google-site-verification=zsLknblUv9MPpbGfVx9l3sfhCtAjcEQGFzXwTpBAmUo Cara Menyusun Portofolio Saat Market Down Langsung ke konten utama

Cara Menyusun Portofolio Saat Market Down

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Cash is the king tampaknya bakal jadi kata yang paling mujarab beberapa waktu ke depan. Bagaimana tidak, hampir seluruh aset investasi mengalami penurunan cukup dalam, termasuk emas yang selama ini digadang-gadang sebagai aset lindung nilai terbaik atau safe haven. 

Associate Director Fixed Income Anugerah Sekuritas Indonesia Ramdhan Ario Maruto mengatakan, cash is the king memang paling cocok untuk beberapa waktu ke depan. Tak perlu pandang bulu, baik investor agresif maupun konservatif semua perlu meningkatkan porsi cash-nya atau aset likuid ke depan, karena kondisi global semakin tidak pasti termasuk nasib perekonomian. 

"Porsi dana darurat 3-6 kali dari pendapatan setiap bulan masih bisa dipertahankan, hanya saja bentuknya saat ini perlu lebih likuid, bisa berupa cash atau tunai, juga deposito. Pokoknya harus likuid," jelas Ramdhan kepada Kontan.co.id, Kamis (19/3). 

Mengacu pada meluasnya sebaran virus corona saat ini, kondisi ekonomi global diterpa ketidakpastian super tinggi. Alhasil, kondisi ini berdampak pada ritme pasar keuangan Tanah Air yang kompak bergerak merah, seperti Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) yang ambrol lebih dari 30% secara year to date (ytd), nilai tukar rupiah yang semakin dekat level psikologis Rp 16.000 per dollar AS, dan yield Surat Utang Negara (SUN) 10 tahun yang semakin mengganas ke level 8%.

Bahkan, upaya Bank Indonesia (BI) yang kembali memangkas suku bunga acuannya ke level 4,5% hari ini (19/3) dinilai Ramdhan tak cukup kuat memberikan stimulus di pasar keuangan Tanah Air. Hal tersebut karena tingginya tekanan di pasar keuangan saat ini, di mana pelaku pasar sebagian besar melakukan aksi panic selling. 

"Kita sadar kalau kondisi ini sifatnya hanya sementara, tapi sementara sampai kapan? Tidak ada yang tahu. Untuk itu, kebijakan ekonomi moneter perlu terus digelontorkan, dengan harapan dapat membuat pasar lebih tenang," ujarnya. 

Jika melihat waktu dan momentumnya, Ramdhan mengaku sekarang waktu yang tepat untuk melakukan aksi beli, baik itu saham maupun obligasi. Namun siapa yang berani jajan di saat seperti ini? sebagian besar pelaku pasar justru berbondong-bondong memilih cash karena kondisi obligasi pun saat ini tidak likuid dengan valuasi yang cenderung semu, sedangkan saham masih belum tahu akan turun sejauh mana. 

Untuk itu, Ramdhan merekomendasikan bagi investor dengan profil agresif untuk meningkatkan porsi portofolio cashnya hingga 30%, di mana 40% masih diperkenankan untuk masuk ke saham secara bertahap, dan sisanya sekitar 30% bisa ditempatkan di emas dan obligasi retail untuk diversifikasi. 

Sedangkan untuk investor konservatif dianjurkan menaikkan porsi cash atau depositonya hingga 60%, dengan 20% ditempatkan pada saham khususnya yang memiliki fundamental ciamik seperti bluechips, dan sisanya 20% bisa ditempatkan pada emas dan retail. 

"Cash is the king, bagi yang punya dolar AS juga bisa lihat timing yang tepat untuk lepas. Obligasi juga bisa dilirik, prediksinya untuk yield SUN tenor 10 tahun akan ada di kisaran 8,3% hingga 8,5% hingga awal April nanti," tandasnya.

Komentar

Saham Online di Facebook

Postingan populer dari blog ini

Money Flow Index | Penggunaan dan Setting Indikator MFI

Apa itu Money Flow Index (MFI)? Money Flow Index (MFI) adalah osilator teknis yang menggunakan harga dan volume untuk mengidentifikasi kondisi jenuh beli atau jenuh jual dalam aset. Hal ini juga dapat digunakan untuk melihat divergensi yang memperingatkan perubahan tren harga. Osilator bergerak antara 0 dan 100. Tidak seperti osilator konvensional seperti Relative Strength Index (RSI) , Money Flow Index menggabungkan data harga dan volume, sebagai lawan dari harga yang adil. Untuk alasan ini, beberapa analis menyebut MFI sebagai "the volume-weighted RSI". Money Flow Index pada Indonesia Composite Kunci dalam Memahami Indikator MFI Indikator biasanya dihitung menggunakan 14 periode data. Pembacaan MFI di atas 80 dianggap overbought dan pembacaan MFI di bawah 20 dianggap oversold. Overbought dan oversold tidak selalu berarti harga akan berbalik, hanya saja harga mendekati tinggi atau rendah dari kisaran harga terbaru. Pembuat indeks, Gene Quong dan Avru...

Mengenal Indikator ADX | Indikator Kekuatan Trend

Perdagangan pada arah tren yang kuat mengurangi risiko dan meningkatkan potensi keuntungan. Average Directional Index (ADX) digunakan untuk menentukan kapan harga sedang tren kuat. Dalam banyak kasus, ini adalah indikator tren utama. Bagaimanapun, tren adalah mungkin teman Anda, tentu menyenangkan untuk mengetahui siapa teman Anda. Pada artikel ini, kita akan membahas tentang ADX sebagai indikator kekuatan tren. Memahami Indikator ADX ADX digunakan untuk mengukur kekuatan tren. Perhitungan ADX didasarkan pada Moving Average dari ekspansi kisaran harga selama periode waktu tertentu. Pengaturan standarnya adalah 14 bar, meskipun periode waktu lain dapat digunakan. ADX dapat digunakan pada kendaraan perdagangan apa saja seperti saham, reksadana, dana yang diperdagangkan di bursa dan futures. ADX diplot sebagai garis tunggal dengan nilai-nilai mulai dari yang rendah dari nol sampai yang tinggi dari 100. ADX adalah non-directional; itu mencatat kekuatan tren apakah harga sedang t...

Cara Membaca Indikator Stochastic Oscillator dengan 3 Metode

Keberadaan stochastic telah sedikit disinggung sebagai indikator oscillator yang mampu menunjukkan kondisi jenuh harga. Dulunya, banyak trader mengetahui cara membaca indikator Stochastic hanya untuk penerapan praktis. Namun sebenarnya, Stochastic terdiri dari berbagai macam komponen dan memiliki lebih dari satu manfaat. Untuk mengungkapnya, kita akan mempelajari 3 cara membaca indikator Stochastic berikut. Baca juga: Memahami arti LOT dalam Investasi Saham 1. Cara Membaca Indikator Stochastic Sebagai Penanda Overbought Oversold Cara membaca indikator Stochastic menurut fungsi ini adalah yang paling mudah. Pada dasarnya, indikator ciptaan George Lane ini memiliki dua level ekstrim, yakni 80 dan 20. Masing-masing level tersebut berperan sebagai batas overbought dan oversold. Indikator Stochastic menunjukkan kondisi overbought ketika grafik berada di atas level 80. Sementara itu, cara membaca indikator Stochastic untuk mengenali oversold adalah dengan memperhatikan grafik yang sudah turu...