google-site-verification=zsLknblUv9MPpbGfVx9l3sfhCtAjcEQGFzXwTpBAmUo Analisa Penutupan Pasar Saham Indonesia | 19 Desember 2017 Langsung ke konten utama

Analisa Penutupan Pasar Saham Indonesia | 19 Desember 2017

Analisa Penutupan Pasar Saham Indonesia

Market Review 19 December 2017
(Investment Information Team,  Mirae Asset Sekuritas Indonesia)

IHSG kembali ditutup menguat 33 poin (+0.54%) ke level 6,167.666 pada perdagangan hari ini, merupakan penguatan selama enam hari berturut-turut. Tercatat 169 saham menguat dan 173 saham melemah. Sektor-sektor ditutup variatif dipimpin penguatan sektor mining (+1.96%) dan pelemahan sektor infrastructure (-0.71%) hari ini. Investor asing mencatatkan transaksi net buy sejumlah Rp156 miliar di seluruh Pasar di akhir perdagangan. US Dollar melemah 7 poin (-0.05%) terhadap Rupiah, sehingga Rupiah menguat ke level Rp13,574 terhadap US Dollar pada penutupan perdagangan hari ini.

Advance Stocks:

- CAMP: Pada perdagangan perdananya hari ini, harga saham CAMP ditutup menguat Rp164 (+49.69%) ke level Rp494. CAMP mencatatkan perdagangan saham perdananya di Bursa Efek Indonesia (BEI). Perseroan menawarkan 885 juta saham dengan harga Rp330 per lembar dengan dana yang diraih mencapai Rp292.050.000.000 dan akan digunakan sebesar Rp260 miliar untuk melunasi utang kepada Swiss Life Pte Ltd dan sisanya untuk modal kerja.

- AISA: Harga saham AISA ditutup menguat Rp14 (+2.91%) ke level Rp494 hari ini. AISA berencana menghentikan lini bisnis produksi beras. Alhasil, perseroan bakal fokus mengembangkan bisnis makan kemasan. Perseroan memandang bisnis beras sudah tak lagi memberikan keuntungan kepada perusahaan. Tak jelas apa yang menjadi penyebabnya, namun bisnis beras TPS Food tahun ini mengalami beberapa kali hantaman sehingga manajemen memutuskan untuk mengembangkan penjualan di produk makanan kemasan.

- GIAA: Di akhir perdagangan hari ini, harga saham GIAA ditutup menguat Rp6 (+1.98%) ke level Rp308. GIAA menargetkan dapat memperoleh keuntungan pada tahun depan didukung oleh berbagai pendapatan tambahan, salah satunya bisnis kargo yang diprediksi dapat tumbuh 15 persen. Keuntungan ini juga bisa didorong oleh laba yang diperoleh oleh beberapa anak usahanya, misalnya saja PT Garuda Maintenance Facility Aero Asia Tbk (GMFI).

- BRMS: Menguat untuk hari kedua, harga saham BRMS menguat Rp3 (+4.47%) ke level Rp70 pada penutupan perdagangan hari ini. BRMS menyatakan bahwa pihaknya membutuhkan dana sebesar US$424 juta atau setara dengan Rp5,72 triliun (Rp13.500 per USD). Dana ini nantinya akan digunakan untuk membiayai dua tambang baru di Sumatera Utara dan Palu. Guna memuluskan rencana perseroan tersebut, perseroan tengah memproses perijinan analisis dampak lingkungan (amdal) untuk tambang tembaga dan emas di Gorontalo

Decline Stocks:

- UNSP: Harga saham UNSP ditutup melemah Rp1 (-0.58%) ke level Rp169 hari ini.UNSP mencatat rugi neto yang dapat didistribusikan kepada pemilik entitas induk sebesar Rp704,93 miliar hingga periode 30 September 2017 naik dari rugi Rp328,71 miliar di periode sama tahun sebelumnya. Penjualan neto dari operasi yang dilanjutkan tercatat turun dari Rp1,16 triliun menjadi Rp1,14 triliun.

- PNBS: Di akhir perdagangan hari ini, harga saham PNBS ditutup melemah Rp1 (-1.56%) ke level Rp63. PNBS memastikan melakukan rights issue pada tahun depan. Dana yang ditargetkan dari penerbitan saham baru ini sebesar Rp 750 miliar. Jumlah saham yang akan dikeluarkan dalam rights issue ini 7,5 miliar saham atau dengan harga pelaksanaan Rp 100 per saham.

- TBLA: Pada penutupan perdagangan hari ini, harga saham TBLA ditutup melemah Rp40 (-3.07%) ke level Rp1.260. TBLA akan membagikan dividen interim tunai tahun buku 2017 kepada para pemegang sahamnya sebesar Rp30 per lembar. Cum dan ex dividen di pasar reguler/negosiasi pada 22 dan 27 Desember 2017 dan di pasar tunai 29 Desember 2017 dan 2 Januari 2018 dengan DPS hingga 29 Desember 2017

Komentar

Saham Online di Facebook

Postingan populer dari blog ini

Money Flow Index | Penggunaan dan Setting Indikator MFI

Apa itu Money Flow Index (MFI)? Money Flow Index (MFI) adalah osilator teknis yang menggunakan harga dan volume untuk mengidentifikasi kondisi jenuh beli atau jenuh jual dalam aset. Hal ini juga dapat digunakan untuk melihat divergensi yang memperingatkan perubahan tren harga. Osilator bergerak antara 0 dan 100. Tidak seperti osilator konvensional seperti Relative Strength Index (RSI) , Money Flow Index menggabungkan data harga dan volume, sebagai lawan dari harga yang adil. Untuk alasan ini, beberapa analis menyebut MFI sebagai "the volume-weighted RSI". Money Flow Index pada Indonesia Composite Kunci dalam Memahami Indikator MFI Indikator biasanya dihitung menggunakan 14 periode data. Pembacaan MFI di atas 80 dianggap overbought dan pembacaan MFI di bawah 20 dianggap oversold. Overbought dan oversold tidak selalu berarti harga akan berbalik, hanya saja harga mendekati tinggi atau rendah dari kisaran harga terbaru. Pembuat indeks, Gene Quong dan Avru...

Mengenal Indikator ADX | Indikator Kekuatan Trend

Perdagangan pada arah tren yang kuat mengurangi risiko dan meningkatkan potensi keuntungan. Average Directional Index (ADX) digunakan untuk menentukan kapan harga sedang tren kuat. Dalam banyak kasus, ini adalah indikator tren utama. Bagaimanapun, tren adalah mungkin teman Anda, tentu menyenangkan untuk mengetahui siapa teman Anda. Pada artikel ini, kita akan membahas tentang ADX sebagai indikator kekuatan tren. Memahami Indikator ADX ADX digunakan untuk mengukur kekuatan tren. Perhitungan ADX didasarkan pada Moving Average dari ekspansi kisaran harga selama periode waktu tertentu. Pengaturan standarnya adalah 14 bar, meskipun periode waktu lain dapat digunakan. ADX dapat digunakan pada kendaraan perdagangan apa saja seperti saham, reksadana, dana yang diperdagangkan di bursa dan futures. ADX diplot sebagai garis tunggal dengan nilai-nilai mulai dari yang rendah dari nol sampai yang tinggi dari 100. ADX adalah non-directional; itu mencatat kekuatan tren apakah harga sedang t...

PT Visi Telekomunikasi Infrastruktur Tbk (GOLD) Catat Pendapatan Rp35,64 Miliar Hingga September 2022

PT Visi Telekomunikasi Infrastruktur Tbk (GOLD) mencatat pendapatan Rp35,64 miliar hingga periode 30 September 2022 naik dari pendapatan Rp32,97 miliar di periode yang sama tahun sebelumnya. Laporan keuangan perseroan Rabu menyebutkan, beban pokok pendapatan naik menjadi Rp13,29 miliar dari Rp11,91 miliar dan laba kotor naik menjadi Rp22,34 miliar dari laba kotor Rp21,06 miliar tahun sebelumnya. Beban usaha naik menjadi Rp7,58 miliar dari Rp6,90 miliar membuat laba operasi naik tipis menjadi Rp14,76 miliar dari laba operasi Rp14,16 miliar tahun sebelumnya. Laba sebelum pajak menjadi Rp13,93 miliar naik dari laba sebelum pajak Rp13,17 miliar dan laba bersih yang diatribusikan ke pemilik entitas induk mencapai Rp13,14 miliar naik dari laba bersih Rp12,24 miliar tahun sebelumnya. Jumlah liabilitas mencapai Rp41,41 miliar hingga periode 30 September 2022 naik dari jumlah liabilitas Rp34,44 miliar hingga periode 31 Desember 2021 dan jumlah aset mencapai Rp394,69 miliar hingga periode 30 Se...