google-site-verification=zsLknblUv9MPpbGfVx9l3sfhCtAjcEQGFzXwTpBAmUo BuyBack Saham ARNA | 21 Februari 2018 Langsung ke konten utama

BuyBack Saham ARNA | 21 Februari 2018

BuyBack Saham ARNA 

Emiten produsen keramik PT Arwana Citramulia Tbk. berencana melakukan pembelian kembali  (buyback) saham dengan tujuan menjaga kewajaran harga saham emiten tersebut.

Dalam keterbukaan informasi yang dipublikasikan di situs Bursa Efek Indonesia (BEI), perseroan menyebut akan menyediakan dana sebanyak-banyaknya sebesar Rp30 miliar untuk pembelian kembali saham perseroan.

Biaya yang akan dikeluarkan perseroan untuk pelaksanaan pembelian kembali saham adalah biaya pembayaran fee atas perantara pedagang efek yang besarannya maksimal 0,25% dari setiap transaksi beli.

Corporate Secretary PT Arwana Citramulia Tbk. Rudy Sujanto menyampaikan pelaksanaan pembelian kembali saham tersebur akan direalisasikan dalam waktu 12 bulan setelah Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) perseroan pada bulan Maret 2018.

“Dana untuk pembelian kembali saham perseroan tersebut hingga harga maksimum sesuai peraturan yang berlaku sehingga jumlah nominal saham yang akan dibeli perseran akan bergantung pada harga saham di pasar bursa,” ungkap Rudy dalam keterbukaan informasi, Rabu (21/2).

Dari transaksi tersebut, Rudy mengemukakan perseroan tidak akan menanggung dampak negatif pada pendapatan perseroan maupun laba perseroan. Dampak aksi buyback pada perseroan diperkirakan akan sangat kecil.

Adapun, dengan pembelian saham di bursa secara langsung akan membuat harga saham menjadi lebih stabil dan berdampak positif bagi para pemegang saham. Dengan harga yang stabil, saham diharapkan dapat merefleksikan pencapaian dan kinerja perusahaan.

Pada penutupan perdagangan Rabu (21/2/2018), saham PT Arwana Citramulia Tbk. turun 2,82% atau 10 poin ke level Rp344. Sepanjang tahun berjalan, saham entitas tercatat mengalami kenaikan 0,58%.

Emiten dengan kode saham ARNA tersebut berencana meningkatkan kapasitas pabrik pada semester pertama tahun ini dari saat ini 58 juta meter persegi per tahun menjadi 64 juta meter persegi per tahun.

"Saat ini kami masih memiliki kapasitas idle sebesar 5 juta meter persegi. Salah satu yang baru saja kami produksi adalah kerami dengan ukuran 25cmx35cm. Produk ini yang membantu mengangkat pendapatan kami tahun ini," jelas Tandean Rustandy, CEO PT Arwana Citramulia Tbk. belum lama ini.

Tandean menjelaskan untuk menambah kapasitas pabrik tersebut, perseroan menganggarkan belanja modal pada 2018 sebesar Rp200 miliar. Adapun, pabrik yang akan ditambah kapasitas produksinya adalah pabrik di Palembang.

source:
BISNIS

Komentar

Saham Online di Facebook

Postingan populer dari blog ini

Cara Menggunakan Elliott Wave

Mengenal Elliott Wave Teori Elliott Wave dikembangkan oleh R.N. Elliott dan dipopulerkan oleh Robert Prechter . Teori ini menegaskan bahwa perilaku orang banyak surut dan mengalir dalam tren yang jelas. Berdasarkan pasang surut ini, Elliott mengidentifikasi struktur tertentu untuk pergerakan harga di pasar keuangan. Artikel ini adalah sebuah pengantar dasar untuk teori Elliott Wave. Suatu urutan dasar impuls 5-gelombang dan urutan korektif 3-gelombang dijelaskan. Saat teori Elliott Wave menjadi jauh lebih rumit daripada kombinasi 5-3 ini, artikel ini hanya akan fokus pada dasar-dasarnya. RN Elliott Derajat Gelombang dalam Elliott Wave elliott wave degree Konvensi pelabelan yang ditunjukkan di atas adalah yang ditunjukkan dalam buku Elliott Wave. Dalam Elliott-speak, konvensi pelabelan ini digunakan untuk mengidentifikasi tingkat atau tingkat gelombang, yang mewakili ukuran tren yang mendasarinya. Angka Romawi huruf besar mewakili gelombang derajat besar, angka sederha...

Mengenal Indikator Saham OBV | On-Balance Volume

Apa itu On-Balance Volume (OBV)? On-balance volume (OBV) adalah indikator momentum perdagangan teknis yang menggunakan aliran volume untuk memprediksi perubahan harga saham. Joseph Granville pertama kali mengembangkan metrik OBV dalam buku 1963, "Granville's New Key to Stock Market Profits." Granville percaya bahwa volume adalah kekuatan utama di balik pasar dan dirancang OBV untuk diproyeksikan ketika gerakan besar di pasar akan terjadi berdasarkan perubahan volume. Dalam bukunya, ia menggambarkan prediksi yang dihasilkan oleh OBV sebagai "a spring being wound tightly." Dia percaya bahwa ketika volume meningkat tajam tanpa perubahan signifikan dalam harga saham, harga akhirnya akan melonjak ke atas atau jatuh ke bawah. indikator obv saham Intisari Penggunaan Indikator OBV On-balance volume (OBV) adalah indikator teknis momentum, menggunakan perubahan volume untuk membuat prediksi harga. OBV menunjukkan sentimen kerumunan yang dapat mempredi...

Money Flow Index | Penggunaan dan Setting Indikator MFI

Apa itu Money Flow Index (MFI)? Money Flow Index (MFI) adalah osilator teknis yang menggunakan harga dan volume untuk mengidentifikasi kondisi jenuh beli atau jenuh jual dalam aset. Hal ini juga dapat digunakan untuk melihat divergensi yang memperingatkan perubahan tren harga. Osilator bergerak antara 0 dan 100. Tidak seperti osilator konvensional seperti Relative Strength Index (RSI) , Money Flow Index menggabungkan data harga dan volume, sebagai lawan dari harga yang adil. Untuk alasan ini, beberapa analis menyebut MFI sebagai "the volume-weighted RSI". Money Flow Index pada Indonesia Composite Kunci dalam Memahami Indikator MFI Indikator biasanya dihitung menggunakan 14 periode data. Pembacaan MFI di atas 80 dianggap overbought dan pembacaan MFI di bawah 20 dianggap oversold. Overbought dan oversold tidak selalu berarti harga akan berbalik, hanya saja harga mendekati tinggi atau rendah dari kisaran harga terbaru. Pembuat indeks, Gene Quong dan Avru...