google-site-verification=zsLknblUv9MPpbGfVx9l3sfhCtAjcEQGFzXwTpBAmUo Saham Online Indonesia Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari Agustus 27, 2017

Berita Saham COWL | 27 Agustus 2017

PT Cowell Development Tbk (COWL) mendapatkan dividen sebesar Rp 34,99 miliar. Perusahaan real estate ini menerima pendapatan dividen luar biasa dari PT Plaza Adika Lestari yang berkedudukan di Jakarta Pusat. Dalam keterbukaan informasi BEI, PT Plaza Adika Lestari merupakan anak usaha COW dengan kepemilikan saham sebesar 99,98% di PT Plaza Adika Lestari. Perolehan dividen ini, secara tidak langsung juga meningkatkan dana yang digunakan COWL. Khususnya untuk kegiatan operasional perusahaan itu. "Dividen tersebut akan dibagikan secara bertahap sejak Agustus 2017 hingga Desember 2017," terang Edhi Sutanto Presiden Direktur COWL dalam keterbukaan informasi. KONTAN

Berita Saham DILD | 27 Agustus 2017

PT Intiland Development Tbk (DILD) membentuk usaha patungan melalui penandatanganan  Share Holders Agreement (SHA). Perjanjian tersebut disepakati pada 23 Agustus 2017. Perusahaan yang terlibat dalam perjanjian tersebut yakni antara DILD, PT Galang Gema Pradana (Galang), PT Raharja Mitra Familia (RMF) dan Reco Promenade Private Limited (Reco). Sebagai catatan, RMF merupakan anak perusahaan Intiland. Pembentukan SHA tersebut untuk mengembangkan proyek Fifty Seven Promenade di Jalan Teluk Betung di Kebon Melati, Jakarta Pusat. "Secara umum SHA ini akan memberikan dampak positif bagi perusahaan, baik dari sisi keuangan, pengembangan proyek dan reputasi," terang Direktur DILD Ricky Holil dalam keterbukaan informasi BEI. Nantinya, RMF akan menerbitkan saham baru dari portepel kepada Reco sebesar 85.020 saham atau sejumlah sekitar Rp 230 miliar. Sebesar Rp 85 miliar akan dihitung sebagai setoran modal dan sisanya akan dihitung sebagai agio saham. Sehingga setelah penyetoran mo

Analisa Efek Penurunan Suku Bunga Acuan Bank Indonesia | 27 Agustus 2017

Penurunan  suku bunga acuan Bank Indonesia pekan lalu memberikan  outlook cerah pada sektor perbankan. Suku bunga yang mengecil akan mendorong masyarakat meminjam di bank. Meski demikian, kompetisi suku bunga simpanan dapat terjadi antar bank. Pekan lalu, BI memutuskan untuk menurunkan suku bunga 7 Days Repo Rate (7-DRRR) sebesar 25 basis poin (bps) menjadi 4,50% dari sebelumnya 4,75%. Imbas dari pelonggaran moneter ini adalah kemungkinan penyaluran kredit meningkat, sehingga konsumsi masyarakat dapat bertumbuh. Alhasil roda perputaran ekonomi dapat bergerak lebih lancar dan memperbaiki pertumbuhan nasional. Kepala Riset Koneksi Kapital Alfred Nainggolan menilai, ke depan akan terjadi dua hal utama, yakni kenaikan volume kredit perbankan yang akan mendorong pendapatan bank, serta respons kilat dari sejumlah bank untuk menurunkan suku bunga simpanan giro dan deposito. "Secara historis, ketika suku bunga BI rate turun, maka yang pertama diturunkan adalah simpanan giro dan tabunga

Analisa Saham BBCA , BBNI, BNLI dan BBRI | 27 Agustus 2017

Penurunan suku bunga Bank Indonesia memberikan angin segar pada saham-saham sektoral bank. Berikut beberapa saham pilihan analis untuk sektoral bank. 1. PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) Pada paruh pertama 2017, BBCA mencatat pendapatan meningkat 5,91% jadi Rp 26,26 triliun dari periode sebelumnya Rp 24,79 triliun. Laba bersih tercatat naik 10,01% menjadi Rp 10,53 triliun. Kepala Riset Mirae Aset Sekuritas Indonesia Taye Shim menilai, BBCA sebagai salah satu bank dengan tingkat deposito besar,  memiliki potensi sebagai salah satu kunci penggerak sektoral perbankan. "BBCA adalah salah satu saham  top picks  kami," ujarnya. Taye menyarankan beli dengan target harga di Rp 20.300 2. PT Bank Permata Tbk (BNLI) Pendapatan pada semester I-2017 merosot Rp 5,83 triliun dibanding kinerja sebelumnya yang mencatat di Rp 7,43 triliun. Pasalnya, emiten ini sempat mengalami kenaikan kredit macet. Andy Ferdinand Head of Equity Research Samuel Sekuritas mengatakan, manajemen BNLI telah

Berita Saham CLEO | 27 Agustus 2017

Memasuki musim kemarau, produsen air minum dalam kemasan alias AMDK, PT Sariguna Primatirta Tbk (CLEO) yakin bisa menggenjot penjualan. Sebelumnya, pada momen puasa dan Lebaran lalu, bisnis AMDK lesu. Target penjualan Asosiasi Pengusaha Air Minum dalam Kemasan (Aspadin) tak tercapai. Aspadin mencatat kenaikan penjualan pada puasa dan Lebaran hanya berkisar 6%-7%. Padahal, sebelumnya asosiasi ini menargetkan peningkatan penjualan AMDK sebesar 30%. CLEO mengakui hal itu. "Semua produk air minum pasti menurun penjualannya kalau pas bulan puasa dan tidak ada hubungannya dengan Lebaran," ujar Direktur Keuangan CLEO Lukas Setio Wongso, Minggu (27/8). Meski demikian, Lukas meyakini penjualan air minum dalam kemasan akan segera membaik. Hal ini seiring dengan cuaca yang mulai panas jelang puncak musim kemarau nanti. Meski dapat memanfaatkan momentum, CLEO tetap memasang strategi untuk mengenjot penjualan. Salah satunya, dengan tetap memaksimalkan dan memperbanyak saluran distribu

Saham Online di Facebook