google-site-verification=zsLknblUv9MPpbGfVx9l3sfhCtAjcEQGFzXwTpBAmUo BENJAMIN GRAHAM, LEGENDA INVESTOR GURU WARREN BUFFET Langsung ke konten utama

BENJAMIN GRAHAM, LEGENDA INVESTOR GURU WARREN BUFFET



Benjamin Graham dikenal sebagai Father of Security Analysis, seorang ekonom kelas dunia, legenda investor dan juga guru besar keuangan di Universitas Columbia. Beliau telah memberikan warisan terbaik bagi para investor terbesar sepanjang sejarah, seperti: Warren Buffet, Mario Gabelli, Michael Price, John Bogle dan John Neff.

Warren Buffett pernah belajar di bawah naungan sang dosen, Benjamin Graham di Universitas Columbia. Buffet mencoba mendapatkan pekerjaan di perusahaan investasi sang mentor, namun ditolak. Buffett pun terus – menerus berusaha tanpa henti sampai akhirnya ia diterima.

Ini adalah awal mula Buffett diberikan tanggung jawab besar, dari situ ia tidak pernah berhenti untuk menyerap, sekaligus berterima kasih atas apa yang ia pelajari dari seorang Benjamin Graham. Menarik untuk diketahui bahwa; salah satu investasi Newman Graham GEICO milik Graham, merupakan awal dari akuisisi Berkshire Hathaway yang hingga saat ini masih menjadi roda investasi besar di Grup Buffett.

Perjalanan hidup Benjamin Graham menuju puncak sukses pasti penuh dengan lika-liku dan rintangan, layaknya investor sebagai manusia biasa. Ia pun harus melewati langkah sulit dan berjuang keras di era krisis ekonomi yang terjadi di Amerika Serikat pada masa itu. Melewati masa krisis, Benjamin Graham tetap berhasil masuk kuliah di Columbia University. Ketika di bangku kuliah, ia adalah seorang bintang kelas yang mahir di berbagai bidang. Meskipun ditawarkan pekerjaan menjadi dosen setelah lulus, ia lebih memilih pekerjaan di Wall Street.

Dia tidak membutuhkan waktu lama, kecerdasan alaminya muncul ketika ia mulai melakukan financial research, market analysis dan menjadi partner dalam suatu perusahaan. Pendapatannya langsung melonjak naik menjadi lebih dari $500.000 setahun, jumlah yang signifikan besar untuk usia 25 tahun.

Pada tahun 1926, Benjamin Graham membentuk kerjasama investasi dengan Broker, Jerome Newman. Di saat yang bersamaan, ia juga mulai mengajar dengan menjadi dosen kelas malam dibidang keuangan, Universitas Columbia.

Krisis keuangan tahun 1929 hampir membuat Benjamin Graham bangkrut total, namun usahanya terselamatkan oleh bantuan dari penjualan sebagian besar aset-aset personal. Sang Istri pun terpaksa kembali bekerja sebagai guru dansa. Ben Graham dengan segera kembali berdiri, dari situ ia telah belajar pengalaman paling berharga. Sebuah rahasia yang akan dia wariskan kepada Investor di dunia melalui buku – bukunya.

Pada tahun 1934, Benjamin Graham bersama dengan David Dodd (akademis Columbia), menerbitkan buku Security Analysis. Meskipun dalam masa krisis keuangan, buku itu tetap merekomendasikan: “sukses untuk berinvestasi dengan saham biasa adalah mungkin, selama prinsip-prinsip investasi yang sehat tetap diterapkan.”. Mereka telah memperkenalkan konsep intristic value / nilai fundamental untuk membeli saham dengan nilai tersebut.

Kerjasama merekapun berlanjut, namun kali ini lebih produktif dan tidak pernah lagi merugikan para investor mereka dengan nilai kesuskesan return tahunan sekitar 17%. Benjamin Graham berhasil menulis buku The Intelligent Investor pada tahun 1949, yang juga dianggap sebagai “Kitab Suci Investasi”. Beliau-pun akhirnya pensiun di tahun 1956 dan wafat tahun 1976.

Dalam bukunya itu, ada beberapa hal yang menampilkan kriteria apa saja yang dia gunakan sebelum memilih saham. Berikut beberapa kriteria:

PER < 1.5x

PBV < 1.5x

BV yg positif

Current Ratio > 2

Annueal EPS Growth (5 thn) >3%.

Positive 5 year dividend growth

Positive annual earnings for 5 years

Dia menggunakan Analisa Fundamental dalam berinvestasi saham.


sumber : poems


Lebih lengkapnya silahkan klik : Saham Online

Komentar

Saham Online di Facebook

Postingan populer dari blog ini

Cara Membaca Grafik Saham di Bursa Efek

grafik candlestick saham Pergerakan harga instrumen finansial baik saham maupun forex biasanya digambarkan dalam bentuk grafik. Grafik ini memudahkan trader untuk mengetahui pola-pola pergerakan harga yang terjadi sebelumnya. Ada beberapa jenis grafik yang biasa dipakai di pasar finansial yaitu: Line Chart/Grafik Garis Bar Chart/Grafik Batang Candlestick Chart/Grafik Lilin Grafik  Line Chart  hanya memuat data harga dipenutupan perdagangan yang digambarkan dalam bentuk garis saja. Sementara  Bar Chart  dan  Candlestick Chart  hampir sama dikarenakan memuat data harga pembukaan, harga penutupan, harga tertinggi dan terendah. Hanya saja grafik candlestick lebih mudah dibaca dibandingkan grafik bar. Di samping itu keunggulan lain dari candlestick chart adalah mampu menampilkan psikologi pasar dengan tampilan yang lebih mudah dibaca. Berikut tampilan masing-masing chart menggunakan contoh Indeks S&P500: Line Chart Bar Chart Candlestick Chart Saya priba

Cara Membaca Candlestick Saham

Cara membaca candlestick saham sebenarnya cukup mudah dan tidak perlu banyak menghafal. Anda cukup memahaminya saja secara garis besar, maka akan sukses membaca candlestick saham.  Di grafik atau chart saham, kita menemui puluhan pola saham yang berbeda. Di sana ada  Three Black Crows, Concealing Baby Swallow, Unique Three River Bottom dan lain sebagainya. Jika anda harus menghafalkannya, maka akan membutuhkan tenaga yang banyak. Maka dengan artikel ini harapannya Anda mampu cara memahami atau membaca candlestick saham dengan mudah. Dasar-dasar dalam Membaca Candlestick Saham Buyer Versus Seller Sebelum kita mulai mendalami elemen-elemen penting untuk analisa candlestick, kita harus punya cara pandang yang benar terlebih dulu. Anggap saja pergerakan harga itu terjadi karena perang antara Buyer dan Seller. Setiap candlestick adalah suatu pertempuran selama masa perang, dan keempat elemen candlestick menceritakan siapa yang unggul, siapa yang mundur, siapa memegang kontr

Mengenal Indikator Exponential Moving Average - EMA

Apa itu Exponential Moving Average - EMA? Exponential Moving Average (EMA) adalah jenis moving average (MA) yang menempatkan bobot lebih besar dan signifikansi pada titik data terbaru. Exponential Moving Average juga disebut sebagai Moving Average tertimbang secara eksponensial. Moving Average tertimbang secara eksponensial bereaksi lebih signifikan terhadap perubahan harga saat ini daripada rata-rata bergerak sederhana (SMA), yang menerapkan bobot yang sama untuk semua pengamatan pada periode tersebut. Memahami Indikator EMA EMA adalah Moving Average yang menempatkan bobot lebih besar dan signifikansi pada titik data terbaru. Seperti semua moving average, indikator teknis ini digunakan untuk menghasilkan sinyal beli dan jual berdasarkan crossover dan divergensi dari rata-rata historis. Pedagang sering menggunakan beberapa hari EMA yang berbeda - misalnya rata-rata bergerak 20 hari, 30 hari, 90 hari, dan 200 hari. Formula EMA Tiga langkah dasar untuk menghit