google-site-verification=zsLknblUv9MPpbGfVx9l3sfhCtAjcEQGFzXwTpBAmUo Analisa Penutupan Pasar Saham Indonesia | 20 September 2018 Langsung ke konten utama

Analisa Penutupan Pasar Saham Indonesia | 20 September 2018

*Mirae Asset Sekuritas Indonesia*
Investment Information Team

*Market Review 20 September 2018*

Tercatat 254 saham menguat dan 165 saham melemah. *IHSG +57.6 poin (+0.98%) ke level 5,931.2*, dan *LQ-45 +15.0 poin (+1.62%) ke level 938.6*.

*Sectoral Return :*
- Agri +0.69%
- Mining +1.06%
- Basic-Ind +1.81%
- Misc-Ind +1.20%
- Consumer +1.21%
- Property -0.00%
- Infrastructure +0.58%
- Finance +1.13%
- Trade +0.14%
- Manufacture +1.37%

Investor asing *net buy senilai Rp 221 Miliar*.

*USD/IDR -23.50 poin (-0.16%)* terhadap Rupiah di angka 14,851.50.

*Saham yang ditutup menguat*

- *DYAN ditutup menguat Rp 12 (+13.63%) ke level Rp 100*. PT Dyandra Media International Tbk (DYAN) mengumumkan telah melego sejumlah aset anak usaha. Aset milik PT Graha Multi Utama (GMU) itu dijual kepada perusahaan terafiliasi mereka yakni PT Grahasatria Dayatama senilai Rp 63,12 miliar. Asal tahu saja, GMU merupakan anak usaha DYAN yang bergerak di industri perhotelan yang memiliki dua hotel Santika dan lima hotel Amaris. Adapun penjualan aset hotel ini adalah hotel Santika milik GMU.

- *BBNI menguat Rp 125 (+1.74%) ke level Rp 7,300*.  PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk (BBNI) melalui Kantor Cabangnya di Singapura menggandeng beberapa perusahaan yang berbasis di Singapura untuk memperkuat hubungan bisnis dengan sasaran utama peningkatan ekspor dari Indonesia ke pasar dunia. Sejumlah 11 perusahaan dengan fokus pembelian produk-produk asal Indonesia dan memasarkannya ke pasar internasional dirangkul untuk lebih bersinergi bersama bank plat Merah tersebut.

- *OKAS menguat Rp 27 (+13.84%) ke level Rp 222*. PT Ancora Indonesia Resources Tbk masih mengandalkan bisnsi peledak tambang. Apalagi, produksi dan harga batubara yang cukup membara ikut mendorong produksi dan penjualan Ammonium Nitrate (AN) perusahaan di paruh terakhir tahun 2018 ini. Selain soal produksi dan harga batubara, Direktur Utama Ancora Indonesia Resources Teddy Kusumah Somantri menyebut ada faktor lain yang membuat bisnis AN mengalami peningkatan. Yaitu karena adanya pembatasan impor AN, sehingga perusahaan batubara mengalihkan belanjanya ke produsen AN dalam negeri.

- *TPIA menguat Rp 70 (+1.44%) ke level Rp 4,920*.  PT Bukit Asam Tbk (PTBA) berencana melakukan ground breaking proyek coal to chemical plant pada Desember 2018. Terlebih, Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) meminta agar proyek hilirisasi batubara tersebut dipercepat. Proyek pengembangan antara PTBA dengan PT Pertamina dan PT Chandra Asri Petrochemical Tbk (TPIA) merupakan proyek feasible, mengingat harga batubara yang digunakan memakai skema harga batubara cost plus margin, bukan market price. Adapun kebutuhan batubara untuk proyek ini sebesar 9 juta ton per tahun, dengan produk utama hilirisasi adalah pupuk urea, DME dan polipropilen.

*Saham yang ditutup melemah*

- *TCPI melemah Rp 200 (-5.74%) ke level Rp 3,280*.  PT Kanz Gemilang Utama (KGU) akan diakuisisi oleh PT Transcoal Pacific Tbk (TCPI), yang ditandai dengan penandatanganan Memorandum of Understanding (MOU) pada Selasa (19/9). Direktur Utama TCPI, Dirc Ricard Talumewo mengatakan, akuisisi ini diperkirakan akan meningkatkan penjualan secara signifikan, di mana sebagian besar pendapatan masih disumbangkan dari pengangkutan batubara. Sebelumnya Dirc bilang, setelah melakukan akuisisi, volume pekerjaan TCPI untuk pengangkutan batubara menjadi 42 juta metrik ton per tahun yang terdiri dari pekerjaan transshipment sebesar 24 juta metrik ton per tahun. Guna mendukung kontrak itu, TCPI mengoperasikan 22 set tug and barges dan 3 floating crane untuk kegiatan transshipment.

- *PNBN melemah Rp 20 (-2.17%) ke level Rp 900*. Rumor divestasi Australia & New Zealand Banking Group Ltd. (ANZ) atas saham PT Bank Pan Indonesia Tbk atau Bank Panin (PNBN) makin terang. Bahkan, divestasi itu sudah mulai direalisasi. ANZ memiliki 38,8% saham PNBN. Nilainya sekitar US$ 553 juta atau setara sekitar Rp 8,23 triliun. Sejatinya, sudah sejak lama ANZ ingin keluar dari PNBN. Beberapa pembicaraan dengan calon investor strategis juga sempat beberapa kali dilakukan. Namun, pembicaraan tersebut tidak menemukan titik temu. "Sekarang, ANZ kembali mengukur minat para calon investor strategis," imbuh sumber tersebut.

Komentar

Saham Online di Facebook

Postingan populer dari blog ini

Cara Membaca Indikator Stochastic Oscillator dengan 3 Metode

Keberadaan stochastic telah sedikit disinggung sebagai indikator oscillator yang mampu menunjukkan kondisi jenuh harga. Dulunya, banyak trader mengetahui cara membaca indikator Stochastic hanya untuk penerapan praktis. Namun sebenarnya, Stochastic terdiri dari berbagai macam komponen dan memiliki lebih dari satu manfaat. Untuk mengungkapnya, kita akan mempelajari 3 cara membaca indikator Stochastic berikut. Baca juga: Memahami arti LOT dalam Investasi Saham 1. Cara Membaca Indikator Stochastic Sebagai Penanda Overbought Oversold Cara membaca indikator Stochastic menurut fungsi ini adalah yang paling mudah. Pada dasarnya, indikator ciptaan George Lane ini memiliki dua level ekstrim, yakni 80 dan 20. Masing-masing level tersebut berperan sebagai batas overbought dan oversold. Indikator Stochastic menunjukkan kondisi overbought ketika grafik berada di atas level 80. Sementara itu, cara membaca indikator Stochastic untuk mengenali oversold adalah dengan memperhatikan grafik yang sudah turu...

Rekomendasi Saham BISI dan MCOL oleh Phillip Capital | 18 April 2023

Phillip Capital 18 April 2023 Technical Recommendations BISI Short Term Trend : Bullish Medium Term Trend : Bullish Trading Buy : 1680 Target Price 1 : 1740 Target Price 2 : 1770 Stop Loss : 1625 MCOL Short Term Trend : Bullish Medium Term Trend : Bullish Trade Buy : 6825 Target Price 1 : 7400 Target Price 2 : 7850 Stop Loss : 6250 - Informasi lengkap pasar saham ada di  Website Saham Online.    Materi belajar trading dan investasi saham ada di   Channel Youtube Saham Online. 

RUPST SOTS Setujui Martinelly Sebagai Direktur Utama

PT Satria Mega Kencana Tbk. (SOTS) emiten properti dan kawasan pariwisata telah menyetujui Martinelly sebagai Direktur Utama dalam Rapat Umum Para Pemegang Saham Tahunan yang digelar pada tanggal 7 Juni 2023. Rapat Umum Pemegang Saham dihadiri oleh pemegang saham yang mewakili 996.883.300 saham atau 99,68% dari seluruh saham dengan hak suara yang sah yang telah dikeluarkan oleh Perseroan, sesuai dengan Anggaran Dasar Perseroan dan Peraturan Perundangan yang berlaku. Manajemen SOTS dalam keterangan tertulisnya Rabu (13/6) menuturkan bahwa RUPST agenda I Menyetujui Laporan Tahunan, termasuk: 1. Laporan Keuangan yang meliputi Neraca dan Perhitungan Laba Rugi Perseroan untuk tahun buku yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2022. RUPS agenda 4 mengangkat kembali Floreta Tane selaku Direktur Perseroan dan Husni Heron selaku Komisaris Independen Perseroan terhitung sejak ditutupnya Rapat. Selanjutnya mengangkat Martinelly selaku Direktur Utama Perseroan dan Stevano Rizki Adranacus selaku K...