google-site-verification=zsLknblUv9MPpbGfVx9l3sfhCtAjcEQGFzXwTpBAmUo PENUHI PENJUALAN LOKAL, BELL TERIMA PESANAN SERAGAM Langsung ke konten utama

PENUHI PENJUALAN LOKAL, BELL TERIMA PESANAN SERAGAM


PT Trisula Textile Industries Tbk (.BELL.), emiten penyedia kain, seragam, dan fashion berkualitas, terus menerima pesanan seragam di masa pandemi Covid-19. Permintaan dan pemesanan seragam ini merupakan berkat kepercayaan pelanggan terhadap produk-produk BELL. Oleh karena itu, BELL terus meningkatkan kualitas dan memperluas pangsa pasar di domestik dengan terus melakukan inovasi dan melihat berbagai peluang yang ada.

R Nurwulan Kusumawati selaku Sekretaris Perusahaan BELL mengatakan, "Kami bersyukur di tengah pandemi ini masih memiliki kepercayaan pelanggan dengan masuknya pesanan seragam yang sejalan dengan salah satu upaya BELL untuk terus memperkuat pasar domestik. Di mana pasar seragam di domestik masih sangat luas di berbagai institusi, baik Pemerintah maupun swasta. Pada Kuartal I-2021 kontribusi pendapatan lokal BELL sebesar 96,8% dan pendapatan ekspor sebesar 3,2%. Maka ke depannya seiring dengan pulihnya pandemi ini, BELL akan terus mencari peluang yang ada di pasar seragam. Di sisi lain, kami juga akan menggali pasar ekspor."

Sampai saat ini BELL melalui anak usahanya PT Mido Indonesia sudah memproduksi seragam untuk berbagai institusi pemerintahan maupun swasta, seperti Bank, Rumah Sakit, Maskapai Penerbangan, dan sebagainya. Kontribusinya untuk penjualan seragam terhadap total pendapatan Perseroan pada Kuartal I-2021 adalah sebesar 40%. Ke depan diharapkan kondisi mulai berangsur normal kembali sehingga BELL dapat memberikan kinerja yang lebih baik.

Tidak hanya fokus pada seragam, BELL juga membuat dan memasarkan produk pakaian lainnya seperti Jaket Lipat. Produk yang dipasarkan dengan merek Perseroan, yaitu JOBB ini diproduksi dari Kain Sehat yang dibuat oleh BELL dan telah dipasarkan melalui berbagai toko ritel dan secara online. Jadi, inovasi ini merupakan strategi lainnya dari BELL pada masa pandemi Covid-19.

Sebagai informasi, penjualan BELL pada Kuartal I-2021 sebesar Rp111,1 miliar atau naik sebesar 5,8% QoQ dibandingkan dengan Kuartal IV-2020. Di sisi lain, laba bersih BELL pada Kuartal I2021 adalah sebesar Rp3,8 miliar atau mengalami kenaikan sebesar 122,2% QoQ dibandingkan dengan Kuartal IV2020. BELL optimis melihat situasi perlahan kembali normal, seperti toko ritel yang sudah mulai beroperasi dan adanya vaksinasi sehingga masyarakat sudah mulai dapat beraktivitas kembali yang diiringi dengan protokol kesehatan.

"Hal ini tentu menjadi salah satu faktor untuk pertumbuhan para pelaku usaha termasuk BELL, terlebih BELL selalu beradaptasi dalam menyesuaikan kondisi yang ada dengan keahlian kami. Diharapkan ke depan BELL akan mendapatkan kinerja yang lebih baik seiring dengan pulihnya perekonomian," tutup Nurwulan. (end)

Sumber: IQPLUS

Komentar

Saham Online di Facebook

Postingan populer dari blog ini

Cara Membaca Grafik Saham di Bursa Efek

grafik candlestick saham Pergerakan harga instrumen finansial baik saham maupun forex biasanya digambarkan dalam bentuk grafik. Grafik ini memudahkan trader untuk mengetahui pola-pola pergerakan harga yang terjadi sebelumnya. Ada beberapa jenis grafik yang biasa dipakai di pasar finansial yaitu: Line Chart/Grafik Garis Bar Chart/Grafik Batang Candlestick Chart/Grafik Lilin Grafik  Line Chart  hanya memuat data harga dipenutupan perdagangan yang digambarkan dalam bentuk garis saja. Sementara  Bar Chart  dan  Candlestick Chart  hampir sama dikarenakan memuat data harga pembukaan, harga penutupan, harga tertinggi dan terendah. Hanya saja grafik candlestick lebih mudah dibaca dibandingkan grafik bar. Di samping itu keunggulan lain dari candlestick chart adalah mampu menampilkan psikologi pasar dengan tampilan yang lebih mudah dibaca. Berikut tampilan masing-masing chart menggunakan contoh Indeks S&P500: Line Chart Bar Chart Candlestick Chart Saya priba

Cara Menghitung Beta Saham CAPM

Apa itu CAPM CAPM (Capital Asset Pricing Model) adalah model yang digunakan untuk menentukan tingkat pengembalian(required return) dari suatu aset. Model ini mendapatkan penghargaan nobel  pada tahun 1990 dan pada prakteknya juga sering digunakan untuk menentukan nilai cost of equity. Dari sudut pandang investor, besarnya tingkat pengembalian seharusnya berbanding lurus dengan risiko yang diambil. Untuk memudahkan saya buat ilustrasi yang disederhanakan sebagai berikut: Alex punya uang 100juta, berkeinginan untuk menginvestasikan uangnya pada bisnis warung retail. Pertanyaan yang seringkali dihadapi adalah: Jika Alex memutuskan untuk berinvestasi pada bisnis warung retail, berapa besar tingkat pengembalian yang harus dia dapatkan? Mengingat bahwa jika dia menginvestasikan uangnya, dia dihadapkan dengan risiko bisnis warung retail. Pertimbangan untuk Alex Deposito Investasi Toko/Warung Retail Risiko Minim, relatif nggak ada bagi Alex Bisa bangkrut atau perkembangan bisnis tida

Mengenal Indikator Exponential Moving Average - EMA

Apa itu Exponential Moving Average - EMA? Exponential Moving Average (EMA) adalah jenis moving average (MA) yang menempatkan bobot lebih besar dan signifikansi pada titik data terbaru. Exponential Moving Average juga disebut sebagai Moving Average tertimbang secara eksponensial. Moving Average tertimbang secara eksponensial bereaksi lebih signifikan terhadap perubahan harga saat ini daripada rata-rata bergerak sederhana (SMA), yang menerapkan bobot yang sama untuk semua pengamatan pada periode tersebut. Memahami Indikator EMA EMA adalah Moving Average yang menempatkan bobot lebih besar dan signifikansi pada titik data terbaru. Seperti semua moving average, indikator teknis ini digunakan untuk menghasilkan sinyal beli dan jual berdasarkan crossover dan divergensi dari rata-rata historis. Pedagang sering menggunakan beberapa hari EMA yang berbeda - misalnya rata-rata bergerak 20 hari, 30 hari, 90 hari, dan 200 hari. Formula EMA Tiga langkah dasar untuk menghit