada tahun tersebut.



Return dalam saham

Tingkat pengembalian dalam saham berasal dari 2 hal, yaitu:

Capital Gain : keuntungan atas penjualan saham. Capital gain Anda dapatkan jika menjual saham saat harganya di atas harga saat Anda membelinya dulu.
Dividen : keuntungan emiten yang dibagi kepada pemegang saham sesuai keputusan RUPS. Sebagaimana saya sudah paparkan dalam bagian – jenis saham, pembagian dividen bisa tetap dan bisa pula sesuai kondisi perusahaan.

Risiko dalam saham

Saham merupakan jenis pengalokasian dana yang sangat berisiko. Pada dasarnya, permainan saham memang penuh intrik.


Banyak kondisi yang tidak terduga, sehingga seringkali orang yang sudah memiliki jam terbang tinggi berpengalokasian dana saham pun malah mencatat hasil pengalokasian dana yang tidak terlalu banyak (banyak pula yang tak terhindar dari kerugian).

Dalam saham, Anda harus siap dengan risiko utama, berikut ini:

Capital Loss : selisih negatif nilai jual saham dengan nilai beli. Sederhananya, Anda menjual saham dengan harga lebih rendah dari harga belinya dulu.
Likuidasi : emiten bangkrut. Jika emiten bangkrut, Anda sebenarnya memiliki hak atas aset perusahaan sesuai porsi kepemilikan saham Anda.
Namun, jika emiten ternyata tidak memiliki aset yang tersisa (setelah melunasi hutang, pajak, dan pegawai), maka Anda harus merelakan saham saham Anda hangus tanpa mendapat pengembalian apapun.
Jika kita mengacu pada teori, ada 2 jenis risiko dalam saham; yaitu risiko sistematis dan tidak sistematis.

Risiko sistematis berasal dari pengaruh eksternal pasar secara makro, misalnya : perubahan kurs valas, suku bunga, dan kebijakan pemerintah.


Sementara itu, risiko tak sistematis berasal dari dalam industri (struktur modal, struktur aset, dan likuiditas). Risiko ini masih bisa Anda tekan dengan diversifikasi pos saham.

Bagaimana cara mengakali risiko?



Sekarang Anda sudah tahu jenis-jenis saham dan potensi keuntungan / risikonya. Tapi, masih ada informasi penting yang harus Anda ketahui sebelum akhirnya berpengalokasian dana saham.


Informasi satu ini bahkan bisa dikatakan sebagai yang paling penting karena berkaitan dengan bagaimana cara Anda sukses berpengalokasian dana saham.

Untuk bisa sukses bermain saham, Anda harus lihai mengakali risiko yang ada. Dengan mengakali risiko, Anda bisa memperkecil tingkat kerugian serta memperbesar tingkat keuntungan.


Dari banyak informasi yang ada, ternyata ada 4 cara utama yang diusung para ahli saham dalam mengakali risiko saham.

Cara pertama adalah diversifikasi portofolio. Cara ini sudah menjadi salah satu senjata pamungkas para ahli pengalokasian dana.

Diversifikasi artinya Anda membeli saham beberapa emiten dari industri, jenis saham, dan ukuran perusahaan yang berbeda.


Diversifikasi membuat Anda terhindar dari kerugian total. Sebab, Anda menanam saham pada perusahaan yang berbeda-beda.

Saat satu saham dari perusahaan merugi, Anda masih punya pos saham dari perusahaan lain yang tidak merugi, bahkan mungkin malah untung.

Sebab, kecil kemungkinan seluruh perusahaan dalam jenis yang berbeda akan mengalami kondisi sama dalam satu waktu.


Kedua, tanamkan dalam pola pikir Anda bahwa saham adalah pengalokasian dana jangka panjang. Dalam jangka panjang, saham memiliki potensi menguat.

Ketika saham menurun, sebaiknya Anda menunggu sambil memantau daripada langsung memutuskan untuk menjual rugi saham Anda (dalam jangka panjang, pasar biasanya semakin membaik).

Baca Juga: Cara Kerja Saham

Jangan Anda samakan saham dengan jual beli biasa, dimana Anda langsung borong saat harga turun, dan jual habis saat harga naik demi mendapat keuntungan besar. Kuncinya, pikirkan jangka panjangnya saat mengambil keputusan.

Meskipun orang kerap menyebutnya “main saham”, jangan artikan saham sebagai sebuah permainan hura-hura. Dalam pengalokasian dana ini, Anda harus memiliki pengetahuan, intuisi, dan keterampilan yang baik saat mengelola saham.


Tidak benar jika bakat dan kepekaan saja bisa membuat Anda sukses besar bermain saham. Semua tetap ada prediksi berdasarkan perhitungan dan analisis kondisinya.

Oleh karena itu, Anda harus sigap memantau saham dan segala yang berkaitan dengannya. Topik ekonomi dan bisnis harus menjadi makanan sehari-hari.

Jika perlu, Anda bisa memperdalam kesaktian berpengalokasian dana saham dengan mengikuti Sekolah Pasar Modal dari Bursa Efek Indonesia (BEI).


Selanjutnya, pastikan Anda melakukan analisis fundamental perusahaan saat hendak memilih emiten. Selidiki seluk beluk calon emiten Anda.

Bagaimana profil usahanya, laporan keuangannya, kredibilitasnya, prospek, hingga performanya di pasar modal. Sumber utama informasi ini bisa Anda akses di BEI dan dari berbagai media massa.


Saham dapat menjadi pengalokasian dana yang paling menguntungkan untuk Anda. Namun jangan lupa bahwa ada beberapa hal yang harus di perhatikan dalam menjalani pengalokasian dana ini.

Sebelum memulai pengalokasian dana apapun, pastikan anda telah mempelajari potensi resiko dan keuntungan yang bisa Anda raih, sehingga cocok dengan tujuan pengalokasian dana anda. Jangan lupa juga untuk belajar dari pengalaman orang-orang yang pernah melakukannya. Selamat berpengalokasian dana !

Sumber:
koinworks.com. diakses pada 13 Mei 2020. Anda Perlu Tahu Ini Sebelum Mulai Bermain Saham

Komentar

Saham Online di Facebook

Postingan populer dari blog ini

Money Flow Index | Penggunaan dan Setting Indikator MFI

Apa itu Money Flow Index (MFI)? Money Flow Index (MFI) adalah osilator teknis yang menggunakan harga dan volume untuk mengidentifikasi kondisi jenuh beli atau jenuh jual dalam aset. Hal ini juga dapat digunakan untuk melihat divergensi yang memperingatkan perubahan tren harga. Osilator bergerak antara 0 dan 100. Tidak seperti osilator konvensional seperti Relative Strength Index (RSI) , Money Flow Index menggabungkan data harga dan volume, sebagai lawan dari harga yang adil. Untuk alasan ini, beberapa analis menyebut MFI sebagai "the volume-weighted RSI". Money Flow Index pada Indonesia Composite Kunci dalam Memahami Indikator MFI Indikator biasanya dihitung menggunakan 14 periode data. Pembacaan MFI di atas 80 dianggap overbought dan pembacaan MFI di bawah 20 dianggap oversold. Overbought dan oversold tidak selalu berarti harga akan berbalik, hanya saja harga mendekati tinggi atau rendah dari kisaran harga terbaru. Pembuat indeks, Gene Quong dan Avru...

Cara Menggunakan Elliott Wave

Mengenal Elliott Wave Teori Elliott Wave dikembangkan oleh R.N. Elliott dan dipopulerkan oleh Robert Prechter . Teori ini menegaskan bahwa perilaku orang banyak surut dan mengalir dalam tren yang jelas. Berdasarkan pasang surut ini, Elliott mengidentifikasi struktur tertentu untuk pergerakan harga di pasar keuangan. Artikel ini adalah sebuah pengantar dasar untuk teori Elliott Wave. Suatu urutan dasar impuls 5-gelombang dan urutan korektif 3-gelombang dijelaskan. Saat teori Elliott Wave menjadi jauh lebih rumit daripada kombinasi 5-3 ini, artikel ini hanya akan fokus pada dasar-dasarnya. RN Elliott Derajat Gelombang dalam Elliott Wave elliott wave degree Konvensi pelabelan yang ditunjukkan di atas adalah yang ditunjukkan dalam buku Elliott Wave. Dalam Elliott-speak, konvensi pelabelan ini digunakan untuk mengidentifikasi tingkat atau tingkat gelombang, yang mewakili ukuran tren yang mendasarinya. Angka Romawi huruf besar mewakili gelombang derajat besar, angka sederha...

Mengenal Indikator Saham OBV | On-Balance Volume

Apa itu On-Balance Volume (OBV)? On-balance volume (OBV) adalah indikator momentum perdagangan teknis yang menggunakan aliran volume untuk memprediksi perubahan harga saham. Joseph Granville pertama kali mengembangkan metrik OBV dalam buku 1963, "Granville's New Key to Stock Market Profits." Granville percaya bahwa volume adalah kekuatan utama di balik pasar dan dirancang OBV untuk diproyeksikan ketika gerakan besar di pasar akan terjadi berdasarkan perubahan volume. Dalam bukunya, ia menggambarkan prediksi yang dihasilkan oleh OBV sebagai "a spring being wound tightly." Dia percaya bahwa ketika volume meningkat tajam tanpa perubahan signifikan dalam harga saham, harga akhirnya akan melonjak ke atas atau jatuh ke bawah. indikator obv saham Intisari Penggunaan Indikator OBV On-balance volume (OBV) adalah indikator teknis momentum, menggunakan perubahan volume untuk membuat prediksi harga. OBV menunjukkan sentimen kerumunan yang dapat mempredi...