google-site-verification=zsLknblUv9MPpbGfVx9l3sfhCtAjcEQGFzXwTpBAmUo Rekomendasi Saham Panin Sekuritas | JCI: Will history repeat itself? Langsung ke konten utama

Rekomendasi Saham Panin Sekuritas | JCI: Will history repeat itself?

JCI: Will history repeat itself?


Hasil quick count menunjukan pasangan Jokowi Widodo – Ma’ruf Amin memimpin. Di tanggal 17 April 2019, Indonesia telah melakukan pemilihan umum, dimana hasil survei yang dilakukan oleh lembaga quick count seperti: Litbang Kompas, Indo Barometer, LSI Denny JA, Median dan Poltracking menunjukan bahwa pasangan 01 yaitu: Jokowi – Ma’ruf Amin memimpin di kisaran 54,3-55,8% sementara Pasangan 02 yaitu: Prabowo – Sandiaga sebesar 44,2-45,7%. Secara historis, di 4 pemilu terakhir, indeks masih tercatat tumbuh positif pasca pemilu, dimana rata-rata IHSG tercatat tumbuh positif di H+1 bulan (+6,2%), H+3 bulan (+13,8%) serta H+6 bulan (+14,7%). Sementara untuk Pemilu 2014 secara spesifik, sektor yang mencatatkan performa terbaik adalah: (1) Jakprop (+22,1%) (2) Jakfin (+8,7%) serta (3) Jakcons (+7,2%). Kami masih merekomendasikan sektor infrastruktur (perbaikan arus kas operasi serta komitmen pemerintah untuk menyelesaikan proyek infrastruktur), telekomunikasi (membaiknya tarif data serta komitmen pemerintah untuk mengembangkan teknologi digital) serta consumer goods (kebijakan pemerintah untuk mendorong daya beli masyarakat khususnya di segmen menengah – bawah). Kami menargetkan indeks ke 6.759 di 2019, dengan bull-case scenario akan tercapai di level 7.239, jika asumsi tingkat suku bunga, nilai tukar dan pertumbuhan laba lebih baik dari estimasi kami. Top-pick: TLKM, ASII, BBNI, GGRM, ICBP, ANTM, ADRO, EXCL, CTRA dan WIKA.

Hasil quick count menunjukan pasangan Jokowi Widodo – Ma’ruf Amin memimpin. Di tanggal 17 April 2019, Indonesia telah melakukan pemilihan umum, dimana hasil survei yang dilakukan lembaga quick count seperti: Litbang Kompas, Indo Barometer, LSI Denny JA, Median dan Poltracking menunjukan bahwa pasangan 01 yaitu: Jokowi – Ma’ruf Amin memimpin di 54,3-55,8%, sementara Pasangan 02 yaitu: Prabowo – Sandiaga sebesar 44,2-45,7%. Rata-rata sampel survei 2.000 – 5.000 TPS dari total populasi sebesar 809 ribu TPS dengan jumlah suara yang masuk berkisar 97-99%. Selain itu survei untuk Pileg DPR-RI, hasil menunjukan bahwa Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan masih memimpin dengan (19,8-20,2%) lalu Gerakan Indonesia Raya (12,5-13,4%), Golongan Karya (11,6-12,2%), Partai Kebangkitan Bangsa (8,9-9,8%), Partai Keadilan Sejahtera (8-9,7%), Nasional Demokrat (7,8-8,5%), Partai Demokrat (6,8-8,1%), Partai Amanat Nasional (6,2-6,6%) serta Partai Pembangunan (4,3-4,6%).

Apakah sejarah akan berulang? Secara historis, di 4 pemilu terakhir, indeks masih tercatat tumbuh positif, dimana rata-rata IHSG tercatat tumbuh positif pasca pemilu, di H+1 bulan (+6,2%), H+3 bulan (+13,8%) serta H+6 bulan (+14,7%), dimana sektor dengan performa terbaik: (1) Jakbind (+24,6%) (2) Jakmind (+22,9%) serta (3) Jaktrad (+24,6%). Sementara untuk Pemilu 2014 secara spesifik, sektor yang mencatatkan performa terbaik adalah: (1) Jakprop (+22,1%) (2) Jakfin (+8,7%) serta (3) Jakcons (+7,2%). Sementara itu 40 saham yang mencatatkan performa terbaik di 2014, di H+3 bulan setelah pemilu adalah sektor infrastruktur (WTON, PTPP, WSKT dan WIKA) serta telekomunikasi (EXCL, TLKM dan ISAT).

Kami masih merekomendasikan sektor infrastruktur, consumer goods dan telekomunikasi. Sejak awal tahun, sektor infrastruktur menunjukan performa yang positif, disebabkan oleh peningkatan performa khususnya dari arus kas operasi, serta probabilita yang rendah akan kenaikan tingkat suku bunga yang menjadi katalis positif, karena tingginya tingkat hutang dan masih tingginya tren belanja modal kedepannya. Selain itu komitmen pemerintah untuk menyelesaikan proyek infrastruktur juga akan menjadi katalis positif kedepannya. Sektor telekomunikasi juga tumbuh positif, didorong oleh kombinasi membaiknya tarif data serta meningkatnya trafik di tahun politik dan fokus pengembangan khususnya di teknologi digital. Sementara itu, sektor consumer goods belum menunjukan perbaikan performa yang signifikan, disebabkan oleh ketatnya kompetisi yang berdampak terhadap tekanan marjin, namun, kami melihat performa ini akan berbalik positif di 2H19, didorong oleh kebijakan pemerintah baru untuk mendorong daya beli masyarakat khususnya di segmen menengah - bawah.

Positif untuk IHSG di 2019, dengan base case scenario di 6.759. didorong oleh: (1) perlambatan ekonomi U.S dan melemahnya dollar indeks (2) rilis data positif dari dalam negeri, seperti stabilnya inflasi, menguatnya nilai tukar serta pendapatan APBN yang diatas estimasi serta (3) kondisi ekonomi dan neraca yang lebih kuat dibandingkan peers krisis sebelumnya serta (4) kondisi dalam negeri yang lebih stabil pasca Pemilu 2019. Kami menargetkan indeks ke 6.759 di 2019, dengan bull-case scenario akan tercapai di level 7.239, jika asumsi tingkat suku bunga, nilai tukar dan pertumbuhan laba lebih baik dari estimasi kami. Top-pick: TLKM, ASII, BBNI, GGRM, ICBP, ANTM, ADRO, EXCL, CTRA dan WIKA. Downside risk untuk rekomendasi kami, adalah meningkatnya tensi, pasca pemungutan dan penghitungan suara serta perlambatan perekonomian global yang lebih rendah dari estimasi.

Best Regards,

Komentar

Saham Online di Facebook

Postingan populer dari blog ini

Cara Membaca Grafik Saham di Bursa Efek

grafik candlestick saham Pergerakan harga instrumen finansial baik saham maupun forex biasanya digambarkan dalam bentuk grafik. Grafik ini memudahkan trader untuk mengetahui pola-pola pergerakan harga yang terjadi sebelumnya. Ada beberapa jenis grafik yang biasa dipakai di pasar finansial yaitu: Line Chart/Grafik Garis Bar Chart/Grafik Batang Candlestick Chart/Grafik Lilin Grafik  Line Chart  hanya memuat data harga dipenutupan perdagangan yang digambarkan dalam bentuk garis saja. Sementara  Bar Chart  dan  Candlestick Chart  hampir sama dikarenakan memuat data harga pembukaan, harga penutupan, harga tertinggi dan terendah. Hanya saja grafik candlestick lebih mudah dibaca dibandingkan grafik bar. Di samping itu keunggulan lain dari candlestick chart adalah mampu menampilkan psikologi pasar dengan tampilan yang lebih mudah dibaca. Berikut tampilan masing-masing chart menggunakan contoh Indeks S&P500: Line Chart Bar Chart Candlestick Chart Saya priba

Cara Menghitung Beta Saham CAPM

Apa itu CAPM CAPM (Capital Asset Pricing Model) adalah model yang digunakan untuk menentukan tingkat pengembalian(required return) dari suatu aset. Model ini mendapatkan penghargaan nobel  pada tahun 1990 dan pada prakteknya juga sering digunakan untuk menentukan nilai cost of equity. Dari sudut pandang investor, besarnya tingkat pengembalian seharusnya berbanding lurus dengan risiko yang diambil. Untuk memudahkan saya buat ilustrasi yang disederhanakan sebagai berikut: Alex punya uang 100juta, berkeinginan untuk menginvestasikan uangnya pada bisnis warung retail. Pertanyaan yang seringkali dihadapi adalah: Jika Alex memutuskan untuk berinvestasi pada bisnis warung retail, berapa besar tingkat pengembalian yang harus dia dapatkan? Mengingat bahwa jika dia menginvestasikan uangnya, dia dihadapkan dengan risiko bisnis warung retail. Pertimbangan untuk Alex Deposito Investasi Toko/Warung Retail Risiko Minim, relatif nggak ada bagi Alex Bisa bangkrut atau perkembangan bisnis tida

Mengenal Indikator Exponential Moving Average - EMA

Apa itu Exponential Moving Average - EMA? Exponential Moving Average (EMA) adalah jenis moving average (MA) yang menempatkan bobot lebih besar dan signifikansi pada titik data terbaru. Exponential Moving Average juga disebut sebagai Moving Average tertimbang secara eksponensial. Moving Average tertimbang secara eksponensial bereaksi lebih signifikan terhadap perubahan harga saat ini daripada rata-rata bergerak sederhana (SMA), yang menerapkan bobot yang sama untuk semua pengamatan pada periode tersebut. Memahami Indikator EMA EMA adalah Moving Average yang menempatkan bobot lebih besar dan signifikansi pada titik data terbaru. Seperti semua moving average, indikator teknis ini digunakan untuk menghasilkan sinyal beli dan jual berdasarkan crossover dan divergensi dari rata-rata historis. Pedagang sering menggunakan beberapa hari EMA yang berbeda - misalnya rata-rata bergerak 20 hari, 30 hari, 90 hari, dan 200 hari. Formula EMA Tiga langkah dasar untuk menghit