google-site-verification=zsLknblUv9MPpbGfVx9l3sfhCtAjcEQGFzXwTpBAmUo Saham Online Indonesia Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari Agustus 12, 2017

Analisa Saham BUMI | 12 Agustus 2017

KONTAN.CO.ID - Saham PT Bumi Resources Tbk (BUMI) benar-benar membumi di bumi Indonesia. Setelah rights issue, 49,78 miliar saham atau setara 76% dari saham yang beredar dipegang oleh pemodal lokal. Sementara, pemodal asing hanya menggenggam 15,59 miliar atau setara 24%. Itu posisi per Juli. Bandingkan dengan posisi Juni. Pemodal lokal memegang 21 miliar saham atau setara 57%. Artinya, ada kenaikan sekitar 137% saham yang dipegang pemodal lokal. Lalu, komposisi pemegang saham asing. Jumlahnya justru hanya 15,62 miliar saham, atau setara 43%. Kepemilikan Credit Suisse di saham BUMI juga berkurang. Ini akibat efek dilusi pasca rights issue yang dilakukan BUMI. Per 31 Juli lalu, Credit Suisse hanya memiliki 12,97% saham BUMI dari sebelumnya sebesar 23,14%. Dilusi ini juga terjadi pada PT Damar Reka Energi yang sebelumnya memiliki 6,28% saham BUMI. Kini kepemilikan saham perusahaan tersebut turun menjadi dibawah 5% setelah anak usaha Grup Bakrie ini mengadakan hak memesan efek terlebih

Analisa Saham ANTM | 12 Agustus 2017

JAKARTA. Harga nikel diprediksi akan terus meningkat. Hal ini menjadi sentimen positif bagi emiten yang menjajakan produk nikel. PT Aneka Tambang Tbk (ANTM) menjadi salah satu emiten yang bisa merayakan berkah tersebut. Pada kuartal 1-2017, ANTM membukukan penjualan sebesar Rp 1,65 triliun. Sedangkan laba bersih ANTM pada kuartal 1-2017 sebesar Rp 6,63 miliar. Dibandingkan dengan kuartal 1-2016, ANTM membukukan penjualan sebesar Rp 1,98 triliun dan laba bersih Rp 5,29 miliar. Muhammad Nafan Aji analis Binaartha Parama Sekuritas menyatakan pada 2017, pendapatan ANTM diperkirakan tumbuh 12% menjadi Rp 10,2 triliun. Sementara laba bersih ANTM akan tumbuh 327% menjadi Rp 278 miliar. "Sejak semester I-2017, produksi feronikel ANTM naik sebesar 12% menjadi 9.327 ton. Selain itu, ANTM juga tetap meningkatkan kapasitas produksi emas karena meningkatnya permintaan emas dunia dari negara-negara di kawasan Asia dan Afrika," terang Nafan kepada KONTAN, Jumat (11/8)/ Saat ini, ANTM me

Analisa Saham BKSL | 12 Agustus 2017

Sentul City, atau yang selanjutnya akan disebut sebagai BKSL dalam ulasan ini, baru-baru ini dikabarkan menjalin kerjasama Penyelenggaraan Penyediaan Infrastruktur dan Layanan Telekomunikasi dan Multimedia berbasis  Fiber Optic  di Area Sentul City, Bogor dengan  konsorsium PT Akses Prima Indonesia (API) – PT Telkom Indonesia Tbk. Fiber optic , jika Anda menggali jalanan di depan rumah Anda maka kemungkinan besar Anda akan menemukan kabel, dan jika dibelah kabelnya akan berbentuk seperti ini. Dengan adanya kabar tentang kerjasama dengan konsorsium PT Akses Prima Indonesia (API) – PT Telkom Indonesia Tbk. ini, maka kami melihat BKSL menjadi semakin menarik untuk  investasi .  Dalam jangka pendek  fiber optic  ini belum membawa hasil apa-apa, bahkan mungkin akan menambahkan  expense  dalam laporan keuangan BKSL nanti. Namun ketika penjualan rumah di BKSL sudah lancar maka dengan konsep  smart city ,  income  BKSL pun diprediksi akan semakin membaik dalam jangka panjang. Baik, setelah

Analisa Saham DOID | 12 Agustus 2017

DOID merupakan perusahaan penghasil batubara. Baru-baru ini, melalui anak usahanya PT Buma Makmur (BUMA), mendapatkan kontrak jasa pertambangan dari anak usaha Petro Energy yakni PT Pada Idi. BUMA diharapkan mulai berproduksi pada lokasi tambang Pada Idi yang terletak di Kabupaten Barito Utama, Kalimantan Tengah, pada kuartal IV 2017. Kontrak jangka panjang ini diharapkan dapat memberikan kontribusi lebih dari 200 juta bcm. Selain itu untuk volume pengelupasan lapisan tanah dan lebih dari 15 juta ton batubara, senilai lebih dari Rp5 triliun atau setara dengan USD385 juta, sepanjang jangka waktu kontrak. Kontrak ini merupakan peluang bagi perseroan dan BUMA untuk membangun hubungan jangka panjang yang  solid dengan pemain batubara baru yang memiliki aset batubara berkualitas baik dan diminati pasar. Perseroan melihat adanya peluang jangka panjang melalui hubungan strategis dengan Petro Energy. Sejauh ini kita sudah melihat sama-sama bahwa DOID  semakin berprospek . Sekarang kita in

Analisa Saham PPRO | 12 Agustus 2017

PPRO adalah anak perusahaan PT PP (PTPP). Bisnis utamanya adalah pembangunan properti perumahan dan gedung. PPRO sempat menjadi favorit trader saham terutama semenjak munculnya berita kerjasama dengan Sentul City (BKSL) dalam pembangunan apartemen Verdura yang dikabarkan berlokasi persis di samping AEON Mall Sentul yang sedang dibangun. Sejak melakukan  stock split , PPRO sudah tidak lagi seindah persepsi orang-orang, harganya malah cenderung menurun sampai menembus Rp300,- per lembar. Harga ini sudah mendekati harga PPRO waktu dulu belum menjadi di atas Rp1.000,- per lembar! Dengan demikian, kami mencoba menganalisa saham PPRO secara teknikal. Kami mendapati bahwa PPRO dalam jangka panjang masih  downtrend . Namun beberapa hari yang lalu terlihat ada upaya menembus  resistance  di 224. Ini menjadi menarik,  ketika saham mencoba   break resistance  maka akan ada upaya lanjutan sampai berhasil   break  dan berbalik arah . Saat ini PPRO terlihat sedang mempertahankan  support

Analisa Saham WTON | 12 Agustus 2017

WTON merupakan anak perusahaan Wijaya Karya Tbk. (WIKA) yang bidang bisnisnya adalah konstruksi dan infrastruktur. Di samping itu, selaku anak usaha tentu saja WTON meng- cover  keperluan proyek yang dijalankan oleh WIKA. WTON tengah mengincar pencapaian kontrak hingga Rp 7 triliun sampai akhir tahun ini. Hal ini berkaca dari pencapaian kontrak dari perusahaan pelat merah ini yang sudah mencapai Rp 3,5 triliun per Juni 2017, atau sudah mengantongi 40% dari target. Bila target tersebut lancar, maka Wika Beton berharap bisa meraup pendapatan sampai Rp 5,4 triliun. Beberapa proyek yang tengah anak usaha Wijaka Karya itu tengah garap adalah proyek MRT Jakarta, proyek jalan tol Balikpapan – Samarinda, jalan layang non-tol Tendean-Ciledug paket Kebayoran Lama-Seskoal, pembangkit listrik di Jakarta, Jawa Tengah, dan Sumatera Utara. Serta, proyek jalan tol Bogor Outer Ring Road (BORR) yang masuk seksi III. Sekarang kami akan menganalisa WTON secara teknikal. Kami mendapat hal yang menarik

Analisa Saham Sektor Properti | 12 Agustus 2017

Setelah sempat menguat sampai menembus level 500, sektor PROPERTY kembali diturunkan pada perdagangan Jumat, 11 Agustus 2017 kemarin namun masih mempertahankan level 500. Seituasi global sedang memanas dengan perseteruan antara US dan Korea Utara, hasilnya indeks pasar modal hampir sedunia melemah tanpa mengecualikan IHSG. Kami mencoba menganalisa sektor PROPERTY yang sudah berada di area  support,  mencoba mencari tahu apakah tren penguatan ini akan berlanjut atau tidak. Pengamatan kami membawakan kesimpulan bahwa penguatan sektor PROPERTY masih lemah dikarenakan saham-saham yang menguatkan sektor ini masih dari kalangan saham-saham  2nd liner seperti ASRI, CTRA, BKSL, APLN, SMRA, dan BSDE. Sedangkan sektor PROPERTY sendiri mencakup saham perusahaan konstruksi seperti ADHI, WIKA, dan WSKT sehingga karena saham perusahaan konstruksi masih belum menguat maka kenaikan sektor ini pun terlihat kecil atau  minor bullish . Kami mencoba menganalisa sektor ini secara teknikal. Hasilnya di

Saham Online di Facebook