google-site-verification=zsLknblUv9MPpbGfVx9l3sfhCtAjcEQGFzXwTpBAmUo Analisa Saham LSIP | 9 April 2018 Langsung ke konten utama

Analisa Saham LSIP | 9 April 2018

Perang dagang antara Amerika Serikat (AS) dan China masih memanas. Aksi balasan China yang akan menetapkan tarif impor untuk sejumlah produk AS, memicu kekhawatiran pasar. Namun tanpa diduga, hal ini bisa memberi peluang bagi produsen minyak sawit mentah alias crude palm oil (CPO), seperti Indonesia dan Malaysia.

Salah satu produk AS yang akan dikenakan bea masuk adalah kedelai. Jika hal ini direalisasikan, harga kedelai bisa makin mahal. Sebagai gantinya, China berpotensi memilih produk CPO. "Kalau harga kedelai menjadi mahal, maka pasar akan mulai beralih ke CPO," ujar Yudha Gautama, Analis Danareksa Sekuritas kepada KONTAN, akhir pekan lalu.


Selama ini, China merupakan importir produk pertanian terbesar di dunia. Di tahun 2017 saja, China menyerap 64% dari produk kedelai global, atau setara dengan 93,5 juta ton. Sementara itu, AS merupakan produsen kedelai terbesar. Tahun lalu, produksinya mencapai 116,9 juta ton dan diperkirakan naik menjadi 119,5 juta ton pada tahun 2018 ini.

Analis Henan Putihrai Yosua Zisokhi juga menilai, pengaruh isu perang dagang sudah mulai terlihat dari penguatan harga CPO dalam beberapa hari terakhir. Strategi balasan China membuat pasar mulai berburu CPO.  "Sehingga, emiten perkebunan akan diuntungkan dalam jangka pendek dengan adanya kenaikan harga jual rata-rata (ASP)," papar dia.

Namun, Yosua memprediksi, sentimen ini hanya akan berlangsung sesaat. Pasalnya, AS akan berupaya mencari pasar kedelai selain China. Alhasil, pasokan kedelai global bisa kembali membengkak dan harga kedelai serta harga CPO bisa melorot lagi.

Menurut perhitungan dia, dalam jangka pendek harga CPO masih bisa menguat hingga RM 2.800 per ton. Moratorium lahan pun masih bisa menahan pertumbuhan produksi CPO jadi sekitar 5% saja. Setidaknya, hal ini bisa menahan kejatuhan harga CPO di level RM 2.600 per ton.

Di sisi lain, masih banyak pula sentimen negatif yang menghadang industri CPO. Yudha mengatakan, pasokan berlimpah dan kenaikan pajak impor di India masih tetap membayangi harga CPO.

Sentimen negatif

Yudha juga bilang, harga CPO sebenarnya masih dalam tren melemah. Sepanjang kuartal I-2018, harga CPO sudah terkoreksi 3,85% dibanding akhir 2017. Bahkan dalam perhitungannya, hingga akhir tahun ini harga CPO akan bergerak mendatar. "Jika tahun lalu harga rata-rata masih di kisaran RM 2.800 per ton, tahun ini mungkin hanya RM 2.700 per ton," papar dia.

Yasmin Soulisa, Analis Ciptadana Sekuritas, menilai, isu perang dagang justru tak berpengaruh langsung untuk emiten kebun. Soalnya, selama ini kedelai dari China lebih banyak digunakan sebagai pakan ternak. Ia bahkan memperkirakan harga CPO masih bisa melemah ke RM 2.500 per ton di tahun ini.

Di sektor ini, Yasmin merekomendasikan saham LSIP dengan target harga Rp 1.640 per saham. Selain karena kinerja keuangan yang sehat, produksi tandan buah segar LSIP juga masih tumbuh.

Yosua juga merekomendasikan LSIP dengan target harga Rp 1.710 per saham dan saham AALI dengan target Rp 16.710 per saham. Menurut dia, kedua emiten ini merupakan pemimpin pasar dengan jumlah lahan yang cukup luas.

Sementara itu, Yudha hanya menjagokan saham LSIP dengan target harga Rp 1.700. Meski ia memprediksi volume produksi LSIP stabil, kinerja keuangan LSIP cukup bagus lantaran tak punya utang. Selain itu, saham LSIP punya valuasi yang paling murah.

KONTAN

Komentar

Saham Online di Facebook

Postingan populer dari blog ini

Cara Membaca Grafik Saham di Bursa Efek

grafik candlestick saham Pergerakan harga instrumen finansial baik saham maupun forex biasanya digambarkan dalam bentuk grafik. Grafik ini memudahkan trader untuk mengetahui pola-pola pergerakan harga yang terjadi sebelumnya. Ada beberapa jenis grafik yang biasa dipakai di pasar finansial yaitu: Line Chart/Grafik Garis Bar Chart/Grafik Batang Candlestick Chart/Grafik Lilin Grafik  Line Chart  hanya memuat data harga dipenutupan perdagangan yang digambarkan dalam bentuk garis saja. Sementara  Bar Chart  dan  Candlestick Chart  hampir sama dikarenakan memuat data harga pembukaan, harga penutupan, harga tertinggi dan terendah. Hanya saja grafik candlestick lebih mudah dibaca dibandingkan grafik bar. Di samping itu keunggulan lain dari candlestick chart adalah mampu menampilkan psikologi pasar dengan tampilan yang lebih mudah dibaca. Berikut tampilan masing-masing chart menggunakan contoh Indeks S&P500: Line Chart Bar Chart Candlestick Chart Saya priba

Apa itu Saham ? Pengertian, Contoh, Jenis, Keuntungan, Resiko

Apa itu Saham? Saham adalah jenis surat berharga yang menandakan kepemilikan secara proporsional dalam sebuah perusahaan penerbitnya. Saham kadang disebut ekuitas. Saham memberikan hak kepada pemegang saham atas proporsi aset dan pendapatan perusahaan.  Saham pada umumnya  dijual dan dibeli di bursa saham . Akan tetapi saham juga dijual secara pribadi. Transaksi saham harus sesuai dengan peraturan pemerintah yang dimaksudkan untuk melindungi investor dari praktik penipuan.  Secara historis, investasi saham telah mengungguli sebagian besar investasi lainnya dalam jangka panjang. Investasi saham dapat dilakukan melalui broker saham online atau sekuritas saham yang terdaftar di lembaga yang mengaturnya di sebuah negara.  Sebuah perusahaan terbuka menerbitkan / menjual saham dalam rangka mengumpulkan dana untuk menjalankan bisnisnya. Pemegang saham, ibaratnya telah membeli secuil perusahaan dan memiliki hak atas sebagian aset dan pendapatannya. Dengan kata lain, pemegan

Rekomendasi Saham BBRI, GGRM, DRMA dan ACST oleh RHB Sekuritas Indonesia | 26 Oktober 2023

RHB Sekuritas Indonesia 26 Oktober 2023 Muhammad Wafi PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk (BBRI) Bank Rakyat Indonesia terlihat kembali melakukan rebound disertai volume dan menguji resistance garis MA20 sekaligus resistance bearish channel-nya. Jika mampu breakout resistance garis MA20 maka akan mengkonfirmasi sinyal reversal dari fase bearish untuk menguji resistance garis MA50. Rekomendasi: Buy area disekitar Rp 5.125 dengan target jual di Rp 5.325 hingga Rp 5.575. Cut loss di Rp 5.000. PT Gudang Garam Tbk (GGRM) Gudang Garam terlihat melakukan rebound dan breakout resistance garis MA50 disertai volume dan menguji resistance garis MA20. Jika mampu breakout resistance garis MA20 maka akan mengkonfirmasi sinyal breakout menuju fase bullish dan menguji level tertingginya di bulan Oktober 2023. Rekomendasi: Buy area disekitar Rp 24.800 dengan target jual di Rp 25.375 hingga Rp 26.650. Cut loss di Rp 24.525. PT Dharma Polimetal Tbk (DRMA) Dharma Polimetal terlihat melakukan rebound d