google-site-verification=zsLknblUv9MPpbGfVx9l3sfhCtAjcEQGFzXwTpBAmUo Ulasan Pasar Modal Hari Ini, 22 November 2016 (IHSG Penutupan) Langsung ke konten utama

Ulasan Pasar Modal Hari Ini, 22 November 2016 (IHSG Penutupan)


Ulasan Pasar Modal Hari Ini, 22 November 2016 (IHSG Penutupan)

(Investment Information Team,  Daewoo Securities Indonesia)

IHSG ditutup menguat 56 poin (+1.09%) ke level 5,204.67 pada perdagangan hari ini setelah melemah sejak penutupan perdagangan akhir pekan lalu. Penguatan IHSG didorong oleh penguatan sebagian besar sektor dipimpin oleh sektor mining dan consumer yang masing-masing ditutup menguat 3.24% dan 2.18%. Menguatnya sektor mining ditopang oleh penguatan saham BIPI (+34.33%) dan TINS (+9.46%), sementara sektor consumer ditopang oleh menguatnya saham KAEF (+24.03%) dan HMSP (+5.56%). Sektor miscellaneous industry menjadi satu-satunya sektor yang melemah dan ditutup turun 1.53% . Bursa saham Asia menguat untuk hari kedua seiring dengan menguatnya perusahaan energi dipicu oleh reli harga minyak di tengah tanda-tanda bahwa negara anggota OPEC telah membuat kemajuan menuju finalisasi kesepakatan pemangkasan produksi. Investor asing melanjutkan transaksi net sell yang tercatat Rp733 miliar di seluruh Pasar hingga akhir perdagangan. US Dollar menguat 0.28% terhadap Rupiah hari ini, sehingga Rupiah tercatat melemah ke level Rp13,443 terhadap US Dollar.

Advance Stocks:

- TINS: Harga saham TINS menguat ke level tertinggi dalam 2 minggu terakhir dan ditutup menguat Rp105 (+9.45%) ke level Rp1.215, seiring dengan menguatnya harga timah.  Kenaikan  harga saham TINS di tengah sentimen positif harga timah yang mungkin menguat hingga US$30,000 per metrik ton di tahun 2018-2019 dikarenakan kurangnya pasokan.

- KRAS, BRPT, TPIA: Menteri Energi dan Sumberdaya Mineral (ESDM) menyatakan pengumuman penurunan harga gas industri untuk tiga sektor akan diumumkan besok, Rabu (23/11/2016). Sesuai hasil rapat koordinasi di tingkat Menko, baru 3 sektor yang akan menikmati penurunan harga gas industri, yakni petrokimia, pupuk dan baja. Harga saham KRAS, BRPT dan TPIA ikut terimbas sentimen positif menjelang pengumuman harga gas industri tersebut dan ditutup menguat hari ini. KRAS (+10.06% atau Rp75 ke level Rp820), BRPT (+2.1% atau Rp35 ke level Rp1.695) dan TPIA (+1.41% atau Rp275 ke level Rp19.725)

- INCO: Setelah melemah tiga hari perdagangan terakhir, harga saham INCO ditutup menguat Rp110 (+3.54%) ke level Rp3.210 pada perdagangan hari ini. INCO menargetkan tahun depan dapat memproduksi 90.000 ton nikel matte, naik 12,5% dibandingkan target produksi tahun ini yang dipatok 80.000 ton nikel matte. Perseroan menganggarkan belanja modal hingga US$90 juta di tahun 2017 untuk dapat merealisasikan target tersebut.

- JSMR: JSMR menetapkan harga penawaran saham rights issue sebesar Rp3.900 per lembar dari kisaran harga sebelumnya Rp3.700-4.500 per lembar. Jumlah saham yang akan ditawarkan sebanyak 457.871.200 saham. Rasio 500.000:33.667 (OS:NS). Harga saham JSMR menguat pertama kalinya dalam tiga hari terakhir dan ditutup naik Rp30 (+0.71%) ke level Rp4.250 hari ini.

- DNAR: Harga saham DNAR ditutup menguat Rp20 (+9.09%) ke level Rp240 hari ini. Apro Financial Co Ltd menargetkan akan menggabungkan (merger) Bank Dinar dan Bank Andara sebelum akhir 2017. Sebelum merger, Apro akan menambah modal bank Dinar sehingga mencapai modal inti Rp 1 triliun. Namun, OJK mengaku belum menerima dokumen resmi permintaan untuk melakukan merger antara Bank Dinar dan Bank Andara.

Decline Stocks:

- ISSP: Harga saham ISSP melemah untuk hari keempat dan ditutup turun Rp4 (-1.94%) ke level Rp202 hari ini. Total nilai penjualan ISSP per September 2016 mencapai Rp2,37 triliun, turun 12,47% YoY, disebabkan harga jual yang juga terkoreksi. Per September 2016, rata-rata harga jual produk perseroan mencapai Rp8.475 per kg, turun 12,25% YoY.

Komentar

Saham Online di Facebook

Postingan populer dari blog ini

Cara Membaca Indikator Stochastic Oscillator dengan 3 Metode

Keberadaan stochastic telah sedikit disinggung sebagai indikator oscillator yang mampu menunjukkan kondisi jenuh harga. Dulunya, banyak trader mengetahui cara membaca indikator Stochastic hanya untuk penerapan praktis. Namun sebenarnya, Stochastic terdiri dari berbagai macam komponen dan memiliki lebih dari satu manfaat. Untuk mengungkapnya, kita akan mempelajari 3 cara membaca indikator Stochastic berikut. Baca juga: Memahami arti LOT dalam Investasi Saham 1. Cara Membaca Indikator Stochastic Sebagai Penanda Overbought Oversold Cara membaca indikator Stochastic menurut fungsi ini adalah yang paling mudah. Pada dasarnya, indikator ciptaan George Lane ini memiliki dua level ekstrim, yakni 80 dan 20. Masing-masing level tersebut berperan sebagai batas overbought dan oversold. Indikator Stochastic menunjukkan kondisi overbought ketika grafik berada di atas level 80. Sementara itu, cara membaca indikator Stochastic untuk mengenali oversold adalah dengan memperhatikan grafik yang sudah turu...

Rekomendasi Saham BISI dan MCOL oleh Phillip Capital | 18 April 2023

Phillip Capital 18 April 2023 Technical Recommendations BISI Short Term Trend : Bullish Medium Term Trend : Bullish Trading Buy : 1680 Target Price 1 : 1740 Target Price 2 : 1770 Stop Loss : 1625 MCOL Short Term Trend : Bullish Medium Term Trend : Bullish Trade Buy : 6825 Target Price 1 : 7400 Target Price 2 : 7850 Stop Loss : 6250 - Informasi lengkap pasar saham ada di  Website Saham Online.    Materi belajar trading dan investasi saham ada di   Channel Youtube Saham Online. 

Analisa Saham ANTM | 3 Agustus 2018

CLSA (KZ) ANTM IJ – Aneka Tambang 2Q18 operational highlights by Andrew Hotama and Norman Choong Stock: Aneka Tambang, ANTM IJ Market cap, ADTO: US$1.6bn, US$4.6m Rec: BUY, TP: Rp1,100 Event: 2Q18 operational results 2Q18 operational result highlight: •     Gold production: 503 kg (-7% QoQ, +20% YoY), 6M18: 47% of 18CL •     Gold sales volume: 6,815 kg (-2% QoQ, +933% YoY), 6M18: 46% of 18CL •     Ferronickel production: 6,724 tni (+10% QoQ, +5% YoY), 6M18: 49% of 18CL •     Ferronickel sales volume: 7,516 tni (+40% QoQ, +44% YoY), 6M18: 50% of 18CL •     Nickel ore production: 1.7mn wmt (-21% QoQ, +58% YoY), 6M18: 63% of 18CL •     Nickel ore sales volume: 0.6mn wmt (-49% QoQ, +136% YoY), 6M18: 38% of 18CL Comment: •     Unaudited 2Q18 revenue came at Rp6.1tn (+7% QoQ, +350% YoY), we believe this is mostly on the back of higher ferronickel sales volume which w...