google-site-verification=zsLknblUv9MPpbGfVx9l3sfhCtAjcEQGFzXwTpBAmUo Analisa Penutupan Pasar Saham Indonesia | 28 Juni 2018 Langsung ke konten utama

Analisa Penutupan Pasar Saham Indonesia | 28 Juni 2018

*Mirae Asset Sekuritas Indonesia*
Investment Information Team

*Market Review 28 Juni 2018*

Tercatat 84 saham menguat dan 351 saham melemah. *IHSG 120,23 poin (-2,07%) ke level 5.667,31*, dan *LQ-45 19,9 poin (2,21%) ke level 881,02*.

*Sectoral Return :*
- Agri -0.86%
- Mining -2.69%
- Basic-Ind -4.25%
- Misc-Ind -1.70%
- Consumer -0.99%
- Property -3.45%
- Infrastructure -1.76%
- Finance -2.07%
- Trade -1.78%

Investor asing *net sell senilai Rp 691 Milyar*.

*USD/IDR +212 poin (+1.50%)* terhadap Rupiah di angka 14,385.

*Saham yang ditutup menguat*

- *TNCA ditutup menguat Rp 104 (+69.33%) ke level Rp 254*. PT Trimuda Nuansa Citra Tbk (TNCA) membidik kenaikan laba bersih menjadi sebesar Rp 4 miliar hingga akhir tahun 2018. Laba tersebut ekuivalen dengan kenaikan sebesar 20% dibandingkan dengan laba perusahaan tahun 2017 yang lalu. Target laba perusahaan ini sejalan dengan laba Trimuda hingga Juni 2018 ini. Dalam catatan Kontan.co.id, perusahaan ini membidik pendapatan sebesar Rp 64 miliar. Dari buku Desember 2017, diketahui jumlah aset perusahaan berkisar Rp 20 miliar-Rp 30 miliar. Sedangkan pendapatan pada 2017 sebesar Rp 51 miliar

- *DNET menguat Rp 40 (+1.31%) ke level Rp 3.090*.  PT Indoritel Makmur Internasional Tbk (DNET) telah menyerap sebagian kredit dari Bank Mandiri pada tahun ini untuk keperluan ekspansi. Tahun ini, alokasi belanja modal perusahaan mencapai Rp 1 triliun dimana 70% nya berasal dari pinjaman. Harjono Wreksorembodo, Direktur PT Indoritel Makmur Internasional Tbk menambahkan, pinjaman tersebut mayoritas untuk pembangunan jaringan fiber optic kedepan. Asal tahu saja, perusahaan menargetkan mampu melayani 200 kota, sedangkan tahun ini baru ditargetkan bisa mencapai 103 kota atau setengah dari target.

*Saham yang ditutup melemah*

- *GGRM melemah Rp 1.850 (-2.68%) ke level Rp 66,950*. PT Gudang Garam Tbk (GGRM) akan membagikan dividen tunai dari laba tahun buku 2017 kepada para pemegang saham. Berdasarkan pengumuman di situs Kustodian Sentral Efek Indonesia (KSEI), Kamis (28/6), GGRM bakal menebar dividen sebesar Rp 2.600 per saham, sama seperti nilai dividen di tahun sebelumnya. Tanggal terakhir perdagangan saham dengan hak dividen alias cum dividen saham GGRM di pasar reguler dan negosiasi pada 3 Juli 2018. Sementara, cum dividen di pasar tunai pada 6 Juli 2018. Pada 6 Juli juga akan dilakukan pencatatan daftar pemegang saham yang berhak atas dividen tunai atau recording date. Selanjutnya, pemegang saham akan menerima pembayaran dividen tunai pada 26 Juli 2018.

- *MINA melemah Rp 190 (-9.09%) ke level Rp 1,900*. PT Sanurhasta Mitra Tbk (MINA) akan mulai memperdagangkan nominal saham baru di pasar reguler dan negosiasi pada 4 Juli 2018 mendatang. Sementara perdagangan di pasar tunai pada 9 Juli 2018. Menurut keterangan perseroan Kamis disebutkan, pemecahan nilai saham (stock split) tersebut dilaksanakan dengan perbandingan 1:5 dari harga nominal semula Rp100 menjadi Rp20 sesuai denagn Akta Pernyataan Keputusan Rapat No.23 dan telah mendapatkan persetujuan dari Kemenkumham.

- *SILO melemah Rp 275 (-5.00%) ke level Rp 5,225*. PT Siloam International Hotels Tbk (SILO) melalui dua anak usahanya PT Mahkota Buana Selaras (MBS) dan PT Tunggal Pilar Perkasa (TPP) pada 25 Juni 2018 menandatangani Akta Jual Beli saham. Menurut keterangan Indra Hertanto, Sekretaris Perusahaan perseroan kamis, penandatangan Akta dihadapan Sriwi Bawana SH, notaris di Tangerang ini berkaitan dengan pembelian 100% saham PT Manajemen Perkasa Makmur (MPM) oleh kedua anak usaha tersebut.

- *ASBI melemah Rp 10 (-3.03%) ke level Rp 320*. PT Asuransi BIntang Tbk (ASBI) akan membagikan dividen tunai kepada pemegang sahamnya pada sebesar Rp10 per saham pada 26 Juli 2018. Menurut keterangan perseroan Kamis disebutkan, cum dan ex dividen di pasar reguler/negosiasi pada 3 dan 4 Juli 2018 sedangkan d pasar tunai pada 6 dan 9 Juli 2018 dengan DPS hingga 6 Juli 2018.

Komentar

Saham Online di Facebook

Postingan populer dari blog ini

Cara Membaca Grafik Saham di Bursa Efek

grafik candlestick saham Pergerakan harga instrumen finansial baik saham maupun forex biasanya digambarkan dalam bentuk grafik. Grafik ini memudahkan trader untuk mengetahui pola-pola pergerakan harga yang terjadi sebelumnya. Ada beberapa jenis grafik yang biasa dipakai di pasar finansial yaitu: Line Chart/Grafik Garis Bar Chart/Grafik Batang Candlestick Chart/Grafik Lilin Grafik  Line Chart  hanya memuat data harga dipenutupan perdagangan yang digambarkan dalam bentuk garis saja. Sementara  Bar Chart  dan  Candlestick Chart  hampir sama dikarenakan memuat data harga pembukaan, harga penutupan, harga tertinggi dan terendah. Hanya saja grafik candlestick lebih mudah dibaca dibandingkan grafik bar. Di samping itu keunggulan lain dari candlestick chart adalah mampu menampilkan psikologi pasar dengan tampilan yang lebih mudah dibaca. Berikut tampilan masing-masing chart menggunakan contoh Indeks S&P500: Line Chart Bar Chart Candlestick Chart Saya priba

Cara Membaca Candlestick Saham

Cara membaca candlestick saham sebenarnya cukup mudah dan tidak perlu banyak menghafal. Anda cukup memahaminya saja secara garis besar, maka akan sukses membaca candlestick saham.  Di grafik atau chart saham, kita menemui puluhan pola saham yang berbeda. Di sana ada  Three Black Crows, Concealing Baby Swallow, Unique Three River Bottom dan lain sebagainya. Jika anda harus menghafalkannya, maka akan membutuhkan tenaga yang banyak. Maka dengan artikel ini harapannya Anda mampu cara memahami atau membaca candlestick saham dengan mudah. Dasar-dasar dalam Membaca Candlestick Saham Buyer Versus Seller Sebelum kita mulai mendalami elemen-elemen penting untuk analisa candlestick, kita harus punya cara pandang yang benar terlebih dulu. Anggap saja pergerakan harga itu terjadi karena perang antara Buyer dan Seller. Setiap candlestick adalah suatu pertempuran selama masa perang, dan keempat elemen candlestick menceritakan siapa yang unggul, siapa yang mundur, siapa memegang kontr

Mengenal Indikator Exponential Moving Average - EMA

Apa itu Exponential Moving Average - EMA? Exponential Moving Average (EMA) adalah jenis moving average (MA) yang menempatkan bobot lebih besar dan signifikansi pada titik data terbaru. Exponential Moving Average juga disebut sebagai Moving Average tertimbang secara eksponensial. Moving Average tertimbang secara eksponensial bereaksi lebih signifikan terhadap perubahan harga saat ini daripada rata-rata bergerak sederhana (SMA), yang menerapkan bobot yang sama untuk semua pengamatan pada periode tersebut. Memahami Indikator EMA EMA adalah Moving Average yang menempatkan bobot lebih besar dan signifikansi pada titik data terbaru. Seperti semua moving average, indikator teknis ini digunakan untuk menghasilkan sinyal beli dan jual berdasarkan crossover dan divergensi dari rata-rata historis. Pedagang sering menggunakan beberapa hari EMA yang berbeda - misalnya rata-rata bergerak 20 hari, 30 hari, 90 hari, dan 200 hari. Formula EMA Tiga langkah dasar untuk menghit