google-site-verification=zsLknblUv9MPpbGfVx9l3sfhCtAjcEQGFzXwTpBAmUo 4 Langkah Melakukan Diversifikasi Portofolio Investasi Langsung ke konten utama

4 Langkah Melakukan Diversifikasi Portofolio Investasi


Di dalam dunia investasi, salah satu istilah yang wajib untuk Anda pahami yaitu ‘diversifikasi’, yang dapat didefinisikan sebagai teknik yang dilakukan guna meraih keuntungan yang lebih optimal, serta meminimalisir risiko dalam berinvestasi.

Sesuai dengan definisinya, sudah jelas bukan bahwa diversifikasi itu sangat penting ketika Anda menjalankan investasi? Alasannya, di tiap pasar keuangan akan selalu ada ketidakpastian dengan tingkat yang beragam. 

Sebagai contoh, jika Anda meletakkan seluruh dana yang Anda miliki untuk saham, ada risiko dimana Anda akan kehilangan semua dana tersebut apabila pasar saham ambruk. Hal yang demikian juga berlaku untuk pasar komoditas, pasar properti, mata uang, serta berbagai bentuk investasi yang lainnya, namun tidak akan terjadi secara bersamaan.

Perlu untuk diketahui, kondisi yang sama berlaku pada investasi dengan kelas aset sama. Contohnya, dua saham dari perusahaan yang berbeda pada sektor yang berbeda pula akan berfluktuasi dengan cara yang juga berbeda. Nah, jika Anda melakukan diversifikasi, kemungkinan untuk kehilangan dana yang sudah Anda taruh baik sebagian maupun seluruhnya bisa diperkecil. 


Lalu, bagaimanakah cara diversifikasi portofolio investasi Anda? Berikut adalah jawabannya.


1. Pastikan Bahwa Portofolio Anda Mempunyai Berbagai Investasi yang Berbeda

Berbagai investasi bisa memberikan Anda keuntungan, dan Anda dapat menentukan beberapa untuk diversifikasi portofolio. Akan tetapi, untuk menentukannya tidak bisa dilakukan secara sembarangan. dasarnya, sesuaikan terlebih dahulu dengan profil risiko serta tujuan Anda berinvestasi.

Sekilas informasi, profil risiko adalah indikator tentang kemampuan Anda dalam menerima risiko dari investasi yang dilakukan. Adapun profil risiko tersebut umumnya terbagi menjadi tiga, yakni konservatif, moderat, serta agresif. 

Sederhananya, konservatif bisa dikatakan sebagai tipe yang tidak menyukai perubahan esktrim, dimana pelaku investasi akan lebih senang apabila imbal hasil yang diperoleh bersifat stabil. 

Selanjutnya, tipe moderat justru kebalikannya, dimana pelakunya mampu untuk menerima risiko lebih tinggi. Terakhir, tipe agresif merupakan gabungan dari keduanya, dimana pelaku berani mengambil risiko tinggi demi memperoleh imbal hasil semaksimal mungkin.

Setelah memahami profil risiko, tentukan juga tujuan Anda berinvestasi, apakah berjangka panjang atau pendek. Nah, jika Anda berencana untuk berinvestasi dengan jangka pendek, cobalah untuk memulai P2P Lending, karena dinilai lebih praktis berkat adanya peran fintech yang sangat memudahkan di era modern ini.

Alternatif selain P2P Lending yang direkomendasikan untuk investasi jangka pendek yakni reksa dana dan deposito. Adapun untuk investasi jangka panjang, Anda bisa mencoba investasi saham, properti, ataupun emas. Nah, untuk diversifikasinya, pilihlah 3 hingga 5 bentuk produk investasi, ya. 


2. Tentukan Perbandingan atau Rasio untuk Setiap Investasi

Setelah menentukan produk investasinya, selanjutnya tentukan rasio dari tiap produk investasi yang terdapat dalam portofolio investasi Anda. Perlu untuk Anda ketahui, portofolio yang dapat dikatakan efektif yakni yang berisi kombinasi dari beragam jenis aset, berikut dengan karakterisitik yang berbeda pula.

Perpaduan berbagai kelas aset dalam portofolio tersebut merupakan teknik diversifikasi yang bisa membuat laba Anda semakin meningkat, sekaligus untuk meminimalisir risikonya. 

Sebagai contoh, rasio alokasi aset di dalam portofolio investasi Anda yakni 60% saham dengan 20% properti dan 20% reksa dana. Atau, Anda juga bisa memadukan masing-masing 10% untuk emas dan saham, 50% reksa dana, serta 30% untuk P2P Lending.

Apabila Anda adalah seorang investor pemula, Anda juga bisa mengubah perbandingan tersebut dampai akhirnya menemukan formula yang tepat. Pastinya, semakin lama berinvestasi, tentu semakin banyak pula pengalaman yang bisa Anda dapatkan. Jadi, jangan takut untuk ‘bereksperimen’ serta merubah kepemilikan aset ketika berinvestasi.

3. Diversifikasi Tiap Bentuk Investasi

Langkah berikutnya yaitu diversifikasi setiap investasi yang telah Anda pilih. Sebagai contoh, dalam investasi reksa dana, bagilah dana yang Anda miliki ke berbagai produk reksa dana, seperti saham, pasar uang, serta obligasi.

Satu tips yang perlu Anda terapkan, pilihlah investasi yang tingkat pengembaliannya berbeda. Namun, ketahui pula bahwa return yang tinggi rata-rata juga memiliki risiko yang tinggi. Selain itu, pilihlah investasi di sektor yang berbeda pula. Contoh lagi, dalam investasi P2P lending, pilihlah peluang pendanaan yang imbal hasilnya berbeda.


4. Jangan Lupa untuk Rutin Mengatur Ulang Portofolio

Diversifikasi bukanlah sesuatu yang hanya perlu dilakukan sekali saja. Jadi, agar investasi berjalan dengan lancar, periksalah portofolio Anda secara rutin, dan buat perubahan yang disesuaikan dengan tujuan maupun strategi finansial beserta profil risikonya.

Sebagai contohnya, ketika Anda mengetahui harga sebuah saham mengalami penurunan, alokasikanlah lebih banyak dana untuk pembelian saham. Alternatif lainnya, jika tujuan investasi jangka pendek sudah terealisasikan, Anda bisa menyalurkan dana untuk investasi dengan jangka yang panjang.

Cermatlah dalam Berinvestasi untuk Meraih Hasil yang Maksimal

Setelah memahami pentingnya diversifikasi dan juga langkah-langkah untuk melakukannya, iringi pula kegiatan investasi Anda dengan selalu cermat dalam mengelolanya. Artinya, Anda harus teliti terhadap jalannya investasi yang Anda lakukan, baik untuk memantau perkembangannya, serta untuk mendeteksi jika ada permasalahan yang muncul. 

Selamat berinvestasi!



sumber : cermati

Lebih lengkapnya silahkan klik :  Saham Online

Komentar

Saham Online di Facebook

Postingan populer dari blog ini

Cara Membaca Grafik Saham di Bursa Efek

grafik candlestick saham Pergerakan harga instrumen finansial baik saham maupun forex biasanya digambarkan dalam bentuk grafik. Grafik ini memudahkan trader untuk mengetahui pola-pola pergerakan harga yang terjadi sebelumnya. Ada beberapa jenis grafik yang biasa dipakai di pasar finansial yaitu: Line Chart/Grafik Garis Bar Chart/Grafik Batang Candlestick Chart/Grafik Lilin Grafik  Line Chart  hanya memuat data harga dipenutupan perdagangan yang digambarkan dalam bentuk garis saja. Sementara  Bar Chart  dan  Candlestick Chart  hampir sama dikarenakan memuat data harga pembukaan, harga penutupan, harga tertinggi dan terendah. Hanya saja grafik candlestick lebih mudah dibaca dibandingkan grafik bar. Di samping itu keunggulan lain dari candlestick chart adalah mampu menampilkan psikologi pasar dengan tampilan yang lebih mudah dibaca. Berikut tampilan masing-masing chart menggunakan contoh Indeks S&P500: Line Chart Bar Chart Candlestick Chart Saya priba

Cara Membaca Candlestick Saham

Cara membaca candlestick saham sebenarnya cukup mudah dan tidak perlu banyak menghafal. Anda cukup memahaminya saja secara garis besar, maka akan sukses membaca candlestick saham.  Di grafik atau chart saham, kita menemui puluhan pola saham yang berbeda. Di sana ada  Three Black Crows, Concealing Baby Swallow, Unique Three River Bottom dan lain sebagainya. Jika anda harus menghafalkannya, maka akan membutuhkan tenaga yang banyak. Maka dengan artikel ini harapannya Anda mampu cara memahami atau membaca candlestick saham dengan mudah. Dasar-dasar dalam Membaca Candlestick Saham Buyer Versus Seller Sebelum kita mulai mendalami elemen-elemen penting untuk analisa candlestick, kita harus punya cara pandang yang benar terlebih dulu. Anggap saja pergerakan harga itu terjadi karena perang antara Buyer dan Seller. Setiap candlestick adalah suatu pertempuran selama masa perang, dan keempat elemen candlestick menceritakan siapa yang unggul, siapa yang mundur, siapa memegang kontr

Cara Menghitung Harga Wajar Saham Menurut Benjamin Graham

Harga Wajar dan Benjamin Graham Harga wajar atau Harga intrinsik adalah harga wajar suatu perusahaan. Jika harga saham diatas Harga wajar artinya saham tersebut mahal dan jika dijual dibawah Harga wajar artinya saham tersebut murah.Salah satu investor yang mempopulerkan tentang Harga wajar adalah Benjamin Graham. Seorang investor yang menjadi figur penting Warren Buffet. Benjamin Graham mengajar di Columbia Business School tempat Warren Buffet menimba ilmu. Benjamin Graham menulis buku the security analysis dan juga the intelligent investor. Buku yang merupakan legenda dan bacaan wajib bagi para value investor di seluruh dunia. Buku yang juga dibaca dan didalami oleh Warren Buffet ataupun Lo Kheng Hong. Harga Wajar menurut Benjamin Graham Mari saya jelaskan bagaimana contoh menghitung Harga wajar. Dan sebagai contoh perusahaan maka saya akan menggunakan salah satu perusahaan lain yang saya beli. Saya menggunakan data EPS 2018 dengan harga EPS 141,84 Komponen yang saya gunakan ada 2 dal