google-site-verification=zsLknblUv9MPpbGfVx9l3sfhCtAjcEQGFzXwTpBAmUo Perbedaan Investasi dan Trading Langsung ke konten utama

Perbedaan Investasi dan Trading


Banyak orang tidak bisa membedakan antara konsep investasi dan trading. Padahal ada perbedaan mendasar antara investasi dan trading. Tanpa pemahaman tentang investasi dan trading yang benar, maka hal tersebut bisa menjadi masalah bagi sesesorang untuk sukses di pasar finansial.

Investasi atau Trading

Pendapat umum mengatakan bahwa investasi dan trading memiliki substansi yang sama. Pendapat ini ada juga benarnya. Investasi atau trading saham bukankah sama-sama membeli saham kemudian menjualnya di harga lebih tinggi sehingga mendapatkan profit. Walaupun mirip tetapi ada perbedaannya. Untuk memudahkan memahaminya, mari mencermati pebisnis kambing.

Pebisnis A datang ke pasar kambing. Ia memilih kambing dengan cermat, mulai dari kesehatannya, bulunya, berat badannya, dan sebagainya. Ia akhirnya memilih kambing muda yang sehat. Ia melihat kambing yang ia piilih berpotensi bertambah besar di masa depan dan ia bisa menjualnya lagi dengan harga jauh lebih tinggi. Ia membayar dengan harga cukup mahal, tapi ia merasa tidak masalah karena ia membeli kambing yang berkualitas.. Dibawanya kambing ke rumah, dirawat dengan baik. Beberapa tahun kemudian ia kembali lagi ke pasar membawa kambingnya yang sudah lebih besar. Ia berhasil menjualnya dengan harga sangat tinggi.

Pebisnis B juga datang ke pasar kambing. Sebelum memilih ia berkeliling ke pasar. Ia bertanya-tanya kalau ada yang berminat membeli kambing. Ia melihat kalau ada peminat kambing cukup banyak. Kemudian ia membeli kambing. Ia tidak terlalu memperhatikan kondisi kambing, yang penting punya kambing. Sesaat setelah membeli kambing, ia lalu menawarkan kambingnya di pasar. Setelah kambingnya laku ia kembali lagi membeli kambing dan menjualnya lagi, begitu seterusnya. Kalau ia melihat sudah tidak ada peminat kambing, ia berhenti berjualan kambing.

Walaupun sama-sama berjualan kambing, cara yang dilakukan pebisnis A dan B berbeda. Pebisnis A melakukan INVESTASI. Sedangkan Pebisnis B melakukan TRADING.

Perbedaan Investasi dan Trading

Dari analogi di atas dapat disimpulkan, bahwa investasi di pasar saham adalah kegiatan membeli saham, untuk disimpan dan dijual kembali di masa depan. Karakteristk kegiatan investasi antara lain:

  • Prinsipnya adalah Buy and Hold
  • Strateginya adalah membeli saham perusahaan yang sehat dan berfundamental baik
  • Biasanya saham disimpan untuk jangka panjang, biasanya dalam hitungan tahun
  • Investor tidak terlalu peduli pada fluktuasi harga. Yang penting selama perusahaan tersebut masih sehat secara finansial maka ia masih menyimpan sahamnya. Ia baru menjualnya saat kinerjanya sudah mulai menunjukkan kemunduran, atau butuh uang.
  • Karena itu investor menggunakan Analisis Fundamental untuk mengetahui mana perusahaan yang berkinerja baik.

Sedangkan trading di pasar saham adalah kegiatan membeli saham, untuk dijual kembali dalam waktu tidak terlalu lama. Biasanya saham dijual segera, paling lama dalam hitungan bulan, untuk mendapatkan keuntungan jangka pendek. Berikut adalah karakteristik kegiatan trading:

  • Prinsipnya adalah Buy and Sell
  • Strateginya adalah membeli saham yang harganya berpotensi naik dalam waktu dekat
  • Trading lebih fokus untuk mendapatkan profit dalam jangka pendek
  • Jadi fokusnya adalah pergerakan harga saham. Kesehatan perusahaan walaupun kadang juga diperhatikan, tetapi biasanya bukan patokan utama.
  • Karena itu trader lebih banyak menggunakan Analisis Teknikal untuk mengetahui pergerakan harga saham.

Mengapa Perlu Membedakan Investasi Dan Trading?

Sebaiknya kita memutuskan apakah kita akan menjadi trader atau investor. Jika kita tidak mengetahui dengan jelas apakah kita seorang investor atau seorang trader, maka kita bisa mendapatkan kesulitan di pasar saham.

Masalah terjadi bila kita mencampuradukkan antara investasi dan trading:

  • Melakukan investasi tapi dengan kacamata trading (sibuk melihat harga, portfolio berisi saham-saham yang fundamentalnya tidak jelas, saham-saham gorengan untuk spekulasi dan sebagainya)
  • Melakukan trading tapi dengan kacamata investasi (niat awal trading, tapi saat nyangkut tidak mau cut loss)

Jika tidak mengetahui seperti apa sebenarnya diri kita, apakah investor atau trader, maka kita tidak akan punya strategi yang jelas. Bersiap-siaplah untuk dilibas oleh ganasnya bursa saham.

Yang terbaik adalah melakukan investasi atau trading dengan kacamata yang sama. Dengan cara ini kita akan lebih memahami kelebihan dan kekurangan strategi masing-masing. Sehingga akan mampu melakukan investasi atau trading dengan baik.

Sumber: JurusCuan

Komentar

Saham Online di Facebook

Postingan populer dari blog ini

Money Flow Index | Penggunaan dan Setting Indikator MFI

Apa itu Money Flow Index (MFI)? Money Flow Index (MFI) adalah osilator teknis yang menggunakan harga dan volume untuk mengidentifikasi kondisi jenuh beli atau jenuh jual dalam aset. Hal ini juga dapat digunakan untuk melihat divergensi yang memperingatkan perubahan tren harga. Osilator bergerak antara 0 dan 100. Tidak seperti osilator konvensional seperti Relative Strength Index (RSI) , Money Flow Index menggabungkan data harga dan volume, sebagai lawan dari harga yang adil. Untuk alasan ini, beberapa analis menyebut MFI sebagai "the volume-weighted RSI". Money Flow Index pada Indonesia Composite Kunci dalam Memahami Indikator MFI Indikator biasanya dihitung menggunakan 14 periode data. Pembacaan MFI di atas 80 dianggap overbought dan pembacaan MFI di bawah 20 dianggap oversold. Overbought dan oversold tidak selalu berarti harga akan berbalik, hanya saja harga mendekati tinggi atau rendah dari kisaran harga terbaru. Pembuat indeks, Gene Quong dan Avru...

Mengenal Indikator ADX | Indikator Kekuatan Trend

Perdagangan pada arah tren yang kuat mengurangi risiko dan meningkatkan potensi keuntungan. Average Directional Index (ADX) digunakan untuk menentukan kapan harga sedang tren kuat. Dalam banyak kasus, ini adalah indikator tren utama. Bagaimanapun, tren adalah mungkin teman Anda, tentu menyenangkan untuk mengetahui siapa teman Anda. Pada artikel ini, kita akan membahas tentang ADX sebagai indikator kekuatan tren. Memahami Indikator ADX ADX digunakan untuk mengukur kekuatan tren. Perhitungan ADX didasarkan pada Moving Average dari ekspansi kisaran harga selama periode waktu tertentu. Pengaturan standarnya adalah 14 bar, meskipun periode waktu lain dapat digunakan. ADX dapat digunakan pada kendaraan perdagangan apa saja seperti saham, reksadana, dana yang diperdagangkan di bursa dan futures. ADX diplot sebagai garis tunggal dengan nilai-nilai mulai dari yang rendah dari nol sampai yang tinggi dari 100. ADX adalah non-directional; itu mencatat kekuatan tren apakah harga sedang t...

Cara Membaca Indikator Stochastic Oscillator dengan 3 Metode

Keberadaan stochastic telah sedikit disinggung sebagai indikator oscillator yang mampu menunjukkan kondisi jenuh harga. Dulunya, banyak trader mengetahui cara membaca indikator Stochastic hanya untuk penerapan praktis. Namun sebenarnya, Stochastic terdiri dari berbagai macam komponen dan memiliki lebih dari satu manfaat. Untuk mengungkapnya, kita akan mempelajari 3 cara membaca indikator Stochastic berikut. Baca juga: Memahami arti LOT dalam Investasi Saham 1. Cara Membaca Indikator Stochastic Sebagai Penanda Overbought Oversold Cara membaca indikator Stochastic menurut fungsi ini adalah yang paling mudah. Pada dasarnya, indikator ciptaan George Lane ini memiliki dua level ekstrim, yakni 80 dan 20. Masing-masing level tersebut berperan sebagai batas overbought dan oversold. Indikator Stochastic menunjukkan kondisi overbought ketika grafik berada di atas level 80. Sementara itu, cara membaca indikator Stochastic untuk mengenali oversold adalah dengan memperhatikan grafik yang sudah turu...