google-site-verification=zsLknblUv9MPpbGfVx9l3sfhCtAjcEQGFzXwTpBAmUo Ulasan Pasar Modal Hari Ini, IHSG Penutupan 17 Februari 2017 Langsung ke konten utama

Ulasan Pasar Modal Hari Ini, IHSG Penutupan 17 Februari 2017


Market Review 17 Februari 2017
(Investment Information Team,  Mirae Asset Sekuritas Indonesia)

Menutup perdagangan hari ini, IHSG melemah 27 poin (-0.5%) ke level 5,350.932, pelemahan untuk hari ketiga dalam pekan ini. 130 saham tercatat menguat, sementara 199 saham tercatat melemah. Mayoritas sektor ditutup melemah dipimpin oleh sektor miscellaneous industry yang ditutup melemah 2.07%, sementara sektor mining menjadi satu-satunya sektor yang ditutup menguat sebesar 0.45%. Investor asing mencatatkan transaksi net sell sejumlah Rp727 miliar di seluruh hingga akhir perdagangan. US Dollar melanjutkan penguatan sebesar 11 poin (+0.08%) terhadap Rupiah, sehingga Rupiah kembali melemah pada penutupan perdagangan hari ini ke level Rp13,333 terhadap US Dollar.

Pada perdagangan kemarin, Kamis (16/2), Bank Indonesia memutuskan untuk mempertahankan suku bunga acuan BI 7 Days Reverse Repo di level 4,75%. Dengan demikian, suku bunga deposit facility(DF) juga tetap bertahan di level 4% dan suku bunga lending facility di level 5,5%.

Unusual Market Activity (UMA)
- PT Asuransi Jasa Tania Tbk (ASJT)
Bursa Efek Indonesia menginformasikan bahwa telah terjadi peningkatan harga dan aktivitas saham ASJT yang di luar kebiasaan (Unusual Market Activity). Bursa saat ini sedang mencermati perkembangan pola transaksi saham ini.

Advance Stocks:

- WTON: Harga saham WTON ditutup menguat Rp15 (+1.84%) ke level Rp830 pada perdaganganhari ini. Sepanjang 2016, WTON mencatatkan laba bersih sejumlah Rp272,42 miliar dibanding Rp173,87 miliar pada periode yang sama tahun 2015. Pendapatan usaha meningkat dari Rp2,65 triliun di tahun 2015 menjadi Rp3,48 triliun pada tahun lalu.

- BNII, WOMF: Harga saham BNII menguat pertama kalinya dalam dua hari terakhir dengan menguat Rp12 (+3.29%) ke level Rp376. Harga saham WOMF juga ditutup menguat Rp12 (+5.6%) ke level Rp226 hari ini. BNII terus melanjutkan proses penjualan dan pengalihan saham Maybank Indonesia di WOM Finance. Perusahaan telah menandatangani perjanjian pembelian saham bersyarat dengan PT Reliance Capital Management. Penjualannya dapat mencapai lebih dari Rp 700 miliar. BNII meraih laba bersih senilai Rp1,93 triliun per 31 Desember 2016 dibanding laba bersih sejumlah Rp1,24 triliun pada periode yang sama tahun sebelumnya.

- MIDI: MIDI meraih kenaikan laba tahun berjalan menjadi Rp196,04 miliar hingga periode 31 Desember 2016 dari laba tahun berjalan Rp140,51 miliar pada tahun sebelumnya. Pendapatan neto naik menjadi Rp8,49 triliun dari Rp7,17 triliun pada periode yang sama tahun 2015. Laba usaha juga tercatat meningkat dari Rp325,92 miliar menjadi Rp421,91 miliar. Hal tersebut memberi sentimen positif terhadap harga saham MIDI yang ditutup menguat Rp30 (+3.44%) ke level Rp900 pada perdagangan hari ini.

Decline Stocks:

- BNLI: Harga saham BNLI melemah ke level terendahnya sejak 24 Januari lalu dan ditutup turun Rp25 (-3.44%) ke level Rp700 pada perdagangan hari ini. BNLI mencatat rugi bersih sebesar Rp6,48 triliun hingga periode 31 Desember 2016 usai meraih laba bersih Rp247,11 miliar periode sama tahun sebelumnya. Rugi sebelum pajak tercatat mencapai Rp8,63 triliun dibanding laba Rp293,53 miliar pada periode yang sama tahun sebelumnya. BNII berencana melakukan rights issue tambahan senilai Rp 3 triliun, sedangkan Rp 1,5 triliun telah diterima sebagai capital advance pada 6 Desember 2016 dari kedua pemegang saham utama.

- ASII: Melemahnya harga saham ASII dipicu oleh kekhawatiran kinerja BNLI yang mencatatkan penurunan kinerja tahunan akan berdampak pada laba Astra International, yang merupakan pemegang saham utama BNLI. Hari ini, harga saham ASII ditutup melemah Rp200 (-2.46%) ke level Rp7.900.

Komentar

Saham Online di Facebook

Postingan populer dari blog ini

Money Flow Index | Penggunaan dan Setting Indikator MFI

Apa itu Money Flow Index (MFI)? Money Flow Index (MFI) adalah osilator teknis yang menggunakan harga dan volume untuk mengidentifikasi kondisi jenuh beli atau jenuh jual dalam aset. Hal ini juga dapat digunakan untuk melihat divergensi yang memperingatkan perubahan tren harga. Osilator bergerak antara 0 dan 100. Tidak seperti osilator konvensional seperti Relative Strength Index (RSI) , Money Flow Index menggabungkan data harga dan volume, sebagai lawan dari harga yang adil. Untuk alasan ini, beberapa analis menyebut MFI sebagai "the volume-weighted RSI". Money Flow Index pada Indonesia Composite Kunci dalam Memahami Indikator MFI Indikator biasanya dihitung menggunakan 14 periode data. Pembacaan MFI di atas 80 dianggap overbought dan pembacaan MFI di bawah 20 dianggap oversold. Overbought dan oversold tidak selalu berarti harga akan berbalik, hanya saja harga mendekati tinggi atau rendah dari kisaran harga terbaru. Pembuat indeks, Gene Quong dan Avru...

Mengenal Indikator ADX | Indikator Kekuatan Trend

Perdagangan pada arah tren yang kuat mengurangi risiko dan meningkatkan potensi keuntungan. Average Directional Index (ADX) digunakan untuk menentukan kapan harga sedang tren kuat. Dalam banyak kasus, ini adalah indikator tren utama. Bagaimanapun, tren adalah mungkin teman Anda, tentu menyenangkan untuk mengetahui siapa teman Anda. Pada artikel ini, kita akan membahas tentang ADX sebagai indikator kekuatan tren. Memahami Indikator ADX ADX digunakan untuk mengukur kekuatan tren. Perhitungan ADX didasarkan pada Moving Average dari ekspansi kisaran harga selama periode waktu tertentu. Pengaturan standarnya adalah 14 bar, meskipun periode waktu lain dapat digunakan. ADX dapat digunakan pada kendaraan perdagangan apa saja seperti saham, reksadana, dana yang diperdagangkan di bursa dan futures. ADX diplot sebagai garis tunggal dengan nilai-nilai mulai dari yang rendah dari nol sampai yang tinggi dari 100. ADX adalah non-directional; itu mencatat kekuatan tren apakah harga sedang t...

PT Visi Telekomunikasi Infrastruktur Tbk (GOLD) Catat Pendapatan Rp35,64 Miliar Hingga September 2022

PT Visi Telekomunikasi Infrastruktur Tbk (GOLD) mencatat pendapatan Rp35,64 miliar hingga periode 30 September 2022 naik dari pendapatan Rp32,97 miliar di periode yang sama tahun sebelumnya. Laporan keuangan perseroan Rabu menyebutkan, beban pokok pendapatan naik menjadi Rp13,29 miliar dari Rp11,91 miliar dan laba kotor naik menjadi Rp22,34 miliar dari laba kotor Rp21,06 miliar tahun sebelumnya. Beban usaha naik menjadi Rp7,58 miliar dari Rp6,90 miliar membuat laba operasi naik tipis menjadi Rp14,76 miliar dari laba operasi Rp14,16 miliar tahun sebelumnya. Laba sebelum pajak menjadi Rp13,93 miliar naik dari laba sebelum pajak Rp13,17 miliar dan laba bersih yang diatribusikan ke pemilik entitas induk mencapai Rp13,14 miliar naik dari laba bersih Rp12,24 miliar tahun sebelumnya. Jumlah liabilitas mencapai Rp41,41 miliar hingga periode 30 September 2022 naik dari jumlah liabilitas Rp34,44 miliar hingga periode 31 Desember 2021 dan jumlah aset mencapai Rp394,69 miliar hingga periode 30 Se...