google-site-verification=zsLknblUv9MPpbGfVx9l3sfhCtAjcEQGFzXwTpBAmUo Saham KAEF | PERTAMINA-KIMIA FARMA BERSINERGI TEKAN IMPOR BAHAN BAKU FARMASI Langsung ke konten utama

Saham KAEF | PERTAMINA-KIMIA FARMA BERSINERGI TEKAN IMPOR BAHAN BAKU FARMASI


IQPlus (27/07) - PT Kilang Pertamina Internasional (KPI) sebagai subholding kilang dan petrokimia holding PT Pertamina (Persero) bersinergi dengan PT Kimia Farma Tbk mengoptimalkan potensi nilai tambah dari pengolahan produk turunan petrokimia menjadi bahan baku farmasi, seperti parasetamol guna menekan impor.

Sinergi tersebut ditandai dengan penandatanganan nota kesepahaman (MoU) untuk menggali potensi kerja sama keduanya dalam pengembangan industri penyedia bahan baku farmasi.

Penandatanganan MoU dilakukan secara virtual antara Direktur Utama PT Kilang Pertamina Internasional Ignatius Tallulembang dan Direktur Utama PT Kimia Farma Tbk Verdi Budidarmo dengan disaksikan Wakil Menteri BUMN Budi Gunadi Sadikin, Direktur Utama PT Pertamina (Persero) Nicke Widyawati, dan Direktur Utama PT Biofarma (Persero) Tbk, holding BUMN farmasi, Honesti Basyir berdasarkan informasi yang diterima ANTARA di Jakarta, Sabtu.

Budi Gunadi Sadikin menyampaikan bahwa sinergi ini sesuai arahan Presiden untuk meningkatkan kemandirian industri farmasi nasional, sekaligus membantu menurunkan defisit neraca perdagangan Indonesia di sektor farmasi, mengingat 95 persen dari total kebutuhan bahan baku farmasi Indonesia masih dipasok melalui impor.

Menurutnya, sinergi ini berawal dari penjelasan dan kajian yang dilakukan Pertamina untuk mengoptimalkan bahan baku di Kilang Cilacap menjadi bahan baku farmasi.

"Tidak sampai satu bulan kajian sudah keluar. Saya bangga dan mengucapkan selamat kepada tim Pertamina atas kegesitannya dan kecepatannya merespons permintaan pemegang saham dalam hal ini pemerintah," katanya.

Nicke Widyawati menjelaskan sesuai arahan pemerintah untuk mengurangi impor bahan baku farmasi, Pertamina telah menetapkan bahwa produk petrokimia menjadi business line yang menjadi andalan di masa depan ketika terjadi transisi energi.

"Untuk itu, Pertamina mencoba identifikasi peluang untuk masuk pada bahan baku farmasi dan logistik. Dan, gayung bersambut dengan Kimia Farma dan kita sudah melakukan penjajakan. Kami berterima kasih atas support pemerintah," ujarnya.

Menurut Nicke, secara teknis Pertamina telah melakukan kajian awal proyek dan selanjutnya kolaborasi bersama Kimia Farma untuk diformulasikan dalam bentuk perjanjian kerja sama.

Untuk mendukung realisasinya, Kilang Cilacap sudah dipersiapkan dan salah satunya untuk pengolahan petrokimia menjadi bahan baku farmasi.

Setelah Kilang Cilacap, tutur Nicke, dapat dilanjutkan di kilang lainnya dengan skala dan jenis yang lebih banyak lagi, karena salah satu fokus bisnis Pertamina di masa depan adalah petrokimia.

Sebagai holding, Pertamina akan mengawal proses ini agar dapat terwujud sesuai harapan pemerintah.(end)

Komentar

Saham Online di Facebook

Postingan populer dari blog ini

Cara Membaca Grafik Saham di Bursa Efek

grafik candlestick saham Pergerakan harga instrumen finansial baik saham maupun forex biasanya digambarkan dalam bentuk grafik. Grafik ini memudahkan trader untuk mengetahui pola-pola pergerakan harga yang terjadi sebelumnya. Ada beberapa jenis grafik yang biasa dipakai di pasar finansial yaitu: Line Chart/Grafik Garis Bar Chart/Grafik Batang Candlestick Chart/Grafik Lilin Grafik  Line Chart  hanya memuat data harga dipenutupan perdagangan yang digambarkan dalam bentuk garis saja. Sementara  Bar Chart  dan  Candlestick Chart  hampir sama dikarenakan memuat data harga pembukaan, harga penutupan, harga tertinggi dan terendah. Hanya saja grafik candlestick lebih mudah dibaca dibandingkan grafik bar. Di samping itu keunggulan lain dari candlestick chart adalah mampu menampilkan psikologi pasar dengan tampilan yang lebih mudah dibaca. Berikut tampilan masing-masing chart menggunakan contoh Indeks S&P500: Line Chart Bar Chart Candlestick Chart Saya priba

Cara Menghitung Beta Saham CAPM

Apa itu CAPM CAPM (Capital Asset Pricing Model) adalah model yang digunakan untuk menentukan tingkat pengembalian(required return) dari suatu aset. Model ini mendapatkan penghargaan nobel  pada tahun 1990 dan pada prakteknya juga sering digunakan untuk menentukan nilai cost of equity. Dari sudut pandang investor, besarnya tingkat pengembalian seharusnya berbanding lurus dengan risiko yang diambil. Untuk memudahkan saya buat ilustrasi yang disederhanakan sebagai berikut: Alex punya uang 100juta, berkeinginan untuk menginvestasikan uangnya pada bisnis warung retail. Pertanyaan yang seringkali dihadapi adalah: Jika Alex memutuskan untuk berinvestasi pada bisnis warung retail, berapa besar tingkat pengembalian yang harus dia dapatkan? Mengingat bahwa jika dia menginvestasikan uangnya, dia dihadapkan dengan risiko bisnis warung retail. Pertimbangan untuk Alex Deposito Investasi Toko/Warung Retail Risiko Minim, relatif nggak ada bagi Alex Bisa bangkrut atau perkembangan bisnis tida

Mengenal Indikator Exponential Moving Average - EMA

Apa itu Exponential Moving Average - EMA? Exponential Moving Average (EMA) adalah jenis moving average (MA) yang menempatkan bobot lebih besar dan signifikansi pada titik data terbaru. Exponential Moving Average juga disebut sebagai Moving Average tertimbang secara eksponensial. Moving Average tertimbang secara eksponensial bereaksi lebih signifikan terhadap perubahan harga saat ini daripada rata-rata bergerak sederhana (SMA), yang menerapkan bobot yang sama untuk semua pengamatan pada periode tersebut. Memahami Indikator EMA EMA adalah Moving Average yang menempatkan bobot lebih besar dan signifikansi pada titik data terbaru. Seperti semua moving average, indikator teknis ini digunakan untuk menghasilkan sinyal beli dan jual berdasarkan crossover dan divergensi dari rata-rata historis. Pedagang sering menggunakan beberapa hari EMA yang berbeda - misalnya rata-rata bergerak 20 hari, 30 hari, 90 hari, dan 200 hari. Formula EMA Tiga langkah dasar untuk menghit