google-site-verification=zsLknblUv9MPpbGfVx9l3sfhCtAjcEQGFzXwTpBAmUo Berita Saham MYOH 18 Mei 2017 Langsung ke konten utama

Berita Saham MYOH 18 Mei 2017

Meraih kontrak baru, Samindo kembali bertenaga

JAKARTA. PT SIMS Jaya Kaltim, anak usaha PT Samindo Resources Tbk meraih kontrak pemindahan batuan penutup atawa overburden removal dan produksi batubara. Order tersebut berasal dari PT Gunungbayan Pratamacoal, anak usaha PT Bayan Resources Tbk.

Proyek pengerjaan jasa penambangan ini mulai berjalan pada semester dua tahun ini, dengan masa kontrak hingga 2019. Perusahaan akan mengerjakan overburdeen sebesar 14,7 bcm dan 1 juta ton batubara.

Sekretaris Perusahaan Samindo Resources Hananto Wibowo mengatakan, sepanjang tahun 2017, perusahaan ini baru mendapatkan satu kontrak tersebut. Dengan menggarap tambang Gunungbayan, otomatis bisa menguatkan kinerja perusahaan yang masih mengalami penurunan produksi.

Pada kuartal pertama tahun ini, Samindo hanya memproduksi 2,5 juta ton batubara atau turun 16,8% ketimbang periode sama tahun lalu yang mencapai 3 juta ton. Kendati tidak merinci berapa target kontrak dan produksi pada tahun ini, Samindo mengklaim, kontrak dengan Gunungbayan bukanlah satu-satunya proyek yang dibidik. Perusahaan ini masih berharap, bisa mendapatkan beberapa kontrak baru lain.

"Ini batubara ya, captive market, jadi kami masih ada pendekatan dengan beberapa klien lagi," ujar Hananto kepada KONTAN, Selasa (16/5).

Sebab itu, Samindo tidak akan mengejar target yang tinggi-tinggi. Alasannya, harga batubara yang rebound sejak akhir tahun lalu memiliki potensi untuk kembali mengalami tekanan. Yang jelas, perusahaan ini mempunyai opsi untuk pengembangan bisnis yang integral dengan core business saat ini, yakni bergerak di sektor pertambangan batubara.

Sekarang, ada dua lini bisnis baru yang tengah dijajaki perusahaan. Pertama, memiliki tambang batubara sendiri. Kedua, masuk ke sektor bisnis ketenagalistrikan.

Guna memuluskan rencananya tersebut, Samindo menggelontorkan dana investasi senilai US$ 100 juta untuk mengakuisisi satu tambang batubara berkalori medium di Kalimantan Timur. Tambang itu memiliki jumlah cadangan mencapai 20 juta ton.

Sejatinya, banyak lokasi tambang batubara yang dilirik Samindo. Namun sejauh ini belum menemukan kata sepakat karena masih tarik ulur dalam harga. "Kami mencari yang spesifikasinya medium ke atas atau berkalori 4.200 kkal-5.000 kkal. Ini paling banyak konsumennya," sebut Hananto.

Adapun di sektor kelistrikan, emiten tambang dengan kode MYOH ini akan menggandeng mitra strategis. Pasalnya, Samindo mengincar proyek-proyek PLTU berkapasitas 200 MW-500 MW, yang berlokasi di dekat wilayah basis operasi perusahaan. Untuk keperluan ini, investasi yang disiapkan senilai US$ 25 juta. Asal tahu saja, tahun lalu, Samindo mengikuti tender di Kalimantan Timur IV dan masih menunggu hasilnya.

Hananto menambahkan, sebelumnya, Samindo berencana terjun ke bisnis perkebunan kelapa sawit dan jasa logistik pertambangan. Tapi rencana tersebut diurungkan mengingat bisnis utama perusahaan di sektor pertambangan batubara. Apalagi saat ini perusahaan memiliki spesifikasi overburden removal, produksi batubara, pengangkutan batubara, serta pemetaan geologi dan drilling.

Alhasil, lebih cocok melakukan integrasi usaha dengan mengembangkan sektor ketenagalistrikan dan penguasaan tambang, ketimbang menambah lini bisnis di sektor perkebunan sawit dan logistik.

Komentar

Saham Online di Facebook

Postingan populer dari blog ini

Money Flow Index | Penggunaan dan Setting Indikator MFI

Apa itu Money Flow Index (MFI)? Money Flow Index (MFI) adalah osilator teknis yang menggunakan harga dan volume untuk mengidentifikasi kondisi jenuh beli atau jenuh jual dalam aset. Hal ini juga dapat digunakan untuk melihat divergensi yang memperingatkan perubahan tren harga. Osilator bergerak antara 0 dan 100. Tidak seperti osilator konvensional seperti Relative Strength Index (RSI) , Money Flow Index menggabungkan data harga dan volume, sebagai lawan dari harga yang adil. Untuk alasan ini, beberapa analis menyebut MFI sebagai "the volume-weighted RSI". Money Flow Index pada Indonesia Composite Kunci dalam Memahami Indikator MFI Indikator biasanya dihitung menggunakan 14 periode data. Pembacaan MFI di atas 80 dianggap overbought dan pembacaan MFI di bawah 20 dianggap oversold. Overbought dan oversold tidak selalu berarti harga akan berbalik, hanya saja harga mendekati tinggi atau rendah dari kisaran harga terbaru. Pembuat indeks, Gene Quong dan Avru...

Mengenal Indikator ADX | Indikator Kekuatan Trend

Perdagangan pada arah tren yang kuat mengurangi risiko dan meningkatkan potensi keuntungan. Average Directional Index (ADX) digunakan untuk menentukan kapan harga sedang tren kuat. Dalam banyak kasus, ini adalah indikator tren utama. Bagaimanapun, tren adalah mungkin teman Anda, tentu menyenangkan untuk mengetahui siapa teman Anda. Pada artikel ini, kita akan membahas tentang ADX sebagai indikator kekuatan tren. Memahami Indikator ADX ADX digunakan untuk mengukur kekuatan tren. Perhitungan ADX didasarkan pada Moving Average dari ekspansi kisaran harga selama periode waktu tertentu. Pengaturan standarnya adalah 14 bar, meskipun periode waktu lain dapat digunakan. ADX dapat digunakan pada kendaraan perdagangan apa saja seperti saham, reksadana, dana yang diperdagangkan di bursa dan futures. ADX diplot sebagai garis tunggal dengan nilai-nilai mulai dari yang rendah dari nol sampai yang tinggi dari 100. ADX adalah non-directional; itu mencatat kekuatan tren apakah harga sedang t...

Cara Membaca Indikator Stochastic Oscillator dengan 3 Metode

Keberadaan stochastic telah sedikit disinggung sebagai indikator oscillator yang mampu menunjukkan kondisi jenuh harga. Dulunya, banyak trader mengetahui cara membaca indikator Stochastic hanya untuk penerapan praktis. Namun sebenarnya, Stochastic terdiri dari berbagai macam komponen dan memiliki lebih dari satu manfaat. Untuk mengungkapnya, kita akan mempelajari 3 cara membaca indikator Stochastic berikut. Baca juga: Memahami arti LOT dalam Investasi Saham 1. Cara Membaca Indikator Stochastic Sebagai Penanda Overbought Oversold Cara membaca indikator Stochastic menurut fungsi ini adalah yang paling mudah. Pada dasarnya, indikator ciptaan George Lane ini memiliki dua level ekstrim, yakni 80 dan 20. Masing-masing level tersebut berperan sebagai batas overbought dan oversold. Indikator Stochastic menunjukkan kondisi overbought ketika grafik berada di atas level 80. Sementara itu, cara membaca indikator Stochastic untuk mengenali oversold adalah dengan memperhatikan grafik yang sudah turu...