google-site-verification=zsLknblUv9MPpbGfVx9l3sfhCtAjcEQGFzXwTpBAmUo Saham INCO | Laba Bersih Vale Indonesia Anjlok Langsung ke konten utama

Saham INCO | Laba Bersih Vale Indonesia Anjlok


Kinerja keuangan PT Vale Indonesia Tbk (INCO) turun imbas dari penurunan kinerja operasional.

Sepanjang sembilan bulan pertama tahun ini, produksi nikel dalam matte INCO tercatat 50.531 metrik ton, turun 6,8% dibanding periode yang sama tahun sebelumnya, 54.227 metrik ton.

Volume penjualan tercatat mencapai 50.831 metrik ton. Angka ini turun sekitar 6,8% dibanding periode yang sama tahun sebelumnya, 54.569 metrik ton.

Selain itu, rata-rata harga jual atau average selling price (ASP) juga mengalami penurunan. Berdasarkan laporan INCO, Kamis (24/10), ASP turun sebesar 6,4% menjadi US$ 9.963 per ton.

Imbasnya, pendapatan INCO selama periode tersebut mengalami penurunan sebesar 12,6% menjadi US$ 506,46 juta. Di tengah penurunan ini, INCO mencatat kenaikan beban pokok sekitar 0,4% menjadi US$ 485,44 juta.

Meski beban hanya naik tipis, namun kenaikan tersebut sudah cukup membuat laba kotor INCO menyusut 78% menjadi US$ 21,02 juta dari sebelumnya US$ 96,54 juta.

Beban usaha dan beban lain-lain INCO sejatinya kompak menurun. Namun, pos pendapatan lain-lain perusahaan ini juga turun 90% menjadi hanya US$ 361.000. Alhasil, laba usaha INCO anjlok mencapai 98% menjadi hanya US$ 862.000.

Penurunan tersebut turut mempengaruhi laba bersih INCO. Hingga akhir September kemarin, laba bersih perusahaan ini hanya sebesar US$ 160.000, anjlok 99% dari sebelumnya US$ 55,21 juta.

Meski begitu, kinerja INCO kembali membaik jika dilihat secara kuartalan. Perbaikan ini terlihat baik di sisi pembukuan keuangan maupun dari sisi operasional di lapangan.

Volume produksi INCO di kuartal III-2019 lalu tercatat sebesar 19.820 metrik ton. Produksi ini meningkat 12% dibanding kuartal II-2019 sebesar 17.631 metrik ton.

INCO juga berhasil menjual nikel dengan volume yang lebih besar. Kenaikan volume penjualannya sebesar 18% menjadi 19.998 metrik ton.

Kenaikan harga nikel dunia beberapa waktu lalu juga berpotensi mendorong kinerja keuangan INCO di kuartal tiga. "Kami diuntungkan oleh kenaikan harga nikel," ujar CEO & Presiden Direktur INCO Nico Canter, kemarin.

ASP nikel INCO naik 9% secara kuartalan menjadi sebesar US$ 10.712 per ton pada kuartal III-2019. Alhasil, INCO berhasil membukukan pendapatan US$ 214,2 juta. Angka tersebut naik 29% .

Operasional INCO juga lebih efisien selama periode tersebut. Beban pokoknya hanya naik 3% jadi US$ 170,42 juta. Ini karena harga bahan bakar yang digunakan turun, meski volume penggunaannya meningkat.

Alhasil, laba kotor INCO melompat 86% jadi US$ 43,79 juta. Kenaikan ini membuat INCO mencatat laba bersih US$ 26,34 juta di kuartal tiga, dari sebelumnya rugi US$ 6,02 juta di kuartal dua.

Sumber: https://insight.kontan.co.id/news/duh-laba-bersih-vale-indonesia-inco-anjlok

Komentar

Saham Online di Facebook

Postingan populer dari blog ini

Cara Membaca Indikator Stochastic Oscillator dengan 3 Metode

Keberadaan stochastic telah sedikit disinggung sebagai indikator oscillator yang mampu menunjukkan kondisi jenuh harga. Dulunya, banyak trader mengetahui cara membaca indikator Stochastic hanya untuk penerapan praktis. Namun sebenarnya, Stochastic terdiri dari berbagai macam komponen dan memiliki lebih dari satu manfaat. Untuk mengungkapnya, kita akan mempelajari 3 cara membaca indikator Stochastic berikut. Baca juga: Memahami arti LOT dalam Investasi Saham 1. Cara Membaca Indikator Stochastic Sebagai Penanda Overbought Oversold Cara membaca indikator Stochastic menurut fungsi ini adalah yang paling mudah. Pada dasarnya, indikator ciptaan George Lane ini memiliki dua level ekstrim, yakni 80 dan 20. Masing-masing level tersebut berperan sebagai batas overbought dan oversold. Indikator Stochastic menunjukkan kondisi overbought ketika grafik berada di atas level 80. Sementara itu, cara membaca indikator Stochastic untuk mengenali oversold adalah dengan memperhatikan grafik yang sudah turu...

Rekomendasi Saham BISI dan MCOL oleh Phillip Capital | 18 April 2023

Phillip Capital 18 April 2023 Technical Recommendations BISI Short Term Trend : Bullish Medium Term Trend : Bullish Trading Buy : 1680 Target Price 1 : 1740 Target Price 2 : 1770 Stop Loss : 1625 MCOL Short Term Trend : Bullish Medium Term Trend : Bullish Trade Buy : 6825 Target Price 1 : 7400 Target Price 2 : 7850 Stop Loss : 6250 - Informasi lengkap pasar saham ada di  Website Saham Online.    Materi belajar trading dan investasi saham ada di   Channel Youtube Saham Online. 

Analisa Saham ANTM | 3 Agustus 2018

CLSA (KZ) ANTM IJ – Aneka Tambang 2Q18 operational highlights by Andrew Hotama and Norman Choong Stock: Aneka Tambang, ANTM IJ Market cap, ADTO: US$1.6bn, US$4.6m Rec: BUY, TP: Rp1,100 Event: 2Q18 operational results 2Q18 operational result highlight: •     Gold production: 503 kg (-7% QoQ, +20% YoY), 6M18: 47% of 18CL •     Gold sales volume: 6,815 kg (-2% QoQ, +933% YoY), 6M18: 46% of 18CL •     Ferronickel production: 6,724 tni (+10% QoQ, +5% YoY), 6M18: 49% of 18CL •     Ferronickel sales volume: 7,516 tni (+40% QoQ, +44% YoY), 6M18: 50% of 18CL •     Nickel ore production: 1.7mn wmt (-21% QoQ, +58% YoY), 6M18: 63% of 18CL •     Nickel ore sales volume: 0.6mn wmt (-49% QoQ, +136% YoY), 6M18: 38% of 18CL Comment: •     Unaudited 2Q18 revenue came at Rp6.1tn (+7% QoQ, +350% YoY), we believe this is mostly on the back of higher ferronickel sales volume which w...