google-site-verification=zsLknblUv9MPpbGfVx9l3sfhCtAjcEQGFzXwTpBAmUo Saham INDY | MOODYS AFFIRMS INDIKA ENERGY Ba3 RATINGS Langsung ke konten utama

Saham INDY | MOODYS AFFIRMS INDIKA ENERGY Ba3 RATINGS



IQPlus, (05/02) - Moody's Investors Service has affirmed the Ba3 corporate family rating (CFR) of Indika Energy Tbk (P.T.) (Indika).

At the same time, Moody's has also affirmed the Ba3 ratings on the $285 million backed senior secured notes due 2023 issued by Indo Energy Finance II B.V., the $265 million backed senior secured notes due 2022 issued by Indika Energy Capital II Pte. Ltd, and the $575 million backed senior secured notes due 2024 issued by Indika Energy Capital III Pte. Ltd. All notes are unconditionally and irrevocably guaranteed by Indika and rank pari passu. The outlook is stable.

RATINGS RATIONALE

"The rating affirmation reflects our expectation that, despite weakness in its credit metrics, Indika's credit profile will be supported by its stable operations, strong liquidity and adherence to prudent financial policies," says Maisam Hasnain, a Moody's Assistant Vice President and Analyst.

Indika's commitment to maintaining a strong balance sheet provides cushion against its weakening credit metrics, the result in turn primarily of declining coal prices. The company had a large cash balance of around $611 million as of 30 September 2019, with no material near-term debt maturities until 2022.

Nevertheless, declining coal prices over the last 12 months have weakened Indika's credit metrics, and have lowered earnings at its 91% owned mining subsidiary, Kideco Jaya Agung (P.T.).

Kideco's reported EBITDA for the nine months ended September 2019 declined to $188 million from $430 million for the nine months in the preceding year. As a result, Indika's adjusted leverage -- as measured by adjusted debt/EBITDA -- increased to 3.5x as of September 2019 from 2.4x in 2018.

Based on Moody's medium-term price assumptions for Newcastle thermal coal of around $75 per ton, Moody's estimates Indika's adjusted leverage will rise further to around 3.8x over the next 12-18 months. However, a prolonged decline in coal prices will further weaken Indika's leverage, thus eroding the limited headroom under its Ba3 rating.

The Ba3 CFR reflects Moody's expectation that Kideco's coal contract of work (CCoW) mining license, which expires in March 2023, will be extended on broadly similar terms. However, Moody's believes that there remains a high degree of regulatory risk, given limited clarity from the Government of Indonesia (Baa2 stable) on the extension or conversion of such mining licenses.

"Indika's Ba3 CFR also takes into account its commitment to conservative financial policies which balances its risk profile during periods of volatility in thermal coal prices. Accordingly, we expect Indika to maintain a prudent approach to any new investments, particularly as it seeks to reduce its earnings exposure to thermal coal in the coming years," adds Hasnain, also Moody's Lead Analyst for Indika.

Indika has sufficient liquidity to meet its cash needs for the next 12-18 months, and Moody's expects Indika to continue to proactively refinance its debt maturities well ahead of its large $1.1 billion debt maturity wall between 2022 and 2024. (end)

Komentar

Saham Online di Facebook

Postingan populer dari blog ini

Money Flow Index | Penggunaan dan Setting Indikator MFI

Apa itu Money Flow Index (MFI)? Money Flow Index (MFI) adalah osilator teknis yang menggunakan harga dan volume untuk mengidentifikasi kondisi jenuh beli atau jenuh jual dalam aset. Hal ini juga dapat digunakan untuk melihat divergensi yang memperingatkan perubahan tren harga. Osilator bergerak antara 0 dan 100. Tidak seperti osilator konvensional seperti Relative Strength Index (RSI) , Money Flow Index menggabungkan data harga dan volume, sebagai lawan dari harga yang adil. Untuk alasan ini, beberapa analis menyebut MFI sebagai "the volume-weighted RSI". Money Flow Index pada Indonesia Composite Kunci dalam Memahami Indikator MFI Indikator biasanya dihitung menggunakan 14 periode data. Pembacaan MFI di atas 80 dianggap overbought dan pembacaan MFI di bawah 20 dianggap oversold. Overbought dan oversold tidak selalu berarti harga akan berbalik, hanya saja harga mendekati tinggi atau rendah dari kisaran harga terbaru. Pembuat indeks, Gene Quong dan Avru...

Mengenal Indikator ADX | Indikator Kekuatan Trend

Perdagangan pada arah tren yang kuat mengurangi risiko dan meningkatkan potensi keuntungan. Average Directional Index (ADX) digunakan untuk menentukan kapan harga sedang tren kuat. Dalam banyak kasus, ini adalah indikator tren utama. Bagaimanapun, tren adalah mungkin teman Anda, tentu menyenangkan untuk mengetahui siapa teman Anda. Pada artikel ini, kita akan membahas tentang ADX sebagai indikator kekuatan tren. Memahami Indikator ADX ADX digunakan untuk mengukur kekuatan tren. Perhitungan ADX didasarkan pada Moving Average dari ekspansi kisaran harga selama periode waktu tertentu. Pengaturan standarnya adalah 14 bar, meskipun periode waktu lain dapat digunakan. ADX dapat digunakan pada kendaraan perdagangan apa saja seperti saham, reksadana, dana yang diperdagangkan di bursa dan futures. ADX diplot sebagai garis tunggal dengan nilai-nilai mulai dari yang rendah dari nol sampai yang tinggi dari 100. ADX adalah non-directional; itu mencatat kekuatan tren apakah harga sedang t...

PT Visi Telekomunikasi Infrastruktur Tbk (GOLD) Catat Pendapatan Rp35,64 Miliar Hingga September 2022

PT Visi Telekomunikasi Infrastruktur Tbk (GOLD) mencatat pendapatan Rp35,64 miliar hingga periode 30 September 2022 naik dari pendapatan Rp32,97 miliar di periode yang sama tahun sebelumnya. Laporan keuangan perseroan Rabu menyebutkan, beban pokok pendapatan naik menjadi Rp13,29 miliar dari Rp11,91 miliar dan laba kotor naik menjadi Rp22,34 miliar dari laba kotor Rp21,06 miliar tahun sebelumnya. Beban usaha naik menjadi Rp7,58 miliar dari Rp6,90 miliar membuat laba operasi naik tipis menjadi Rp14,76 miliar dari laba operasi Rp14,16 miliar tahun sebelumnya. Laba sebelum pajak menjadi Rp13,93 miliar naik dari laba sebelum pajak Rp13,17 miliar dan laba bersih yang diatribusikan ke pemilik entitas induk mencapai Rp13,14 miliar naik dari laba bersih Rp12,24 miliar tahun sebelumnya. Jumlah liabilitas mencapai Rp41,41 miliar hingga periode 30 September 2022 naik dari jumlah liabilitas Rp34,44 miliar hingga periode 31 Desember 2021 dan jumlah aset mencapai Rp394,69 miliar hingga periode 30 Se...