google-site-verification=zsLknblUv9MPpbGfVx9l3sfhCtAjcEQGFzXwTpBAmUo Neraca Perdagangan Diramal Surplus 26 Bulan, Rupiah Menguat? Langsung ke konten utama

Neraca Perdagangan Diramal Surplus 26 Bulan, Rupiah Menguat?

Rupiah hanya melemah tipis 0,03% melawan dolar Amerika Serikat (AS) ke Rp 14.990/US$ Kamis kemarin. Padahal, pasar melihat bank sentral AS (The Fed) akan menaikkan suku bunga 100 basis poin dua pekan depan, lebih tinggi dari proyeksi sebelumnya 75 basis poin.
Melihat pergerakan tersebut, rupiah berpeluang menguat pada perdagangan Jumat (15/7/2022). Perhatian tertuju pada rilis data neraca perdagangan.

Maklum saja, surplus sudah dicatat dalam 25 bulan beruntun, dan mampu mendorong transaksi berjalan juga surplus. Hal ini membuat pasokan devisa ke dalam negeri menjadi besar dan menjaga stabilitas rupiah.

Konsensus pasar yang dihimpun CNBC Indonesia dari 12 lembaga memperkirakan surplus neraca perdagangan pada Juni akan mencapai US$ 3,42 miliar. Surplus tersebut melonjak dibandingkan yang tercatat pada Mei yakni US$ 2,89 miliar.

Artinya, neraca perdagangan akan surplus 26 bulan beruntun.

Secara teknikal, belum ada perubahan level-level yang harus diperhatikan mengingat rupiah melemah tipis kemarin. Rupiah yang disimbolkan USD/IDR sejak 15 Juni lalu menembus ke atas resisten kuat di kisaran Rp 14.730/US$ yang merupakan FibonacciRetracement61,8%. Sejak saat itu, rupiah terus mengalami tekanan.

Fibonacci Retracement tersebut ditarik dari titik terendah 24 Januari 2020 di Rp 13.565/US$ dan tertinggi 23 Maret 2020 di Rp 16.620/US$.


Sejak saat itu rupiah terus tertekan hingga sempat menembus level psikologis Rp 15.000/US$ pada Rabu (6/7/2022) lalu dan masih menjadi resisten di pekan ini. Jika ditembus, rupiah tentunya akan melemah lebih jauh.

Rp Rp 15.090/US$ - Rp 15.100/US$ yang merupakan Fibonacci Retracement 50% akan menjadi resisten kuat selanjutnya yang bisa menahan pelemahan rupiah.
Sementara itu selama tertahan di bawah Rp 15.000/US$, rupiah berpeluang menguat melihat indikator Stochastic pada grafik harian kini bergerak naik dan mencapai wilayah jenuh beli (overbought).


Stochastic merupakan leading indicator, atau indikator yang mengawali pergerakan harga. Ketika Stochastic mencapai wilayah overbought (di atas 80) atau oversold (di bawah 20), maka harga suatu instrumen berpeluang berbalik arah.

Stochastic yang berada di wilayah jenuh beli memberikan peluang penguatan rupiah. Apalagi pada Rabu lalu rupiah juga membentuk pola Shooting Star yang biasanya menjadi sinyal pembalikan arah.

Indikator Stochastic yang digunakan untuk memproyeksikan pergerakan harian juga berada di wilayah jenuh beli sehingga peluang rupiah menguat cukup besar.
Support terdekat berada di kisaran Rp 14.970, jika ditembus rupiah berpeluang menguat ke kisaran Rp 14.950/US$ hingga Rp 14.930/US$.

Sumber: cnbcindonesia-
Informasi lengkap pasar saham ada di Website Saham Online.  
Materi belajar trading dan investasi saham ada di Channel Youtube Saham Online. 

Komentar

Saham Online di Facebook

Postingan populer dari blog ini

Cara Membaca Grafik Saham di Bursa Efek

grafik candlestick saham Pergerakan harga instrumen finansial baik saham maupun forex biasanya digambarkan dalam bentuk grafik. Grafik ini memudahkan trader untuk mengetahui pola-pola pergerakan harga yang terjadi sebelumnya. Ada beberapa jenis grafik yang biasa dipakai di pasar finansial yaitu: Line Chart/Grafik Garis Bar Chart/Grafik Batang Candlestick Chart/Grafik Lilin Grafik  Line Chart  hanya memuat data harga dipenutupan perdagangan yang digambarkan dalam bentuk garis saja. Sementara  Bar Chart  dan  Candlestick Chart  hampir sama dikarenakan memuat data harga pembukaan, harga penutupan, harga tertinggi dan terendah. Hanya saja grafik candlestick lebih mudah dibaca dibandingkan grafik bar. Di samping itu keunggulan lain dari candlestick chart adalah mampu menampilkan psikologi pasar dengan tampilan yang lebih mudah dibaca. Berikut tampilan masing-masing chart menggunakan contoh Indeks S&P500: Line Chart Bar Chart Candlestick Chart Saya priba

Apa itu Saham ? Pengertian, Contoh, Jenis, Keuntungan, Resiko

Apa itu Saham? Saham adalah jenis surat berharga yang menandakan kepemilikan secara proporsional dalam sebuah perusahaan penerbitnya. Saham kadang disebut ekuitas. Saham memberikan hak kepada pemegang saham atas proporsi aset dan pendapatan perusahaan.  Saham pada umumnya  dijual dan dibeli di bursa saham . Akan tetapi saham juga dijual secara pribadi. Transaksi saham harus sesuai dengan peraturan pemerintah yang dimaksudkan untuk melindungi investor dari praktik penipuan.  Secara historis, investasi saham telah mengungguli sebagian besar investasi lainnya dalam jangka panjang. Investasi saham dapat dilakukan melalui broker saham online atau sekuritas saham yang terdaftar di lembaga yang mengaturnya di sebuah negara.  Sebuah perusahaan terbuka menerbitkan / menjual saham dalam rangka mengumpulkan dana untuk menjalankan bisnisnya. Pemegang saham, ibaratnya telah membeli secuil perusahaan dan memiliki hak atas sebagian aset dan pendapatannya. Dengan kata lain, pemegan

Rekomendasi Saham BBRI, GGRM, DRMA dan ACST oleh RHB Sekuritas Indonesia | 26 Oktober 2023

RHB Sekuritas Indonesia 26 Oktober 2023 Muhammad Wafi PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk (BBRI) Bank Rakyat Indonesia terlihat kembali melakukan rebound disertai volume dan menguji resistance garis MA20 sekaligus resistance bearish channel-nya. Jika mampu breakout resistance garis MA20 maka akan mengkonfirmasi sinyal reversal dari fase bearish untuk menguji resistance garis MA50. Rekomendasi: Buy area disekitar Rp 5.125 dengan target jual di Rp 5.325 hingga Rp 5.575. Cut loss di Rp 5.000. PT Gudang Garam Tbk (GGRM) Gudang Garam terlihat melakukan rebound dan breakout resistance garis MA50 disertai volume dan menguji resistance garis MA20. Jika mampu breakout resistance garis MA20 maka akan mengkonfirmasi sinyal breakout menuju fase bullish dan menguji level tertingginya di bulan Oktober 2023. Rekomendasi: Buy area disekitar Rp 24.800 dengan target jual di Rp 25.375 hingga Rp 26.650. Cut loss di Rp 24.525. PT Dharma Polimetal Tbk (DRMA) Dharma Polimetal terlihat melakukan rebound d