google-site-verification=zsLknblUv9MPpbGfVx9l3sfhCtAjcEQGFzXwTpBAmUo Analisa Penutupan Pasar Saham Indonesia | 9 Agustus 2018 Langsung ke konten utama

Analisa Penutupan Pasar Saham Indonesia | 9 Agustus 2018

*Mirae Asset Sekuritas Indonesia*
Investment Information Team

*Market Review 09 Agustus 2018*

Tercatat 158 saham menguat dan 238 saham melemah. IHSG -29.57 poin (-0.48%) ke level 6,065.25 dan LQ-45 -4.81 poin (-0.49%) ke level 960.14.

Sectoral Return :
- Agri -1.34%
- Mining -1.32%
- Basic-Ind -1.09%
- Misc-Ind +0.90%
- Consumer -0.88%
- Property -0.78%
- Infrastructure -0.60%
- Finance -0.07%
- Trade -0.12%

Investor asing *net sell* senilai Rp 64.5 Milyar.

*USD/IDR -23 poin (-0.16%) terhadap Rupiah di angka 14,416*.

*Saham yang ditutup menguat*

- *BBTN ditutup menguat Rp 140 (+5.34%) ke level Rp 2,760*. Guna memacu pendapatan, BBTN mulai mengoptimalkan pendapatan non bunga atau fee based income. Salah satunya adalah dengan mengenjot cuan lewat komisi bisnis bancassurance. Perseroan menyiapkan berbagai strategi untuk mencapai target tersebut. Misalnya BTN akan gencar melakukan berbagai sinergi dengan berbagai divisi bisnis internal. Juga mengoptimalkan kerjasama dengan berbagai institusi lain. Tak ketinggalan mempersiapkan produk-produk baru.

- *UNTR ditutup menguat Rp 575 (+1.59%) ke level Rp 36,600*. UNTR mengakuisisi tambang emas Martabe untuk mendiversifikasi portofolio. Tujuan akuisisi ini ialah membuat UNTR memiliki portofolio bisnis yang lebih berimbang. Jadi, perusahaan tidak hanya bergantung terhadap bisnis thermal coal. manajemen UNTR menyebutkan, untuk mengantisipasi fluktuasi harga yang dapat memengaruhi permintaan batu bara thermal ke depan, dan menghasilkan petumbuhan jangka panjang, perseroan melakukan diversifikasi usaha.

*Saham yang ditutup melemah*

- *TDPM melemah Rp 8 (-2.17%) ke level Rp 360*. TDPM mencatatkan kinerja keuangan yang apik selama semester I 2018. Laba perusahaan ini hingga tengah tahun 2018 sudah hampir menyamai laba setahun penuh di 2017 yaitu sebesar US$ 6 juta. Sementara itu, utilitas pabrik TDPM juga telah meningkat menjadi 84%, dari tahun sebelumnya sebesar 79%. Penggunaan dana capex selama semester 1 2018 ini juga terserap sebanyak 56% dari total hasil initial public offering (IPO) yang dilakukan pada April 2018 lalu.

- *RBMS melemah Rp 5 (-3.37%) ke level Rp 143*. PT Ristia Bintang Mahkotasejati Tbk berencana kembali menggalang pendanaan publik lewat aksi rights issue atau Penawaran Umum Terbatas (PUT) II. Kelak, mereka akan menggunakan dana tersebut untuk mendukung ekspansi bisnis. Meski belum secara detail membagikan informasi, RBMS bermaksud mengakuisisi perusahaan properti lain yang tengah mengembangkan proyek hunian untuk masyarakat berpenghasilan rendah (MBR). RBMS juga memakai dana rights issue untuk disuntikkan kepada anak usaha bernama PT Alam Indah Selaras.

- *BMRI melemah Rp 50 (-0.68%) ke level Rp 7,275*. BMRI berencana menerbitkan obligasi sebagai bagian dari Penawaran Umum Berkelanjutan (PUB) I tahap III 2018 dengan target indikatif total sebesar Rp 3 triliun. PUB I tahap III Tahun 2018 ini adalah bagian dari PUB I Bank Mandiri dengan total Rp 14 Triliun. Penerbitan obligasi  untuk memperkuat struktur pendanaan bank dan ekspansi kredit perusahaan.

- *BRIS melemah Rp 10 (-1.60%) ke level Rp 615*. Grab, aplikasi penyedia jasa transportasi dan bisnis online to offline (O2O) raksasa di Asia Tenggara mengumumkan kerja sama strategis dengan PT Bank BRI syariah Tbk. Melalui kerja sama ini, Grab bersama dengan BRI Syariah memberikan fasilitas pembiayaan faedah mikro kepada usaha mikro kecil menengah (UMKM) kuliner yang tergabung dalam rekanan GrabFood di Surabaya dan Yogyakarta. Fasilitas  ini melalui dua skema, yaitu pembiayaan faedah mikro dengan maksimum plafon sampai dengan Rp 200 Juta dengan skema jual beli (murabahah) dan sewa dengan jangka waktu hingga 5 tahun.

Komentar

Saham Online di Facebook

Postingan populer dari blog ini

Cara Menggunakan Elliott Wave

Mengenal Elliott Wave Teori Elliott Wave dikembangkan oleh R.N. Elliott dan dipopulerkan oleh Robert Prechter . Teori ini menegaskan bahwa perilaku orang banyak surut dan mengalir dalam tren yang jelas. Berdasarkan pasang surut ini, Elliott mengidentifikasi struktur tertentu untuk pergerakan harga di pasar keuangan. Artikel ini adalah sebuah pengantar dasar untuk teori Elliott Wave. Suatu urutan dasar impuls 5-gelombang dan urutan korektif 3-gelombang dijelaskan. Saat teori Elliott Wave menjadi jauh lebih rumit daripada kombinasi 5-3 ini, artikel ini hanya akan fokus pada dasar-dasarnya. RN Elliott Derajat Gelombang dalam Elliott Wave elliott wave degree Konvensi pelabelan yang ditunjukkan di atas adalah yang ditunjukkan dalam buku Elliott Wave. Dalam Elliott-speak, konvensi pelabelan ini digunakan untuk mengidentifikasi tingkat atau tingkat gelombang, yang mewakili ukuran tren yang mendasarinya. Angka Romawi huruf besar mewakili gelombang derajat besar, angka sederha...

Money Flow Index | Penggunaan dan Setting Indikator MFI

Apa itu Money Flow Index (MFI)? Money Flow Index (MFI) adalah osilator teknis yang menggunakan harga dan volume untuk mengidentifikasi kondisi jenuh beli atau jenuh jual dalam aset. Hal ini juga dapat digunakan untuk melihat divergensi yang memperingatkan perubahan tren harga. Osilator bergerak antara 0 dan 100. Tidak seperti osilator konvensional seperti Relative Strength Index (RSI) , Money Flow Index menggabungkan data harga dan volume, sebagai lawan dari harga yang adil. Untuk alasan ini, beberapa analis menyebut MFI sebagai "the volume-weighted RSI". Money Flow Index pada Indonesia Composite Kunci dalam Memahami Indikator MFI Indikator biasanya dihitung menggunakan 14 periode data. Pembacaan MFI di atas 80 dianggap overbought dan pembacaan MFI di bawah 20 dianggap oversold. Overbought dan oversold tidak selalu berarti harga akan berbalik, hanya saja harga mendekati tinggi atau rendah dari kisaran harga terbaru. Pembuat indeks, Gene Quong dan Avru...

Mengenal Indikator Saham OBV | On-Balance Volume

Apa itu On-Balance Volume (OBV)? On-balance volume (OBV) adalah indikator momentum perdagangan teknis yang menggunakan aliran volume untuk memprediksi perubahan harga saham. Joseph Granville pertama kali mengembangkan metrik OBV dalam buku 1963, "Granville's New Key to Stock Market Profits." Granville percaya bahwa volume adalah kekuatan utama di balik pasar dan dirancang OBV untuk diproyeksikan ketika gerakan besar di pasar akan terjadi berdasarkan perubahan volume. Dalam bukunya, ia menggambarkan prediksi yang dihasilkan oleh OBV sebagai "a spring being wound tightly." Dia percaya bahwa ketika volume meningkat tajam tanpa perubahan signifikan dalam harga saham, harga akhirnya akan melonjak ke atas atau jatuh ke bawah. indikator obv saham Intisari Penggunaan Indikator OBV On-balance volume (OBV) adalah indikator teknis momentum, menggunakan perubahan volume untuk membuat prediksi harga. OBV menunjukkan sentimen kerumunan yang dapat mempredi...