google-site-verification=zsLknblUv9MPpbGfVx9l3sfhCtAjcEQGFzXwTpBAmUo Saham ASII | PRESDIR ASTRA : COVID-19 AKAN BAYANGI KINERJA HINGGA AKHIR TAHUN Langsung ke konten utama

Saham ASII | PRESDIR ASTRA : COVID-19 AKAN BAYANGI KINERJA HINGGA AKHIR TAHUN


IQPlus, (25/08) - Presiden Direktur PT Astra International Tbk Djony Bunarto Tjondro menilai wabah COVID-19 yang masih berlangsung sampai saat ini masih akan membayangi kinerja perseroan hingga akhir tahun.

"Pandemi ini, dan langkah-langkah yang diambil untuk mengendalikan dampaknya, diperkirakan akan terus memengaruhi kinerja hingga akhir tahun," ujar Djony saat paparan publik secara daring di Jakarta, Senin.

Djony menuturkan, kinerja bisnis dan keuangan Grup Astra sangat terdampak secara signifikan akibat pandemi COVID-19, terutama pada kuartal kedua.

Langkah-langkah penanggulangan pandemi yang diterapkan di sebagian besar wilayah Indonesia telah berdampak kepada operasi grup secara substansial, termasuk penutupan sementara kegiatan manufaktur dan distribusi otomotif, serta terdapat peningkatan secara signifikan jumlah pinjaman yang direstrukturisasi dalam bisnis jasa keuangan grup.

Selain itu, penurunan harga batu bara menekan bisnis alat berat, kontraktor penambangan, dan pertambangan.

Pendapatan bersih konsolidasian Grup Astra pada semester pertama 2020 sebesar Rp89,8 triliun, menurun 23 persen dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu.

Laba bersih Grup Astra sebesar Rp11,4 triliun, meningkat 16 persen dibandingkan dengan semester pertama 2019, termasuk keuntungan dari penjualan saham di Bank Permata.

Tanpa memasukkan keuntungan penjualan tersebut, laba bersih grup menurun 44 persen menjadi Rp5,5 triliun, terutama karena penurunan kinerja divisi otomotif, alat berat dan pertambangan, dan jasa keuangan, yang disebabkan oleh dampak pandemi COVID-19 dan langkah-langkah penanggulangannya.

Nilai aset bersih per saham pada 30 Juni 2020 sebesar Rp3.773, meningkat 3 persen dari nilai aset bersih per saham pada 31 Desember 2019. Kas bersih, tidak termasuk anak perusahaan jasa keuangan grup, mencapai Rp1,4 triliun pada 30 Juni 2020, dibandingkan utang bersih sebesar Rp22,2 triliun pada akhir 2019, setelah diterimanya hasil dari penjualan saham di Bank Permata pada Mei 2020.

Sementara itu, utang bersih anak perusahaan jasa keuangan Grup Astra meningkat dari Rp45,8 triliun pada akhir 2019 menjadi Rp46,4 triliun pada 30 Juni 2020.

Di setiap bisnis Grup Astra, tutur Djony, tingkat utang dan posisi likuiditas dipantau dengan cermat dan langkah-langkah untuk mengurangi risiko operasional dan keuangan dilakukan.

Berbagai tindakan juga diambil untuk mengelola biaya dan menjaga tingkat kas, termasuk mengurangi belanja modal dan mengelola modal kerja.

"Selama masa yang penuh tantangan ini dengan gangguan bisnis dan ketidakpastian, Grup Astra fokus secara khusus pada pengurangan biaya operasional dan belanja modal, pengelolaan modal kerja, dan kepastian likuiditas," ujar Djony.(end)

Komentar

Saham Online di Facebook

Postingan populer dari blog ini

Cara Membaca Indikator Stochastic Oscillator dengan 3 Metode

Keberadaan stochastic telah sedikit disinggung sebagai indikator oscillator yang mampu menunjukkan kondisi jenuh harga. Dulunya, banyak trader mengetahui cara membaca indikator Stochastic hanya untuk penerapan praktis. Namun sebenarnya, Stochastic terdiri dari berbagai macam komponen dan memiliki lebih dari satu manfaat. Untuk mengungkapnya, kita akan mempelajari 3 cara membaca indikator Stochastic berikut. Baca juga: Memahami arti LOT dalam Investasi Saham 1. Cara Membaca Indikator Stochastic Sebagai Penanda Overbought Oversold Cara membaca indikator Stochastic menurut fungsi ini adalah yang paling mudah. Pada dasarnya, indikator ciptaan George Lane ini memiliki dua level ekstrim, yakni 80 dan 20. Masing-masing level tersebut berperan sebagai batas overbought dan oversold. Indikator Stochastic menunjukkan kondisi overbought ketika grafik berada di atas level 80. Sementara itu, cara membaca indikator Stochastic untuk mengenali oversold adalah dengan memperhatikan grafik yang sudah turu...

Analisa Saham ANTM | 3 Agustus 2018

CLSA (KZ) ANTM IJ – Aneka Tambang 2Q18 operational highlights by Andrew Hotama and Norman Choong Stock: Aneka Tambang, ANTM IJ Market cap, ADTO: US$1.6bn, US$4.6m Rec: BUY, TP: Rp1,100 Event: 2Q18 operational results 2Q18 operational result highlight: •     Gold production: 503 kg (-7% QoQ, +20% YoY), 6M18: 47% of 18CL •     Gold sales volume: 6,815 kg (-2% QoQ, +933% YoY), 6M18: 46% of 18CL •     Ferronickel production: 6,724 tni (+10% QoQ, +5% YoY), 6M18: 49% of 18CL •     Ferronickel sales volume: 7,516 tni (+40% QoQ, +44% YoY), 6M18: 50% of 18CL •     Nickel ore production: 1.7mn wmt (-21% QoQ, +58% YoY), 6M18: 63% of 18CL •     Nickel ore sales volume: 0.6mn wmt (-49% QoQ, +136% YoY), 6M18: 38% of 18CL Comment: •     Unaudited 2Q18 revenue came at Rp6.1tn (+7% QoQ, +350% YoY), we believe this is mostly on the back of higher ferronickel sales volume which w...

Rekomendasi Saham BISI dan MCOL oleh Phillip Capital | 18 April 2023

Phillip Capital 18 April 2023 Technical Recommendations BISI Short Term Trend : Bullish Medium Term Trend : Bullish Trading Buy : 1680 Target Price 1 : 1740 Target Price 2 : 1770 Stop Loss : 1625 MCOL Short Term Trend : Bullish Medium Term Trend : Bullish Trade Buy : 6825 Target Price 1 : 7400 Target Price 2 : 7850 Stop Loss : 6250 - Informasi lengkap pasar saham ada di  Website Saham Online.    Materi belajar trading dan investasi saham ada di   Channel Youtube Saham Online.