google-site-verification=zsLknblUv9MPpbGfVx9l3sfhCtAjcEQGFzXwTpBAmUo 6 Cara untuk Berinvestasi dengan Efisien Langsung ke konten utama

6 Cara untuk Berinvestasi dengan Efisien



Ada banyak cara untuk menggandakan uang Anda. Di zaman modern ini, investasi adalah cara paling ampuh yang banyak dicari orang. Menyoal investasi, ada banyak jenis investasi dengan modal terjangkau dan bisa dijadikan pilihan. Misalnya, investasi saham, reksa dana, obligasi ritel, hingga emas atau logam mulia. 

Tentunya ketika Anda investasi, sebaiknya Anda tak hanya siap menerima keuntungan investasi saja, tapi juga harus paham dan siap dengan risiko investasi. 

Risiko investasi akan selalu ada di dalam setiap produk pilihan investasi. Namun jangan khawatir, risiko investasi bisa diminimalisir dengan cara menerapkan strategi investasi yang tepat.


Lalu apa saja yang perlu Anda lakukan agar Anda bisa menikmati untung dari investasi Anda? 


1. Mulai Investasi Sekarang

Jangan menunggu sudah mapan baru berinvestasi, tapi berinvestasilah agar menjadi mapan. Untuk itu, lakukan investasi sedini mungkin. Tak perlu menunda-nunda hal baik seperti mulai berinvestasi. Anda tak akan pernah merasa siap 100% bila terus menunggu waktu yang tepat. 

Investasi di zaman sekarang tak lagi sulit, semua informasi investasi bisa Anda dapatkan dengan mudah dan lengkap melalui internet. Anda pun bisa mulai investasi dengan modal mulai dari Rp100.000,-. 

Berapapun umur Anda saat ini, mulailah berinvestasi. Tak ada kata terlambat, jadi jangan bersedih. Justru hal yang terpenting sebelum Anda investasi adalah menentukan apa tujuan Anda berinvestasi? Lalu memilih produk investasi yang sesuai dengan tujuan dan profil risiko investasi Anda.

Misalnya, apabila tujuan investasi Anda adalah untuk dana pensiun, tentu ada banyak pilihan produk investasi. Mulai dari saham, reksa dana, obligasi, logam mulia hingga deposito.


2. Pilih Investasi yang Bisa Lawan Inflasi

Inflasi itu nyata terjadi. Disadari atau tidak, semua kebutuhan pokok mengalami kenaikan. Nilai uang Rp100.000 di tahun 2020 saat ini sudah jelas berbeda dengan 10 tahun yang lalu. 

Data BPS (Badan Pusat Statistik) menyebutkan rata-rata inflasi di Indonesia selama 5 tahun terakhir mencapai 3,16%. Bahkan di proyeksikan setiap tahunnya terjadi kenaikan inflasi sebesar 3% hingga 5%.

Tentunya, salah satu cara yang tepat untuk melawan inflasi adalah dengan investasi. 

Jadi, Anda jangan berharap melawan inflasi dengan menabung atau menyimpan uang di bank saja. Hal itu tak akan manjur sebab untung bunga tabungan itu kecil, yakni di kisaran 2%-3% saja. Belum lagi ada potongan biaya administrasi bank dan biaya-biaya lainnya. 

Bagi mayoritas orang yang sudah mengenal investasi, investasi saham atau reksa dana menjadi produk pilihan investasi yang pas untuk melawan inflasi.

Kenapa begitu?  Alasannya, saham dan reksa dana memiliki return atau keuntungan yang lebih tinggi dari inflasi, hal ini telah terbukti secara konsisten dua produk investasi ini bisa melampaui inflasi sejak tahun 1940-an.


3. Diversifikasi Investasi 

Diversifikasi adalah membagi modal yang Anda miliki ke dalam beberapa aset. Dalam berinvestasi, agar hasil keuntungan yang Anda dapatkan maksimal maka Anda wajib melakukan diversifikasi.

Mengapa langkah ini perlu dilakukan? Tujuannya adalah untuk mencegah kegagalan total jika salah satu aset mengalami kerugian, karena masih ada aset lainnya yang mengalami keuntungan. Sehingga beban kerugian finansial karena risiko investasi bisa terminimalisir.

Contoh yang umum dilakukan dalam diversifikasi investasi adalah dengan memiliki beberapa produk investasi. Misalnya, di saham, reksa dana, emas, dan deposito. Menyoal diversifikasi ini, Anda bisa kembali melakukan review portofolio investasi yang Anda miliki.

Hindari berinvestasi di dalam satu keranjang atau hanya memilih satu produk saja. Pelajari kembali produk-produk investasi yang sesuai dengan profil risiko investasi Anda. Usakan selalu untuk memiliki beberapa produk investasi agar Anda tetap bisa meraih tujuan keuangan Anda. 


 4. Pilih Investasi yang Tepat

Ada berbagai jenis investasi yang bisa Anda pilih. Mulai dari investasi di pasar modal yakni saham, obligasi, reksa dana, sukuk. Lalu investasi lainnya seperti emas logam mulia, deposito, hingga properti (tanah, rumah, apartemen).

Agar Anda bisa berinvestasi dengan efisien, mendapat untung maksimal maka Anda perlu memilih jenis investasi yang sesuai dengan tujuan dan kemampuan Anda secara finansial.

Ingat, setiap jenis produk investasi itu memiliki kelebihan atau keuntungan dan risikonya masing-masing. Semuanya ada tingkatannya, misalnya urutan dari jenis investasi dengan untung yang tinggi tapi risiko investasi juga tinggi adalah saham. Lalu, selanjutnya, ada reksadana, obligasi. Lalu produk investasi yang minim atau rendah risiko adalah deposito bank.

Jadi, jangan gegabah dalam berinvestasi apalagi hanya sekadar ikut-ikutan tren saja. Ingat pelajari baik-baik produk investasinya dan pilih yang sesuai dengan tujuan keuangan Anda. Misalnya, untuk tujuan keuangan jangka panjang pilihan produk yang pas adalah saham, reksa dana, obligasi. Lalu untuk tujuan keuangan jangka menengah, reksa dana dan emas bisa dijadikan pilihan. Sedangkan untuk jangka pendek, emas dan deposito bisa dipilih. 


5. Mulai dengan Investasi Kecil

Mulailah berinvestasi dengan modal sedikit demi sedikit, untuk menumbuhkan rasa percaya diri Anda. Ingat tak perlu menunggu Anda banyak uang atau gaji besar baru mulai investasi. Anda bisa investasi dengan modal Rp100.000,-. Bahkan investasi seperti membuka tabungan emas, Anda bisa mulai dengan modal Rp10.000,-. Yakni melalui program tabungan emas di beberapa platform e-commerce.

Kuncinya, sempatkan untuk investasi. Sisihkan uang di awal untuk pos investasi. Bisa perlu buatlah bujet khusus untuk investasi, yakni 10% dari gaji Anda khusukan untuk dana investasi. Jangan di tunda-tunda ya. Daripada buat belanja kebutuhan konsumtif lebih baik Anda investasikan untuk masa depan. 

Sebagai contoh, apabila Anda tertarik dengan saham atau reksa dana, maka pilih saham/reksa dana dengan performa yang baik selama lima tahun terakhir. Selain itu, tingkatkan ilmu Anda tentang tips investasi saham dan reksa dana untuk pemula dari internet.


6. Tidak Perlu Terlalu Memonitor

Untuk tips yang satu ini mungkin terdengar aneh. Jangan terlalu sering memonitor investasi Anda? Kenapa begitu? sebab, Anda investasi untuk tujuan jangka panjang dan tidak mengejar keuntungan investasi jangka pendek.

Ingat tujuan awal Anda berinvestasi yaitu untuk membangun kekayaan dalam jangka waktu yang panjang. Jadi, apa yang terjadi dengan performa investasi Anda sehari-harinya adalah hal yang kurang relevan.

Justru terlalu sering memantau perkembangan investasi Anda itu tidak sehat. Sebab, hal ini hanya akan membuat Anda khawatir, berpikir negatif, takut merugi dan takut membuat keputusan investasi. 

Naik-turun nilai investasi setiap hari adalah pergerakan yang wajar terjadi. Tak perlu khawatir atau takut sebab untuk jangka panjang investasi umumnya selalu mengalami kenaikan. Sebaiknya, cukup pantau investasi Anda dalam batas waktu yang wajar seperti sebulan sekali. 



sumber : cermati

Lebih lengkapnya silahkan klik :  Saham Online

Komentar

Saham Online di Facebook

Postingan populer dari blog ini

Cara Membaca Grafik Saham di Bursa Efek

grafik candlestick saham Pergerakan harga instrumen finansial baik saham maupun forex biasanya digambarkan dalam bentuk grafik. Grafik ini memudahkan trader untuk mengetahui pola-pola pergerakan harga yang terjadi sebelumnya. Ada beberapa jenis grafik yang biasa dipakai di pasar finansial yaitu: Line Chart/Grafik Garis Bar Chart/Grafik Batang Candlestick Chart/Grafik Lilin Grafik  Line Chart  hanya memuat data harga dipenutupan perdagangan yang digambarkan dalam bentuk garis saja. Sementara  Bar Chart  dan  Candlestick Chart  hampir sama dikarenakan memuat data harga pembukaan, harga penutupan, harga tertinggi dan terendah. Hanya saja grafik candlestick lebih mudah dibaca dibandingkan grafik bar. Di samping itu keunggulan lain dari candlestick chart adalah mampu menampilkan psikologi pasar dengan tampilan yang lebih mudah dibaca. Berikut tampilan masing-masing chart menggunakan contoh Indeks S&P500: Line Chart Bar Chart Candlestick Chart Saya priba

Cara Menghitung Beta Saham CAPM

Apa itu CAPM CAPM (Capital Asset Pricing Model) adalah model yang digunakan untuk menentukan tingkat pengembalian(required return) dari suatu aset. Model ini mendapatkan penghargaan nobel  pada tahun 1990 dan pada prakteknya juga sering digunakan untuk menentukan nilai cost of equity. Dari sudut pandang investor, besarnya tingkat pengembalian seharusnya berbanding lurus dengan risiko yang diambil. Untuk memudahkan saya buat ilustrasi yang disederhanakan sebagai berikut: Alex punya uang 100juta, berkeinginan untuk menginvestasikan uangnya pada bisnis warung retail. Pertanyaan yang seringkali dihadapi adalah: Jika Alex memutuskan untuk berinvestasi pada bisnis warung retail, berapa besar tingkat pengembalian yang harus dia dapatkan? Mengingat bahwa jika dia menginvestasikan uangnya, dia dihadapkan dengan risiko bisnis warung retail. Pertimbangan untuk Alex Deposito Investasi Toko/Warung Retail Risiko Minim, relatif nggak ada bagi Alex Bisa bangkrut atau perkembangan bisnis tida

Mengenal Indikator Exponential Moving Average - EMA

Apa itu Exponential Moving Average - EMA? Exponential Moving Average (EMA) adalah jenis moving average (MA) yang menempatkan bobot lebih besar dan signifikansi pada titik data terbaru. Exponential Moving Average juga disebut sebagai Moving Average tertimbang secara eksponensial. Moving Average tertimbang secara eksponensial bereaksi lebih signifikan terhadap perubahan harga saat ini daripada rata-rata bergerak sederhana (SMA), yang menerapkan bobot yang sama untuk semua pengamatan pada periode tersebut. Memahami Indikator EMA EMA adalah Moving Average yang menempatkan bobot lebih besar dan signifikansi pada titik data terbaru. Seperti semua moving average, indikator teknis ini digunakan untuk menghasilkan sinyal beli dan jual berdasarkan crossover dan divergensi dari rata-rata historis. Pedagang sering menggunakan beberapa hari EMA yang berbeda - misalnya rata-rata bergerak 20 hari, 30 hari, 90 hari, dan 200 hari. Formula EMA Tiga langkah dasar untuk menghit