google-site-verification=zsLknblUv9MPpbGfVx9l3sfhCtAjcEQGFzXwTpBAmUo Analisa Saham UNTR | 19 April 2018 Langsung ke konten utama

Analisa Saham UNTR | 19 April 2018

UNTR: Positive Performance

Penguatan harga batubara global Newcastle sebesar +25,5% yoy menjadi USD102,9/mt di 1Q18 (1Q17: USD82,0/mt) mendorong penjualan alat berat Komatsu sepanjang 1Q18. Tercatat, penjualan alat berat Komatsu di 1Q18 tumbuh +39,3% yoy mencapai 1.171 unit dimana penjualan di bulan Maret 2018 mencapai 415 unit, naik +18,2% mom. Sementara itu, produksi batubara melalui anak usaha Pamapersada Nusantara (PAMA) tumbuh +5,6% yoy mencapai 26,5 juta ton di 1Q18 seiring dengan kenaikkan rasio kupas produsen batubara serta lapisan penutup. Kami masih mempertahankan rekomendasi BUY saham UNTR dengan target harga Rp42.000/saham, didorong oleh: (1) kenaikkan harga batubara dan pertumbuhan sektor infrastruktur, (2) diversifikasi bisnis emas, cooking coal, dan pembangkit listrik, serta (3) neraca yang kuat dengan posisi net cash untuk mendukung aktivitas investasi. Secara valuasi, UNTR diperdagangkan pada PER sebesar 17,5x di 2018, premium 24,5% dibandingkan dengan peers, valuasi yang premium menjustifikasi ekspektasi kinerja perusahaan yang positif kedepannya.

Pertumbuhan segmen construction machinery (CM) seiring dengan membaiknya harga batubara global dan permintaan alat berat dari sektor pertambangan. Penjualan alat berat Komatsu di 1Q18 mencapai 1.171 unit, tumbuh +38,3% yoy (PANS: 27,2%; Manajemen: 27,9%). Sementara itu, penjualan Komatsu di bulan Maret 2018 mencapai 415 unit, tumbuh +18,2% mom. Penjualan kepada sektor pertambangan berkontribusi sebesar 59,5% terhadap penjualan Komatsu di 1Q18 (1Q17: 41,2%) dan tumbuh signifikan sebesar +99,7%. Sementara itu, penjualan alat berat kepada sektor perkebunan dan konstruksi tumbuh masing-masing sebesar +25,5% yoy dan +11,4% yoy sedangkan penjualan alat berat kepada sektor kehutanan mengalami penurunan sebesar -45,0% yoy di 1Q18. Manajemen menargetkan penjualan alat berat Komatsu sepanjang tahun 2018 akan mencapai 4.200-4.500 unit dimana penjualan kepada sektor pertambangan masih menjadi kontributor terbesar terhadap penjualan Komatsu yaitu 50%-60%. Kami berharap kinerja divisi CM tetap tumbuh sepanjang tahun 2018 dengan penjualan alat berat Komatsu diprediksi akan mencapai 4.300 unit seiring dengan kenaikan harga batubara global serta permintaan dari sektor pertambangan.

Produksi batubara tumbuh +5,6% yoy mencapai 26,5 juta ton di 1Q18 melalui anak usaha Pamapersada Nusantara (PAMA) di 1Q18. Kenaikan harga batubara sepanjang 1Q18 mendorong kenaikan rasio kupas produsen batubara sebesar +16,2% yoy menjadi 7,9x di 1Q18 (1Q17: 6,9x) serta lapisan penutup sebesar +22% yoy menjadi 207 juta bcm (1Q17: 169,7 juta bcm). Sementara itu, volume penjualan batubara tercatat tumbuh +36,5% yoy mencapai 2.6 juta ton sepanjang 1Q18 (1Q17: 1,9 juta ton). Kami memperkirakan bahwa kenaikan harga batubara sepanjang tahun 2018 akan mendorong kinerja divisi mining contracting dan coal mining seiring dengan kenaikan produksi dan penjualan batubara serta lapisan penutup.

Positive outlook di tahun 2018. Kami melihat dampak kebijakan DMO berpotensi mendorong kinerja divisi MC seiring dengan potensi kenaikan produksi batubara. Selain itu, kenaikan kontribusi dari tambang Asmin serta beroperasinya kembali tambang TOP, juga berpotensi mendorong pertumbuhan penjualan batubara di 2018. Sebagai tambahan, proyek PLTU PAMA I dan 2 dengan kapasitas 2x15MW yang diharapkan beroperasi di tahun 2018-19 serta Tanjung Jati 5-6 dengan kapasitas 2x1000 MW yang akan beroperasi di tahun 2021, juga akan meningkatkan kinerja perusahaan kedepannya. Kami melihat diversifikasi bisnis ini akan mendorong kinerja UNTR di tengah volatilitas harga batubara global. Sebagai informasi, UNTR akan membagikan dividen payout ratio sebesar ~44,6% setara dengan  Rp839/ lembar. Dividen tunai ini telah termasuk dividen interim sebesar Rp282/saham. Sisa dividen yang belum dibagikan sebesar Rp611/saham atau setara dengan dividend yield sebesar 1,7%.

Mempertahankan rekomendasi BUY dengan target harga Rp42.000. Meskipun harga batubara global diprediksi terkonsolidasi di 2Q18 seiring dengan membaiknya cuaca, kami melihat harga batubara global masih dalam tren positif di 2018, didorong oleh berlanjutnya defisit batubara. Kinerja UNTR di 2018 diprediksi tumbuh didorong oleh (1) outlook yang positif di semua segmen seiring dengan kenaikan harga batubara dan pertumbuhan sektor infrastruktur, (2) diversifikasi bisnis pertambangan emas, cooking coal, dan pembangkit listrik, serta (3) neraca yang kuat dengan posisi net cash untuk mendukung aktivitas investasi. Oleh karena itu, kami masih mempertahankan rekomedasi BUY dengan target harga Rp42.000. Secara valuasi, UNTR diperdagangkan pada PER sebesar 17,5x di 2018, premium 24,5% dibandingkan dengan peers, valuasi yang premium menjustifikasi ekspektasi kinerja perusahaan yang positif kedepannya. Risiko investasi adalah penurunan harga batubara Newcastle secara tidak terduga yang berdampak pada penurunan aktivitas pertambangan dan permintaan alat berat Komatsu.

Best Regards,
Panin Sekuritas

Komentar

Saham Online di Facebook

Postingan populer dari blog ini

Money Flow Index | Penggunaan dan Setting Indikator MFI

Apa itu Money Flow Index (MFI)? Money Flow Index (MFI) adalah osilator teknis yang menggunakan harga dan volume untuk mengidentifikasi kondisi jenuh beli atau jenuh jual dalam aset. Hal ini juga dapat digunakan untuk melihat divergensi yang memperingatkan perubahan tren harga. Osilator bergerak antara 0 dan 100. Tidak seperti osilator konvensional seperti Relative Strength Index (RSI) , Money Flow Index menggabungkan data harga dan volume, sebagai lawan dari harga yang adil. Untuk alasan ini, beberapa analis menyebut MFI sebagai "the volume-weighted RSI". Money Flow Index pada Indonesia Composite Kunci dalam Memahami Indikator MFI Indikator biasanya dihitung menggunakan 14 periode data. Pembacaan MFI di atas 80 dianggap overbought dan pembacaan MFI di bawah 20 dianggap oversold. Overbought dan oversold tidak selalu berarti harga akan berbalik, hanya saja harga mendekati tinggi atau rendah dari kisaran harga terbaru. Pembuat indeks, Gene Quong dan Avru...

Mengenal Indikator ADX | Indikator Kekuatan Trend

Perdagangan pada arah tren yang kuat mengurangi risiko dan meningkatkan potensi keuntungan. Average Directional Index (ADX) digunakan untuk menentukan kapan harga sedang tren kuat. Dalam banyak kasus, ini adalah indikator tren utama. Bagaimanapun, tren adalah mungkin teman Anda, tentu menyenangkan untuk mengetahui siapa teman Anda. Pada artikel ini, kita akan membahas tentang ADX sebagai indikator kekuatan tren. Memahami Indikator ADX ADX digunakan untuk mengukur kekuatan tren. Perhitungan ADX didasarkan pada Moving Average dari ekspansi kisaran harga selama periode waktu tertentu. Pengaturan standarnya adalah 14 bar, meskipun periode waktu lain dapat digunakan. ADX dapat digunakan pada kendaraan perdagangan apa saja seperti saham, reksadana, dana yang diperdagangkan di bursa dan futures. ADX diplot sebagai garis tunggal dengan nilai-nilai mulai dari yang rendah dari nol sampai yang tinggi dari 100. ADX adalah non-directional; itu mencatat kekuatan tren apakah harga sedang t...

PT Visi Telekomunikasi Infrastruktur Tbk (GOLD) Catat Pendapatan Rp35,64 Miliar Hingga September 2022

PT Visi Telekomunikasi Infrastruktur Tbk (GOLD) mencatat pendapatan Rp35,64 miliar hingga periode 30 September 2022 naik dari pendapatan Rp32,97 miliar di periode yang sama tahun sebelumnya. Laporan keuangan perseroan Rabu menyebutkan, beban pokok pendapatan naik menjadi Rp13,29 miliar dari Rp11,91 miliar dan laba kotor naik menjadi Rp22,34 miliar dari laba kotor Rp21,06 miliar tahun sebelumnya. Beban usaha naik menjadi Rp7,58 miliar dari Rp6,90 miliar membuat laba operasi naik tipis menjadi Rp14,76 miliar dari laba operasi Rp14,16 miliar tahun sebelumnya. Laba sebelum pajak menjadi Rp13,93 miliar naik dari laba sebelum pajak Rp13,17 miliar dan laba bersih yang diatribusikan ke pemilik entitas induk mencapai Rp13,14 miliar naik dari laba bersih Rp12,24 miliar tahun sebelumnya. Jumlah liabilitas mencapai Rp41,41 miliar hingga periode 30 September 2022 naik dari jumlah liabilitas Rp34,44 miliar hingga periode 31 Desember 2021 dan jumlah aset mencapai Rp394,69 miliar hingga periode 30 Se...