google-site-verification=zsLknblUv9MPpbGfVx9l3sfhCtAjcEQGFzXwTpBAmUo Saham LQ45 Diskon | 17 April 2018 Langsung ke konten utama

Saham LQ45 Diskon | 17 April 2018

Tak selamanya harga saham dengan tingkat likuiditas tinggi terus merangkak naik. Ada saatnya harga saham LQ45 terkoreksi dan sulit bangkit, seperti yang terjadi pada awal tahun ini.

Di antara saham indeks LQ45 yang kinerjanya loyo adalah PT Jasa Marga Tbk (JSMR). Saham pengelola jalan tol pelat merah ini tercatat turun 27,82% year to date (ytd) per Jumat (13/4). Selain itu, saham PT Telekomunikasi Indonesia Tbk (TLKM) merosot 17,57% pada periode yang sama.

Senada, analis Danareksa Sekuritas, Lucky Bayu bilang, pelemahan kinerja kedua saham itu karena harga LQ45 sudah relatif tinggi dan mahal. "Akumulasi beli menjadi alternatif untuk menyiasati situasi ini," katanya.

Namun, analis Mirae Asset Sekuritas, Giovanni Dustin berbeda pendapat. Menurutnya, tantangan jangka pendek emiten operator jalan tol adalah peraturan atau intervensi pemerintah yang tidak mendukung, serta persoalan pembiayaan yang lebih tinggi dari perkiraan. Misalnya, permintaan penurunan tarif jalan tol oleh pemerintah dan peraturan ganjil genap bisa menekan pendapatan JSMR.

Sebagai perusahaan yang bergerak di bidang infrastruktur, Giovanni mengingatkan, operasi jalan tol tak menguntungkan pada tahun-tahun awal. "Tekanan pada margin EBITDA perusahaan tidak dapat dihindari, selain itu karena beban bunga yang lebih tinggi penurunan bottom line juga tak terhindarkan," paparnya.

Namun, dalam jangka panjang, bisnis JSMR masih didukung oleh perkembangan industri jalan tol dan pasar kendaraan roda empat yang terus tumbuh di Indonesia. Terlebih pemerintah berkomitmen terhadap pembangunan infrastruktur. Artinya, JSMR masih punya prospek positif dalam jangka panjang.

Giovanni memprediksi laba bersih JSMR pada 2018 mencapai Rp 1,2 triliun. Dia merekomendasikan beli saham JSMR dengar target harga Rp 6.100 per saham. Pada perdagangan Senin (16/4), saham JSMR ditutup naik 0,43% di level Rp 4.640.

Sedangkan, terkait saham TLKM, meski bisnis data sedang moncer, koreksi harga saham tetap tak terhindarkan. Josscarios bilang, bisnis data yang tengah berkembang membutuhkan biaya ekspansi besar. "Bisnis data ini sangat bagus, tapi margin sangat tipis karena butuh biaya untuk ekspansi," paparnya.

Baru-baru ini, TLKM menyatakan tengah fokus memperbanyak base transceiver station atawa BTS di daerah pelosok, sebanyak 20.000 BTS. Telkom juga sedang membangun jaringan kabel optik dari Dumai ke Manado dan akan meluncurkan satelit Telkom-4 sebagai ganti Satelit Telkom 1 yang rusak.

Giovanni juga menilai bisnis data masih menjanjikan. "Konsumsi data per pelanggan sekitar 2,3 GB per bulan, naik 73% secara year on year (yoy)," katanya.

Namun, Giovanni menilai kinerja TLKM juga tersandera oleh kanibalisasi dari produk saudaranya, IndiHome. Sepanjang 2017, pelanggan IndiHome naik 83% menjadi 2,96 juta. Kenaikan ini ikut mengerek pendapatan IndiHome sebesar 48% menjadi Rp 8,2 triliun. Kanibalisasi ini berimbas pada penurunan pendapatan fixed line TLKM sebesar 32% menjadi Rp 1,3 triliun.

Terlepas dari tantangan jangka pendek itu, Giovanni maupun Josscarios sepakat pada posisi beli untuk saham TLKM. Giovanni memsang target harga di level Rp 5.000 per saham, dan Josscarios mematok target Rp 4.900 per saham.

Senin (16/4), saham TLKM ditutup menguat 40 bps atau 1,09% ke level Rp 3.700 per saham.

http://investasi.kontan.co.id/news/valuasi-murah-saham-lq45-ini-layak-dikoleksi

Komentar

Saham Online di Facebook

Postingan populer dari blog ini

Money Flow Index | Penggunaan dan Setting Indikator MFI

Apa itu Money Flow Index (MFI)? Money Flow Index (MFI) adalah osilator teknis yang menggunakan harga dan volume untuk mengidentifikasi kondisi jenuh beli atau jenuh jual dalam aset. Hal ini juga dapat digunakan untuk melihat divergensi yang memperingatkan perubahan tren harga. Osilator bergerak antara 0 dan 100. Tidak seperti osilator konvensional seperti Relative Strength Index (RSI) , Money Flow Index menggabungkan data harga dan volume, sebagai lawan dari harga yang adil. Untuk alasan ini, beberapa analis menyebut MFI sebagai "the volume-weighted RSI". Money Flow Index pada Indonesia Composite Kunci dalam Memahami Indikator MFI Indikator biasanya dihitung menggunakan 14 periode data. Pembacaan MFI di atas 80 dianggap overbought dan pembacaan MFI di bawah 20 dianggap oversold. Overbought dan oversold tidak selalu berarti harga akan berbalik, hanya saja harga mendekati tinggi atau rendah dari kisaran harga terbaru. Pembuat indeks, Gene Quong dan Avru...

Mengenal Indikator ADX | Indikator Kekuatan Trend

Perdagangan pada arah tren yang kuat mengurangi risiko dan meningkatkan potensi keuntungan. Average Directional Index (ADX) digunakan untuk menentukan kapan harga sedang tren kuat. Dalam banyak kasus, ini adalah indikator tren utama. Bagaimanapun, tren adalah mungkin teman Anda, tentu menyenangkan untuk mengetahui siapa teman Anda. Pada artikel ini, kita akan membahas tentang ADX sebagai indikator kekuatan tren. Memahami Indikator ADX ADX digunakan untuk mengukur kekuatan tren. Perhitungan ADX didasarkan pada Moving Average dari ekspansi kisaran harga selama periode waktu tertentu. Pengaturan standarnya adalah 14 bar, meskipun periode waktu lain dapat digunakan. ADX dapat digunakan pada kendaraan perdagangan apa saja seperti saham, reksadana, dana yang diperdagangkan di bursa dan futures. ADX diplot sebagai garis tunggal dengan nilai-nilai mulai dari yang rendah dari nol sampai yang tinggi dari 100. ADX adalah non-directional; itu mencatat kekuatan tren apakah harga sedang t...

PT Visi Telekomunikasi Infrastruktur Tbk (GOLD) Catat Pendapatan Rp35,64 Miliar Hingga September 2022

PT Visi Telekomunikasi Infrastruktur Tbk (GOLD) mencatat pendapatan Rp35,64 miliar hingga periode 30 September 2022 naik dari pendapatan Rp32,97 miliar di periode yang sama tahun sebelumnya. Laporan keuangan perseroan Rabu menyebutkan, beban pokok pendapatan naik menjadi Rp13,29 miliar dari Rp11,91 miliar dan laba kotor naik menjadi Rp22,34 miliar dari laba kotor Rp21,06 miliar tahun sebelumnya. Beban usaha naik menjadi Rp7,58 miliar dari Rp6,90 miliar membuat laba operasi naik tipis menjadi Rp14,76 miliar dari laba operasi Rp14,16 miliar tahun sebelumnya. Laba sebelum pajak menjadi Rp13,93 miliar naik dari laba sebelum pajak Rp13,17 miliar dan laba bersih yang diatribusikan ke pemilik entitas induk mencapai Rp13,14 miliar naik dari laba bersih Rp12,24 miliar tahun sebelumnya. Jumlah liabilitas mencapai Rp41,41 miliar hingga periode 30 September 2022 naik dari jumlah liabilitas Rp34,44 miliar hingga periode 31 Desember 2021 dan jumlah aset mencapai Rp394,69 miliar hingga periode 30 Se...