google-site-verification=zsLknblUv9MPpbGfVx9l3sfhCtAjcEQGFzXwTpBAmUo Analisa Saham MIKA | 23 Mei 2018 Langsung ke konten utama

Analisa Saham MIKA | 23 Mei 2018

Mitra Keluarga KArya Sehat

Mitra Keluarga Karyasehat
Rebasing expectations post Kasih Group inclusion
■ The decline of 10% yoy in 1Q18 earnings brought MIKA’s results slightly below
consensus/CIMB full-year forecasts at 24%/23%.
■ Its patient volume grew by 26% yoy in 1Q18 (vs. SILO’s 14%), boosted by Kasih
Group. Meanwhile, private patient volume inched up 0.4% yoy in 1Q18.
■ We believe the shift to BPJS from private patients as its growth driver will challenge
MIKA’s profitability in the near term.
■ We project MIKA’s FY18F earnings to fall 8% yoy. Maintain Hold with a lower DCFbased
target price of Rp1,700 (WACC 9%, LTG 5.2%).
Inclusion of Kasih Group brought 1Q18 earnings down 10% yoy
MIKA’s 1Q18 earnings declined by 10% yoy to Rp166bn, slightly below at 24%/23% of
consensus/CIMB full-year forecasts. GPM dipped 1% pt yoy in 1Q18 due to the inclusion
of Kasih Group, which has a c.5-10% lower GPM than its private practice. In 1Q18, Kasih
Group contributed c.9% to MIKA’s sales. 1Q18 opex rose 1.4% pts yoy to 18.7% but the
EBIT margin slipped to 28.1% in 1Q18 (vs. 1Q17’s 30.4%). 1Q18 EBITDA and net
margin stood at 32.5% (vs. 1Q17’s 34.7%) and 23.9% (vs. 1Q17’s 29.3%), respectively.
Private patient volume struggled; boosted by BPJS exposure
1Q18 patient volume improved by 26% yoy (vs. SILO’s 14%). Such stellar growth was
supported by Kasih Group, where outpatient/inpatient volume grew 3%/28% yoy in 1Q18.
Meanwhile, private patient volume climbed 0.4% yoy in 1Q18. Private inpatient declined
c.4% yoy in 1Q18 and revenue per inpatient gained only 0.8% yoy despite ASP hikes of
c.5% earlier this year. This suggested that patients still preferred the cheaper option (i.e.
BPJS) for recurring treatment. Private outpatient volume rose 4% yoy in 1Q18.
Kasih Group profitability improves
In 1Q18, Kasih Group recorded an EBITDA margin of 17.5% (vs. 4Q17’s 15.3%). This
was thanks to MIKA’s standardised drug procurement, which was implemented in two out
of Kasih’s seven hospitals. Nevertheless, MIKA maintained its 16-17% EBITDA margin
target for Kasih Group in FY18F to avoid the seasonality effect. We project Kasih Group’s
EBITDA margin to be 16.5% in FY18F, bringing MIKA’s EBITDA margin to 32.6% in
FY18F (vs. FY17’s 34.7%).
Late BPJS acceptance and hospital opening
MIKA had planned to open MIKA Gading Serpong in Mar/Apr 18 and convert four of its
hospitals into BPJS providers at the start of FY18F. Up to May 18, the permit approval for
Gading Serpong is pending while its BPJS acceptance in Depok could be delayed to
Aug/Sep 18. This underpins our lower sales growth projection for MIKA of 12% in FY18F
(vs. previously 18%). We also cut our FY18F EPS by 14% on the back of higher opex
from the opening of 2 new hospitals this year (i.e. Gading Serpong and Bintaro).
Lacking growth drivers; maintain Hold
Having de-rated 32% from its mean to 26x FY18F EV/EBITDA (-1.75 s.d. from 5-year
mean), MIKA remains susceptible to growth pressure as it shifts to BPJS to drive growth.
This may lead to earnings risk before its growth is rebased. At our forecast of an 8%
decline in EPS in FY18F, we maintain Hold and our lower DCF-based TP of Rp1,700
implies 24x FY18F EV/EBITDA (-2 s.d. from its 5-year mean). A downside risk is lower
patient volume while upside risks are better-than-expected profits from Kasih Group.

Patricia GABRIELA
T (62) 21 3006 1734
E patricia.gabriela@cgs-cimb.com

Komentar

Saham Online di Facebook

Postingan populer dari blog ini

Cara Membaca Grafik Saham di Bursa Efek

grafik candlestick saham Pergerakan harga instrumen finansial baik saham maupun forex biasanya digambarkan dalam bentuk grafik. Grafik ini memudahkan trader untuk mengetahui pola-pola pergerakan harga yang terjadi sebelumnya. Ada beberapa jenis grafik yang biasa dipakai di pasar finansial yaitu: Line Chart/Grafik Garis Bar Chart/Grafik Batang Candlestick Chart/Grafik Lilin Grafik  Line Chart  hanya memuat data harga dipenutupan perdagangan yang digambarkan dalam bentuk garis saja. Sementara  Bar Chart  dan  Candlestick Chart  hampir sama dikarenakan memuat data harga pembukaan, harga penutupan, harga tertinggi dan terendah. Hanya saja grafik candlestick lebih mudah dibaca dibandingkan grafik bar. Di samping itu keunggulan lain dari candlestick chart adalah mampu menampilkan psikologi pasar dengan tampilan yang lebih mudah dibaca. Berikut tampilan masing-masing chart menggunakan contoh Indeks S&P500: Line Chart Bar Chart Candlestick Chart Saya priba

Cara Menghitung Beta Saham CAPM

Apa itu CAPM CAPM (Capital Asset Pricing Model) adalah model yang digunakan untuk menentukan tingkat pengembalian(required return) dari suatu aset. Model ini mendapatkan penghargaan nobel  pada tahun 1990 dan pada prakteknya juga sering digunakan untuk menentukan nilai cost of equity. Dari sudut pandang investor, besarnya tingkat pengembalian seharusnya berbanding lurus dengan risiko yang diambil. Untuk memudahkan saya buat ilustrasi yang disederhanakan sebagai berikut: Alex punya uang 100juta, berkeinginan untuk menginvestasikan uangnya pada bisnis warung retail. Pertanyaan yang seringkali dihadapi adalah: Jika Alex memutuskan untuk berinvestasi pada bisnis warung retail, berapa besar tingkat pengembalian yang harus dia dapatkan? Mengingat bahwa jika dia menginvestasikan uangnya, dia dihadapkan dengan risiko bisnis warung retail. Pertimbangan untuk Alex Deposito Investasi Toko/Warung Retail Risiko Minim, relatif nggak ada bagi Alex Bisa bangkrut atau perkembangan bisnis tida

Mengenal Indikator Exponential Moving Average - EMA

Apa itu Exponential Moving Average - EMA? Exponential Moving Average (EMA) adalah jenis moving average (MA) yang menempatkan bobot lebih besar dan signifikansi pada titik data terbaru. Exponential Moving Average juga disebut sebagai Moving Average tertimbang secara eksponensial. Moving Average tertimbang secara eksponensial bereaksi lebih signifikan terhadap perubahan harga saat ini daripada rata-rata bergerak sederhana (SMA), yang menerapkan bobot yang sama untuk semua pengamatan pada periode tersebut. Memahami Indikator EMA EMA adalah Moving Average yang menempatkan bobot lebih besar dan signifikansi pada titik data terbaru. Seperti semua moving average, indikator teknis ini digunakan untuk menghasilkan sinyal beli dan jual berdasarkan crossover dan divergensi dari rata-rata historis. Pedagang sering menggunakan beberapa hari EMA yang berbeda - misalnya rata-rata bergerak 20 hari, 30 hari, 90 hari, dan 200 hari. Formula EMA Tiga langkah dasar untuk menghit