google-site-verification=zsLknblUv9MPpbGfVx9l3sfhCtAjcEQGFzXwTpBAmUo Mau Investasi Saham? Pertimbangkan Hal-hal Berikut Dulu Langsung ke konten utama

Mau Investasi Saham? Pertimbangkan Hal-hal Berikut Dulu


Kondisi bursa efek mengalami pasang surut setiap waktu yang otomatis mempengaruhi pergerakan harga saham. Dalam beberapa bulan lalu, misalnya, harga saham benar-benar anjlok karena pandemi Covid-19. Kondisi ini membuat para investor mengalami panic selling demi meminimalisir kerugian.

Namun, saat ini bursa efek perlahan-lahan telah mengalami recovery yang dibuktikan dengan harga saham yang perlahan-lahan kembali seperti di awal. Lantas, apakah sekarang adalah saat yang tepat untuk terjun ke dunia investasi? 

Sebelum memutuskannya, berikut beberapa hal yang mesti dipertimbangkan sebelum investasi saham. Yuk, disimak satu per satu saja.

1. Perhatikan perkembangan harga saham di IHSG

ndeks Harga Saham Gabungan (IHSG) selalu bergerak, terkadang mengalami kenaikan dan terkadang penurunan. Beberapa hari lalu buktinya, IHSG menurun sebesar 3% yang membuat harga saham ikut menurun. Itu sebabnya kenapa kamu wajib memperhatikan perkembangan IHSG setiap harinya.

Tidak perlu setiap menit, yang pasti kamu menyisihkan waktu untuk membaca berita. Sebab, berita atau informasi yang tersebar di media cukup berpengaruh terhadap harga saham. Terlebih lagi kalau informasinya seputar politik dan kebijakan terbaru.

Dengan mengetahui perkembangan harganya, kamu bisa memutuskan apakah tetap hold atau sell saham milikmu.

2. Kurun waktu penggunaan dana

Jika dalam waktu dekat ini kamu harus membayar biaya kontrak rumah, misalnya, lebih baik jangan investasi saham karena terlalu berisiko. Kalau harganya turun, kamu harus menunda membayar kontrakan. Miris, kan?

Lumayan kalau masih punya tabungan untuk mengcover kerugian saham, kalau tidak? Lebih baik investasikan ke instrumen yang risikonya lebih rendah, seperti deposito atau P2P Lending yang tenor penyimpanannya bisa disesuaikan dengan kebutuhan.

Jika pemakaian dananya 3,5 bulan lagi, setidaknya kamu masih bisa didepositokan selama 3 bulan. Lumayan, kamu bisa dapat untung.

3. Status pekerjaan masih kontrak

Status kepegawaian juga penting diperhatikan. Sebab, terlalu berisiko kalau kamu mau berinvestasi saham saat status masih karyawan kontrak. Bukannya mengharapkan yang tidak baik, tapi perusahaan bisa memecat mu sewaktu-waktu saat kondisi perekonomian memburuk.

Boleh investasi saham, tapi jangan investasikan semuanya. Seandainya dipecat, kamu masih punya simpanan untuk membiayai hidup sebelum mendapatkan pekerjaan baru.

Di sisi lain, pilihlah saham yang likuiditasnya tinggi, saham-saham terbaik seperti LQ45. Harganya jauh lebih mahal dibandingkan “saham gorengan”, tapi lebih terjamin dan bisa bikin hati tenang.

4. Jumlah penghasilan pas-pasan

Berapapun penghasilanmu, mau itu sebatas UMR atau lebih tinggi sedikit, sebenarnya tetap bisa investasi. Hanya saja, banyak yang harus kamu korbankan agar alokasi dana untuk investasi terpenuhi setiap bulan. Kamu harus cut uang makan, transportasi, listrik, dan lainnya demi investasi.

Memang harus ada yang dikorbankan, tapi apakah kamu sanggup? Jika kamu sudah berusaha hidup hemat, tapi sisa gaji tidak memungkinkan untuk investasi, sebaiknya tunda dulu investasi saham. Alihkan ke investasi lain yang kira-kira sesuai dengan kondisi keuanganmu, seperti obligasi atau reksa dana.

Baik obligasi maupun reksa dana, modal awalnya cukup terjangkau, yaitu Rp 500.000. Tingkat risikonya juga lebih rendah daripada saham, jadi akan lebih menguntungkan untukmu.

5. Produk investasi terlalu berisiko untukmu

Jika kamu tipikal investor konservatif, yang belum siap rugi, sebaiknya jangan investasi saham. Saham terlalu berisiko, harganya juga fluktuatif, bisa dipastikan kamu tidak akan siap menerima segala kemungkinan yang terjadi pada produk investasi yang satu ini. 

Awalnya, kamu mungkin fine-fine saja merugi, tapi 6 bulan berikutnya pasti jadi jera dan ingin menjual semua saham yang sempat dibeli. Sikap seperti ini tentunya menambah jumlah kerugian yang dialami, terutama kalau harga saham belum sempat mengalami kenaikan.

Memang, pasar saham akan mengalami bounce back dalam beberapa waktu ke depan. Tapi, waktunya tidak bisa dipastikan. Apakah kamu sabar menunggu sampai waktu ini datang? 

6. Waktu yang terbatas

Jika kamu adalah salah satu orang sibuk, maka investasi saham bukan produk yang cocok untukmu. Harga saham berubah setiap waktu. Ketika kamu tidak ada waktu untuk mengamati perubahan ini, pengelolaan portofolio investasi sudah pasti tidak maksimal yang mengakibatkan perolehan return menjadi kurang maksimal pula.

Saat harga saham naik, kamu malah tidak menjualnya. Sedangkan saat harga turun, kamu malah menggebu-gebu menjual saham karena takut harganya semakin turun tanpa terlebih dahulu memperhatikan analisis fundamentalnya.

Sebagai gantinya, investasikan uangmu ke deposito, reksa dana, obligasi, emas, maupun P2P Lending. Kamu tidak perlu mengamati fluktuasi harganya setiap hari karena uangmu dikelola oleh perusahaan atau manajer investasi.

Meminimalisir Kerugian dengan Lebih Berhati-hati Investasi Saham

Saham termasuk produk investasi yang bisa membuat investor kaya dan miskin dalam sekejap. Maka dari itu, berhati-hatilah membeli saham suatu perusahaan. Perhatikan laporan keuangan perusahaan terlebih dahulu guna menghindari kerugian di masa yang akan datang. 

sumber : cermati


Lebih lengkapnya silahkan klik :  Saham Online


Komentar

Saham Online di Facebook

Postingan populer dari blog ini

Money Flow Index | Penggunaan dan Setting Indikator MFI

Apa itu Money Flow Index (MFI)? Money Flow Index (MFI) adalah osilator teknis yang menggunakan harga dan volume untuk mengidentifikasi kondisi jenuh beli atau jenuh jual dalam aset. Hal ini juga dapat digunakan untuk melihat divergensi yang memperingatkan perubahan tren harga. Osilator bergerak antara 0 dan 100. Tidak seperti osilator konvensional seperti Relative Strength Index (RSI) , Money Flow Index menggabungkan data harga dan volume, sebagai lawan dari harga yang adil. Untuk alasan ini, beberapa analis menyebut MFI sebagai "the volume-weighted RSI". Money Flow Index pada Indonesia Composite Kunci dalam Memahami Indikator MFI Indikator biasanya dihitung menggunakan 14 periode data. Pembacaan MFI di atas 80 dianggap overbought dan pembacaan MFI di bawah 20 dianggap oversold. Overbought dan oversold tidak selalu berarti harga akan berbalik, hanya saja harga mendekati tinggi atau rendah dari kisaran harga terbaru. Pembuat indeks, Gene Quong dan Avru...

Cara Menggunakan Elliott Wave

Mengenal Elliott Wave Teori Elliott Wave dikembangkan oleh R.N. Elliott dan dipopulerkan oleh Robert Prechter . Teori ini menegaskan bahwa perilaku orang banyak surut dan mengalir dalam tren yang jelas. Berdasarkan pasang surut ini, Elliott mengidentifikasi struktur tertentu untuk pergerakan harga di pasar keuangan. Artikel ini adalah sebuah pengantar dasar untuk teori Elliott Wave. Suatu urutan dasar impuls 5-gelombang dan urutan korektif 3-gelombang dijelaskan. Saat teori Elliott Wave menjadi jauh lebih rumit daripada kombinasi 5-3 ini, artikel ini hanya akan fokus pada dasar-dasarnya. RN Elliott Derajat Gelombang dalam Elliott Wave elliott wave degree Konvensi pelabelan yang ditunjukkan di atas adalah yang ditunjukkan dalam buku Elliott Wave. Dalam Elliott-speak, konvensi pelabelan ini digunakan untuk mengidentifikasi tingkat atau tingkat gelombang, yang mewakili ukuran tren yang mendasarinya. Angka Romawi huruf besar mewakili gelombang derajat besar, angka sederha...

Rekomendasi Saham BBRI, GGRM, DRMA dan ACST oleh RHB Sekuritas Indonesia | 26 Oktober 2023

RHB Sekuritas Indonesia 26 Oktober 2023 Muhammad Wafi PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk (BBRI) Bank Rakyat Indonesia terlihat kembali melakukan rebound disertai volume dan menguji resistance garis MA20 sekaligus resistance bearish channel-nya. Jika mampu breakout resistance garis MA20 maka akan mengkonfirmasi sinyal reversal dari fase bearish untuk menguji resistance garis MA50. Rekomendasi: Buy area disekitar Rp 5.125 dengan target jual di Rp 5.325 hingga Rp 5.575. Cut loss di Rp 5.000. PT Gudang Garam Tbk (GGRM) Gudang Garam terlihat melakukan rebound dan breakout resistance garis MA50 disertai volume dan menguji resistance garis MA20. Jika mampu breakout resistance garis MA20 maka akan mengkonfirmasi sinyal breakout menuju fase bullish dan menguji level tertingginya di bulan Oktober 2023. Rekomendasi: Buy area disekitar Rp 24.800 dengan target jual di Rp 25.375 hingga Rp 26.650. Cut loss di Rp 24.525. PT Dharma Polimetal Tbk (DRMA) Dharma Polimetal terlihat melakukan rebound d...