google-site-verification=zsLknblUv9MPpbGfVx9l3sfhCtAjcEQGFzXwTpBAmUo Analisa Saham BBNI | 24 Januari 2019 Langsung ke konten utama

Analisa Saham BBNI | 24 Januari 2019

Mirae Asset Sekuritas Indonesia Flash Focus
Flash Focus – Bank Negara Indonesia 4Q18 earnings flash review by Lee Young Jun (lee.youngjun@miraeasset.co.id)
Jan 24, 2019


BBNI 4Q18 earnings review: A solid operational performance


Bottom line up 10.3% YoY, net interest income up 11.0% YoY
Bank Negara Indonesia (BBNI/Buy/IDR12,100) held its 4Q18 analyst meeting yesterday, reporting net profit of IDR3,577.0bn (-10.6% QoQ, +3.4% YoY). Cumulative 2018 net profit came in at IDR15.0tr, slightly below our forecast and the market consensus (94.1% and 97.2% run rates, respectively). However, 2018 top line was largely in line with expectations; net interest income and profit before tax achieved 98.0% and 98.2% of our forecasts, respectively. The reason bottom line slightly missed our forecast was higher current tax in 4Q18.


At the operational level, BBNI successfully booked double-digit net interest income growth in 2018 (+11.0% YoY) and in 4Q18 (+12.0% YoY). We believe BBNI’s core revenue growth in 2018 will easily outpace that of its peers. BBNI’s high loan growth partly stemmed from solid growth in the SoE and payroll loan segments, and its lending rates and funding costs were well-managed. Moreover, BBNI lowered its loan-to-deposit ratio to 88.8% (from 89.0% in 3Q18) on the back of strong flows in CASA accounts (64.8% in 4Q18 vs. 61.9% in 3Q18). Moreover, asset quality metrics have improved; credit cost improved 20bps YoY, while NPL ratio dropped 40bps YoY.


The company will publish its full financial statement on IDX today. We currently recommend Buy on BBNI with a target price of IDR12,100.


Komentar

Saham Online di Facebook

Postingan populer dari blog ini

Cara Membaca Grafik Saham di Bursa Efek

grafik candlestick saham Pergerakan harga instrumen finansial baik saham maupun forex biasanya digambarkan dalam bentuk grafik. Grafik ini memudahkan trader untuk mengetahui pola-pola pergerakan harga yang terjadi sebelumnya. Ada beberapa jenis grafik yang biasa dipakai di pasar finansial yaitu: Line Chart/Grafik Garis Bar Chart/Grafik Batang Candlestick Chart/Grafik Lilin Grafik  Line Chart  hanya memuat data harga dipenutupan perdagangan yang digambarkan dalam bentuk garis saja. Sementara  Bar Chart  dan  Candlestick Chart  hampir sama dikarenakan memuat data harga pembukaan, harga penutupan, harga tertinggi dan terendah. Hanya saja grafik candlestick lebih mudah dibaca dibandingkan grafik bar. Di samping itu keunggulan lain dari candlestick chart adalah mampu menampilkan psikologi pasar dengan tampilan yang lebih mudah dibaca. Berikut tampilan masing-masing chart menggunakan contoh Indeks S&P500: Line Chart Bar Chart Candlestick Chart Saya priba

Mengenal Indikator Exponential Moving Average - EMA

Apa itu Exponential Moving Average - EMA? Exponential Moving Average (EMA) adalah jenis moving average (MA) yang menempatkan bobot lebih besar dan signifikansi pada titik data terbaru. Exponential Moving Average juga disebut sebagai Moving Average tertimbang secara eksponensial. Moving Average tertimbang secara eksponensial bereaksi lebih signifikan terhadap perubahan harga saat ini daripada rata-rata bergerak sederhana (SMA), yang menerapkan bobot yang sama untuk semua pengamatan pada periode tersebut. Memahami Indikator EMA EMA adalah Moving Average yang menempatkan bobot lebih besar dan signifikansi pada titik data terbaru. Seperti semua moving average, indikator teknis ini digunakan untuk menghasilkan sinyal beli dan jual berdasarkan crossover dan divergensi dari rata-rata historis. Pedagang sering menggunakan beberapa hari EMA yang berbeda - misalnya rata-rata bergerak 20 hari, 30 hari, 90 hari, dan 200 hari. Formula EMA Tiga langkah dasar untuk menghit

Cara Menghitung Beta Saham CAPM

Apa itu CAPM CAPM (Capital Asset Pricing Model) adalah model yang digunakan untuk menentukan tingkat pengembalian(required return) dari suatu aset. Model ini mendapatkan penghargaan nobel  pada tahun 1990 dan pada prakteknya juga sering digunakan untuk menentukan nilai cost of equity. Dari sudut pandang investor, besarnya tingkat pengembalian seharusnya berbanding lurus dengan risiko yang diambil. Untuk memudahkan saya buat ilustrasi yang disederhanakan sebagai berikut: Alex punya uang 100juta, berkeinginan untuk menginvestasikan uangnya pada bisnis warung retail. Pertanyaan yang seringkali dihadapi adalah: Jika Alex memutuskan untuk berinvestasi pada bisnis warung retail, berapa besar tingkat pengembalian yang harus dia dapatkan? Mengingat bahwa jika dia menginvestasikan uangnya, dia dihadapkan dengan risiko bisnis warung retail. Pertimbangan untuk Alex Deposito Investasi Toko/Warung Retail Risiko Minim, relatif nggak ada bagi Alex Bisa bangkrut atau perkembangan bisnis tida