google-site-verification=zsLknblUv9MPpbGfVx9l3sfhCtAjcEQGFzXwTpBAmUo Analisa Saham UNVR | 1 November 2017 Langsung ke konten utama

Analisa Saham UNVR | 1 November 2017

PT Unilever Indonesia Tbk (UNVR) mencetak pertumbuhan pendapatan di tengah-tengah bisnis consumers good yang menantang. Sampai dengan kuartal III-2017, UNVR membukukan kenaikan laba bersih sekitar 10,1% menjadi Rp 5,23 triliun dari sebelumnya Rp 4,75 triliun.

Sedangkan dari sisi pendapatan, Unilever meraup pemasukan hingga Rp 31,21 triliun. Angka ini meningkat 3,69% dibanding kuartal III-2017, Rp 30,1 triliun.

Reza Priyambada, Analis Binaartha Parama Sekuritas menyatakan, Unilever memiliki bisnis yang kuat. Pasalnya, emiten ini berhasil menciptakan pasar dalam pasar. Sehingga konsumen memiliki varian produk dan bisa memilih produk yang diinginkan. "Dia pada awal-awal memang besar pengeluarannya pada riset dan iklan. Kini dia bisa memetik hasil dari pemasarannya," terang Reza kepada KONTAN di Tangerang, Rabu (1/11).

Dia menambahkan, pertumbuhan kontribusi penjualan tiap-tiap segmen produk tidak jauh berbeda. Selain itu, UNVR juga menggunakan strategi penjualan bertingkat sehingga memungkinkan untuk bisa menggaet setiap kelas konsumen. "Artinya punya harga, segmen, dan kualitas masing-masing yang ditawarkan. Sehingga mau tidak mau juga tetap memberikan kontribusi kepada UNVR," lanjutnya.

Pertumbuhan UNVR dibandingkan tahun sebelumnya cenderung melambat. Pada kuartal III-2017, pertumbuhan pendapatan dan laba bersih masing-masing sebesar 3,69% dan 10,1% year on year.

Padahal pada kuartal III-2016, tercatat pertumbuhan pendapatan sebesar 9,27% yoy dan laba bersih 13,56% yoy. Sedangkan pada kuartal III-2015, pendapatan tumbuh 5,58% dan laba bersih tumbuh 3,32%.

Reze menilai, pertumbuhan sektor consumers good memang cenderung melambat. Ada beberapa kemungkinan yang terjadi pada masyarakat sehingga membuat daya beli melambat. "Bisa jadi karena banyaknya saving dan shifting," lanjutnya.

Pertumbuhan sektor ini akan seiring dengan pertumbuhan ekonomi nasional. Oleh karena itu, Reza melihat UNVR kini lebih pada menjaga tingkat penjualan yang sudah dilakukan. "Untuk UNVR rekomendasi buy dengan target harga Rp 54.000," imbuhnya.

Hari ini, harga saham UNVR stagnan di level Rp 49.600 per saham. Dengan target Rp 54.000 per saham, masih ada potensi kenaikan harga 8,87%.

KONTAN

Komentar

Saham Online di Facebook

Postingan populer dari blog ini

Cara Membaca Indikator Stochastic Oscillator dengan 3 Metode

Keberadaan stochastic telah sedikit disinggung sebagai indikator oscillator yang mampu menunjukkan kondisi jenuh harga. Dulunya, banyak trader mengetahui cara membaca indikator Stochastic hanya untuk penerapan praktis. Namun sebenarnya, Stochastic terdiri dari berbagai macam komponen dan memiliki lebih dari satu manfaat. Untuk mengungkapnya, kita akan mempelajari 3 cara membaca indikator Stochastic berikut. Baca juga: Memahami arti LOT dalam Investasi Saham 1. Cara Membaca Indikator Stochastic Sebagai Penanda Overbought Oversold Cara membaca indikator Stochastic menurut fungsi ini adalah yang paling mudah. Pada dasarnya, indikator ciptaan George Lane ini memiliki dua level ekstrim, yakni 80 dan 20. Masing-masing level tersebut berperan sebagai batas overbought dan oversold. Indikator Stochastic menunjukkan kondisi overbought ketika grafik berada di atas level 80. Sementara itu, cara membaca indikator Stochastic untuk mengenali oversold adalah dengan memperhatikan grafik yang sudah turu...

Rekomendasi Saham BISI dan MCOL oleh Phillip Capital | 18 April 2023

Phillip Capital 18 April 2023 Technical Recommendations BISI Short Term Trend : Bullish Medium Term Trend : Bullish Trading Buy : 1680 Target Price 1 : 1740 Target Price 2 : 1770 Stop Loss : 1625 MCOL Short Term Trend : Bullish Medium Term Trend : Bullish Trade Buy : 6825 Target Price 1 : 7400 Target Price 2 : 7850 Stop Loss : 6250 - Informasi lengkap pasar saham ada di  Website Saham Online.    Materi belajar trading dan investasi saham ada di   Channel Youtube Saham Online. 

Analisa Saham ANTM | 3 Agustus 2018

CLSA (KZ) ANTM IJ – Aneka Tambang 2Q18 operational highlights by Andrew Hotama and Norman Choong Stock: Aneka Tambang, ANTM IJ Market cap, ADTO: US$1.6bn, US$4.6m Rec: BUY, TP: Rp1,100 Event: 2Q18 operational results 2Q18 operational result highlight: •     Gold production: 503 kg (-7% QoQ, +20% YoY), 6M18: 47% of 18CL •     Gold sales volume: 6,815 kg (-2% QoQ, +933% YoY), 6M18: 46% of 18CL •     Ferronickel production: 6,724 tni (+10% QoQ, +5% YoY), 6M18: 49% of 18CL •     Ferronickel sales volume: 7,516 tni (+40% QoQ, +44% YoY), 6M18: 50% of 18CL •     Nickel ore production: 1.7mn wmt (-21% QoQ, +58% YoY), 6M18: 63% of 18CL •     Nickel ore sales volume: 0.6mn wmt (-49% QoQ, +136% YoY), 6M18: 38% of 18CL Comment: •     Unaudited 2Q18 revenue came at Rp6.1tn (+7% QoQ, +350% YoY), we believe this is mostly on the back of higher ferronickel sales volume which w...