google-site-verification=zsLknblUv9MPpbGfVx9l3sfhCtAjcEQGFzXwTpBAmUo PTPP Tangkap Peluang di Luar Sektor Properti Perumahan Langsung ke konten utama

PTPP Tangkap Peluang di Luar Sektor Properti Perumahan

 Lama berkiprah di proyek perumahan, PT Pembangunan Perumahan (Persero) Tbk. berniat menjadi jawara di proyek pelabuhan dan pembangkit tenaga listrik. 


Tidak hanya itu, lewat anak usahanya PT PP Presisi (Persero) Tbk., perseroan juga akan melebarkan sayap ke industri pertambangan terpadu.

Emiten berkode saham PTPP terpantau gencar masuk ke proyek pembangunan pelabuhan dan pembangkit listrik baik secara langsung maupun lewat anak usaha dalam beberapa tahun terakhir.

VP Strategic Research & Teknologi PTPP Budi Suanda mengatakan di masa depan setidaknya ada lima segmen proyek terbesar di Indonesia yaitu pembangunan jalan, residensial dan perumahan, industrial, pembangkit listrik, dan tambang logam. Proyek-proyek tersebut potensial digarap perseroan.

Dari seluruh segmen tersebut, Budi menunjukkan bakal ada beberapa sektor yang diharapkan berkontribusi besar terhadap pendapatan PTPP seperti pembangunan pelabuhan laut dan pembangkit listrik.

“Sudah ada upaya untuk menjaga supply-demand di industri konstruksi terutama BUMN Karya di mana PP nanti diharapkan menjadi champion [jawara] untuk pelabuhan dan pembangkit listrik,” kata Budi pekan lalu.

Selain kelima segmen di atas, lanjut Budi, nantinya proyek-proyek besar nasional akan diikuti oleh pembangunan rel, bendungan, dan pelabuhan.

Saat ini, PTPP tengah menggarap 105 proyek. Dari total proyek tersebut, sebanyak 20 persen proyek terpengaruh pengerjaannya oleh dampak pandemi. Di dalamnya, terdapat 7 persen proyek yang dihentikan sementara.

Baru-baru ini PT PP Tbk. digandeng oleh Wartsila untuk memasok pembangkit listrik berkapasitas 128 megawatt untuk PT Freeport Indonesia di Amamapare.

Selain itu, PTPP juga ikut mengerjakan pembangunan Pelabuhan Patimban di Jawa Barat yang diharapkan rampung pada kuartal IV/2020.

Pada kesempatan berbeda, Sekretaris Perusahaan PT PP Yuyus Juarsa mengatakan kontrak baru yang telah dikantongi perseroan pada periode Januari-September 2020 mencapai Rp11,8 triliun. Nilai tersebut turun 48,69 persen secara tahunan.

Dari entitas anak, dalam waktu dekat PT PP Presisi Tbk. bakal memulai lini bisnis baru di sektor pertambangan terpadu. Direktur Keuangan PP Presisi Benny Pidakso mengatakan saat ini perkembangan rencana emiten berkode saham PPRE untuk masuk ke sektor jasa pertambangan terintegrasi masih dalam tahap pembahasan dan studi kelayakan yang lebih mendalam.

“Mudah-mudahan dalam waktu yang tidak lama, kami telah dapat memulai,” kata Benny kepada Bisnis.

Sebelumnya, Benny mengatakan bisnis jasa pertambangan bakal menjadi sumber recurring income dengan kontribusi besar bagi PPRE.

Adapun, rencana PPRE masuk ke sektor pertambangan terintegrasi mendapat restu pemegang saham lewat Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) pada awal bulan ini.


Saham Pilihan


Kendati terobosan baru terus dilakukan oleh keluarga PTPP, kondisi pandemi Covid-19 yang melemahkan aktivitas ekonomi turut menggerus kinerja pada tahun ini.

Namun demikian , potensi divestasi aset milik PTPP diharapkan mampu menjadi katalis positif.

Dalam waktu dekat, PTPP berencana mendivestasikan 14 persen sahamnya di jalan tol Cisumdawu dengan harapan capital gain senilai Rp7,5 miliar .

Beberapa ruas tol yang berada dalam pipeline perseroan a.l. Pelabuhan Kuala Tanjung, tol Pandaan-Malang, dan tol Medan-Kualanamu.

Analis J.P. Morgan Sekuritas Indonesia Henry Wibowo dan Arnanto Januri memberikan peringkat underweight untuk saham berkode PTPP tersebut dengan target harga hingga Desember 2021 senilai Rp680 per saham.

“Kami memperkirakan pelemahan berlanjut pada semester II/2020 karena proyek baru belum bisa dimulai dengan kapasitas penuh dan tidak mampu mengimbangi proyek besar yang sudah selesai,” tulis Henry dan Arnanto, seperti dikutip Minggu (25/10/2020).

Sementara itu, kinerja sektor properti dari PT PP Properti Tbk. juga tak banyak membantu. Adapun, emiten berkode saham PPRO tersebut dinilai menjadi salah satu pemberat kinerja PTPP karena berkontribusi sekitar 25 persen - 30 persen terhadap laba bersih.

Tercatat pada semester I/2020, inventori PPRO menggunung senilai Rp8,2 triliun atu setara dengan inventori selama 3,6 tahun. Adapun, rata-rata umur inventori perusahaan properti biasanya sekitar 1,1 tahun.

Inventori yang terbilang tinggi itu merupakan hasil dari pengembangan proyek secara besar-besaran dari PPRO dalam beberapa tahun belakangan ini ditambah pembelian properti sudah relatif lemah sejak 2019.

Keputusan PPRO untuk menawarkan diskon dan pembelian dalam jumlah besar (bulksize) pun menjadi ancaman bagi PTPP karena dapat menurunkan marjin perseroan.

Dalam jangka panjang, PTPP dinilai menjadi salah satu emiten pelat merah yang diuntungkan oleh Omnibus Law khususnya pada bagian  rencana pemerintah membentuk badan percepatan penyelenggaraan perumahan.

Analis Mirae Asset Sekuritas Indonesia Joshua Michael mengatakan kebijakan di UU Cipta Kerja itu sejalan dengan target pemerintah untuk mendanai 157.500 rumah masyarakat berpenghasilan rendah dalam APBN 2021.

“Dengan rekam jejak yang sudah terbukti dalam pembangunan konstruksi perumahan masyarakat berpenghasilan rendah, emiten seperti PTPP, WEGE, dan ADHI dipastikan mendapat manfaat dari rencana pemerintah ini,” tulis Joshua dalam riset.

Joshua pun merekomendasikan beli untuk saham PTPP dengan target harga Rp1.650 per saham dengan perkiraan EPS (Earning per Share) sebesar -48,5 persen tahun ini sebelum melesat 70,6 persen pada 2021.

Pada akhir perdagangan Jumat (23/10/2020), saham PTPP dan PPRE melemah masing-masing sebesar 1,08 persen dan 2,65 persen menjadi Rp920 per saham dan Rp184 per saham. Hanya saham PPRO yang belum mampu keluar dari barisan gocap Rp50 per saham.

Sumber: BISNIS

Komentar

Saham Online di Facebook

Postingan populer dari blog ini

Apa Itu Pasar Saham dan Bagaimana Cara Kerjanya?

Apa Itu Pasar Saham dan Bagaimana Cara Kerjanya?   Pasar saham adalah salah satu pilar utama ekonomi global yang memungkinkan individu, perusahaan, dan pemerintah untuk berpartisipasi dalam aktivitas jual beli saham dari perusahaan publik. Tapi apa sebenarnya pasar saham itu, dan bagaimana cara kerjanya? Dalam artikel ini, kita akan membahas secara mendalam tentang dasardasar pasar saham, cara kerjanya, dan bagaimana hal ini memengaruhi keuangan serta investasi Anda.   Memahami Pasar Saham   Pasar saham adalah tempat di mana investor dapat membeli dan menjual kepemilikan saham dari perusahaanperusahaan yang terdaftar di bursa efek. Saham, atau biasa disebut "stocks," mewakili bagian kepemilikan dari sebuah perusahaan. Ketika Anda membeli saham, Anda memiliki sebagian kecil dari perusahaan tersebut, yang memberi Anda hak atas sebagian keuntungan dan aset perusahaan.   Komponen Utama Pasar Saham 1. Bursa Efek (Stock Exchanges):   Transaks...

Rekomendasi Saham BBRI, GGRM, DRMA dan ACST oleh RHB Sekuritas Indonesia | 26 Oktober 2023

RHB Sekuritas Indonesia 26 Oktober 2023 Muhammad Wafi PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk (BBRI) Bank Rakyat Indonesia terlihat kembali melakukan rebound disertai volume dan menguji resistance garis MA20 sekaligus resistance bearish channel-nya. Jika mampu breakout resistance garis MA20 maka akan mengkonfirmasi sinyal reversal dari fase bearish untuk menguji resistance garis MA50. Rekomendasi: Buy area disekitar Rp 5.125 dengan target jual di Rp 5.325 hingga Rp 5.575. Cut loss di Rp 5.000. PT Gudang Garam Tbk (GGRM) Gudang Garam terlihat melakukan rebound dan breakout resistance garis MA50 disertai volume dan menguji resistance garis MA20. Jika mampu breakout resistance garis MA20 maka akan mengkonfirmasi sinyal breakout menuju fase bullish dan menguji level tertingginya di bulan Oktober 2023. Rekomendasi: Buy area disekitar Rp 24.800 dengan target jual di Rp 25.375 hingga Rp 26.650. Cut loss di Rp 24.525. PT Dharma Polimetal Tbk (DRMA) Dharma Polimetal terlihat melakukan rebound d...

Rekomendasi Saham MEDC, JSMR dan ELSA oleh Mirae Asset Sekuritas Indonesia | 26 Oktober 2023

Mirae Asset Sekuritas Indonesia Technical Insight Oktober 26, 2023 (tasrul@miraeasset.co.id) IHSG Daily, 6,834.39 (+0.41%), consolidation, daily trading range 6,816 – 6,878. Critical level di 6,700. Indikator MFI optimized, indikator RSI optimized dan indikator Wiiliam%R optimized mulai bergerak naik dan indeks ini masih berada di bawah center line band pada Bollinger Bands Optimized. Pada periode weekly, indikator MFI optimized, indikator RSI optimized dan Stochastic%D masih cenderung konsolidasi dengan sebaran volume terbanyak dari sisi demand dan supply berada atas level saat ini. MEDC Daily, 1,395 (-5.10%), trading buy, TP 1,600 (+14.69%), daily trading range 1,375 – 1,450. Cut loss level di 1,400. Koreksi indikator MFI optimized, indikator RSI optimized dan indikator William%R optimized masih terlihat namun mulai terbatas. Harga saat ini berada di bawah center line pada Bollinger Bands optimized sebaran volume terbanyak dari sisi demand dan sisi supply berada di atas level saat i...