google-site-verification=zsLknblUv9MPpbGfVx9l3sfhCtAjcEQGFzXwTpBAmUo Analisa Saham ICBP | Moving steadily Langsung ke konten utama

Analisa Saham ICBP | Moving steadily


ICBP mencatatkan pendapatan sebesar Rp9,5 triliun (-10,8 QoQ; +6,4% YoY) di 4Q19 dan membawa pendapatan di 2019 tercatat sebesar Rp42,3 triliun (+10,1% YoY) inline dengan estimasi (PANS: 101,0%; Cons: 99,2%). Peningkatan ini didukung oleh kinerja solid dari 2 segmen bisnis utama yaitu noodles dan dairy dimana kedua segmen mencatatkan pertumbuhan pendapatan sebesar 9,7% YoY dan 6,7% YoY secara berturut-turut, dengna pertumbuhan volume tercatat sebesar 6% YoY dan 5% YoY secara berturut-turut. Segmen dairy sendiri mencatatkan kenaikan marjin laba operasi ke level 14,2% di 2019 (2018: 10,5%) seiring dengan rendahnya harga gula yang merupakan salah satu bahan baku untuk produk-produk high sugar content. Memasuki tahun 2020, kami memperkirakan pertumbuhan kinerja akan lebih lambat dengan marjin yang sedikit lebih rendah dibanding 2019, sehingga kami menurunkan estimasi laba operasi dan laba bersih di 2020 masing-masing sebesar -3,6%/-2,0%. Kami tetap mempertahankan rekomendasi BUY untuk ICBP namun menurunkan target harga ke Rp11.000 (sebelumnya: Rp13.700) (implied PE 24,0x di 2020) setara dengan -0,5x std.dev rata-rata PE 5 tahun terakhir.

Mempertahankan double-digit growth dengan kinerja segmen noodles yang solid. ICBP mencatatkan pendapatan di 4Q19 sebesar Rp9,5 triliun (-10,8% QoQ; +6,4% YoY) membawa pendapatan di 2019 tercatat sebesar Rp42,3 triliun (+10,1% YoY) inline dengan estimasi (PANS: 101,9%; Cons: 99,2%). Segmen noodles sebagai kontributor mayoritas mencatatkan peningkatan pendapatan ke level Rp27,7 triliun di 2019 (+9,7% YoY) diikuti oleh marjin laba operasi yang stabil di level 21,9% di 2019 (2018: 21,0%). Peningkatan kinerja dari segmen noodles mayoritas didorong oleh meningkatnya volume penjualan sebesar 6% YoY sepanjang tahun 2019. Memasuki tahun 2020, kami memperkirakan kinerja segmen noodles masih akan bertumbuh solid dengan marjin laba operasi di kisaran ~20% di tahun 2020.

Segmen dairy mencatatkan peningkatan marjin laba operasi. Segmen dairy yang berkontribusi sebesar 19% ke total pendapatan, juga mencatatkan hasil yang positif, dengan pendapatan sebesar Rp8,0 triliun (+6,7% YoY) dimana mayoritas pertumbuhan ini didorong oleh meningkatnya volume penjualan yang tercatat sebesar 5% YoY di tahun 2019. Marjin laba operasi tercatat meningkat ke level 14,2% di 2019 (2018: 10,5%) seiring dengan penyesuaian harga jual rata-rata dan juga rendahnya bahan baku seperti gula yang digunakan untuk produk-produk high sugar content. Memasuki tahun 2020, kami memperkirakan marjin laba operasi berpotensi sedikit tertekan ke kisaran ~13% seiring dengan potensi meningkatnya beban operasional untuk mendukung pertumbuhan pendapatan ditengah perlambatan ekonomi.

Segmen food seasonings mencatatkan kenaikan kinerja pasca akuisisi. Akuisisi dari NICI yang dilakukan pada akhir tahun 2018 berdampak signifikan terhadap kinerja segmen food seasonings di tahun 2019, dimana pendapatan segmen ini tercatat di Rp2,4 triliun (+60,6% YoY). Selain itu, marjin laba operasi dari segmen ini juga meningkat ke level 9,4% (2018: 8,9%) pasca akuisisi. Kami memperkirakan pertumbuhan dari segmen ini akan mengalami normalisasi ke kisaran ~6% YoY di tahun 2020 dengan marjin yang cenderung stabil.

Efisiensi mendorong perbaikan kinerja segmen beverages dan snack foods. Ditengah kompetisi yang masih agresif, segmen beverages mencatatkan perbaikan, dimana rugi operasi tercatat turun ke -Rp160 miliar di 2019 (2018: -Rp299 miliar) dimana salah satunya, didorong oleh pemilihan kemasan produk yang lebih selektif untuk mendukung efisiensi operasional. Selain itu segmen snack foods mencatatkan rugi bersih yang juga mengecil, tercatat -Rp43 miliar di 2019 (2018: -Rp198 miliar) yang masih disebabkan oleh produk biscuits. Namun, kami memperkirakan untuk segmen snack foods akan mampu mencatatkan laba operasi yang positif kedepannya, seiring pengehentian produksi produk biscuits di 2H19.

Mempertahankan rekomendasi BUY namun menurunkan target harga ke Rp11.000. Kami melihat kinerja ICBP masih akan mampu bertumbuh positif di 2020 didukung oleh: 1) harga bahan baku yang relatif stabil di 2020 dan menjadi penopang marjin keuntungan pada segmen utama seperti noodles dan dairy, 2) penghentian produksi untuk produk biscuits yang akan berdampak positif terhadap kinerja dari segmen snack foods, dan 3) neraca yang solid untuk menopang ekspansi, dimana di 2020 ICBP menganggarkan Rp4,7 triliun untuk meningkatkan kapasitas produksi serta membangunan infrastruktur pendukungnya. Sebagai informasi, saat ini tingkat utilitas pabrik rata-rata tercatat berada di kisaran 70%-75%. Meski demikian, kami memperkirakan pertumbuhan kinerja akan lebih lambat dibanding 2019 seiring dengan penurunan aktivitas ekonomi. Dengan demikian, kami menurunkan estimasi laba operasi dan laba bersih di 2020 masing-masing sebesar -3,6%/-2,0% di 2020. Kami mempertahankan rekomendasi BUY untuk ICBP dengan target harga Rp11.000 (sebelumnya: Rp13.700) (implied PE 24,0x di 2020) setara dengan -0,5x std.dev rata-rata PE 5 tahun terakhir.

Best Regards,
Panin Sekuritas

Komentar

Saham Online di Facebook

Postingan populer dari blog ini

Cara Membaca Grafik Saham di Bursa Efek

grafik candlestick saham Pergerakan harga instrumen finansial baik saham maupun forex biasanya digambarkan dalam bentuk grafik. Grafik ini memudahkan trader untuk mengetahui pola-pola pergerakan harga yang terjadi sebelumnya. Ada beberapa jenis grafik yang biasa dipakai di pasar finansial yaitu: Line Chart/Grafik Garis Bar Chart/Grafik Batang Candlestick Chart/Grafik Lilin Grafik  Line Chart  hanya memuat data harga dipenutupan perdagangan yang digambarkan dalam bentuk garis saja. Sementara  Bar Chart  dan  Candlestick Chart  hampir sama dikarenakan memuat data harga pembukaan, harga penutupan, harga tertinggi dan terendah. Hanya saja grafik candlestick lebih mudah dibaca dibandingkan grafik bar. Di samping itu keunggulan lain dari candlestick chart adalah mampu menampilkan psikologi pasar dengan tampilan yang lebih mudah dibaca. Berikut tampilan masing-masing chart menggunakan contoh Indeks S&P500: Line Chart Bar Chart Candlestick Chart Saya priba

Cara Menghitung Beta Saham CAPM

Apa itu CAPM CAPM (Capital Asset Pricing Model) adalah model yang digunakan untuk menentukan tingkat pengembalian(required return) dari suatu aset. Model ini mendapatkan penghargaan nobel  pada tahun 1990 dan pada prakteknya juga sering digunakan untuk menentukan nilai cost of equity. Dari sudut pandang investor, besarnya tingkat pengembalian seharusnya berbanding lurus dengan risiko yang diambil. Untuk memudahkan saya buat ilustrasi yang disederhanakan sebagai berikut: Alex punya uang 100juta, berkeinginan untuk menginvestasikan uangnya pada bisnis warung retail. Pertanyaan yang seringkali dihadapi adalah: Jika Alex memutuskan untuk berinvestasi pada bisnis warung retail, berapa besar tingkat pengembalian yang harus dia dapatkan? Mengingat bahwa jika dia menginvestasikan uangnya, dia dihadapkan dengan risiko bisnis warung retail. Pertimbangan untuk Alex Deposito Investasi Toko/Warung Retail Risiko Minim, relatif nggak ada bagi Alex Bisa bangkrut atau perkembangan bisnis tida

Mengenal Indikator Exponential Moving Average - EMA

Apa itu Exponential Moving Average - EMA? Exponential Moving Average (EMA) adalah jenis moving average (MA) yang menempatkan bobot lebih besar dan signifikansi pada titik data terbaru. Exponential Moving Average juga disebut sebagai Moving Average tertimbang secara eksponensial. Moving Average tertimbang secara eksponensial bereaksi lebih signifikan terhadap perubahan harga saat ini daripada rata-rata bergerak sederhana (SMA), yang menerapkan bobot yang sama untuk semua pengamatan pada periode tersebut. Memahami Indikator EMA EMA adalah Moving Average yang menempatkan bobot lebih besar dan signifikansi pada titik data terbaru. Seperti semua moving average, indikator teknis ini digunakan untuk menghasilkan sinyal beli dan jual berdasarkan crossover dan divergensi dari rata-rata historis. Pedagang sering menggunakan beberapa hari EMA yang berbeda - misalnya rata-rata bergerak 20 hari, 30 hari, 90 hari, dan 200 hari. Formula EMA Tiga langkah dasar untuk menghit