google-site-verification=zsLknblUv9MPpbGfVx9l3sfhCtAjcEQGFzXwTpBAmUo PT Waskita Beton Precast Tbk Raih Kontrak Baru Rp 1,68 Trilyun per Oktober 2020 Langsung ke konten utama

PT Waskita Beton Precast Tbk Raih Kontrak Baru Rp 1,68 Trilyun per Oktober 2020


PT Waskita Beton Precast Tbk. membukukan kontrak baru senilai Rp1,68 triliun per Oktober 2020.

Realisasi tersebut mencerminkan ketercapaian sebesar 33,6 persen dari target yang ditetapkan emiten dengan ticker WSBP itu untuk tahun ini senilai Rp5 triliun.

Direktur Utama Waskita Precast Cholis Prihanto optimistis perseroan bakal mampu mencapai target di sisa kurang lebih sebulan ini sebelum 2020 berakhir.

“Perusahaan optimis untuk dapat terus meningkatkan porsi nilai kontrak eksternal. Tentunya dengan inovasi produk Waskita Beton Precast yang selalu menyesuaikan dengan permintaan pasar," kata Cholis dalam keterangan resmi, Senin (23/11/2020).

Secara terperinci, dari total kontrak baru yang sudah didapatkan sekitar 38 persen berasal dari kontrak internal dan 62 persen dari kontrak eksternal.

Beberapa proyek eksternal yang akan dikerjakan antara lain proyek jalan tol Binjai-Pangkalan Brandan, jalan tol Aceh-Sigli, dan jalan tol Prabumulih-Muara Enim.

Lebih lanjut, Cholis mengingatkan dari target kontrak baru Rp5 triliun tersebut sekitar Rp3,3 triliun akan didapatkan WSBP dari proyek eksternal di Pulau Jawa dan Sumatera.

Berdasarkan laporan keuangan per September 2020, WSBP membukukan pendapatan usaha sebesar Rp1,44 triliun. Perolehan itu turun 73,77 persen dibandingkan realisasi pada periode yang sama tahun lalu senilai Rp5,49 triliun.

Cholis menyebut pada masa pandemi ini pihaknya telah memiliki strategi ekspansi dengan memperluas pasar eksternal hingga 2021.

“Untuk mendukung keberlanjutan bisnis perusahaan, kami telah menyusun beberapa strategi bisnis antara lain ekspansi bisnis, produk baru, efisiensi, dan restrukturisasi fasilitas perbankan,” imbuh Cholis.

Adapun, beberapa produk baru yang akan diluncurkan WSBP di antaranya bantalan rel, tetrapod, tiang beton pracetak, sistem pengerasan rigid, dan reinforced concrete pipe.

Selain menggenjot produk baru, anak usaha PT Waskita Karya (Persero) Tbk. ini juga melakukan efisiensi melalui shared resource dan command center.

“Waskita Beton Precast akan melakukan pengelolaan sumber daya secara terintegrasi. Selain itu kami juga akan melakukan clustering pada unit usaha yang lokasinya berdekatan, sehingga akan lebih efisien,” kata Cholis.

Hingga saat ini, Cholis mengklaim kondisi perseroan masih cukup baik yang terbukti dari tingkat rasio utang berbunga (gearing ratio) dan rasio lancar (current ratio). Per September 2020, gearing ratio WSBP tercatat sebesar 1,04 kali (covenant 2,5 kali) dan current ratio sebesar 1,31 kali.

Rasio tersebut menunjukan bahwa WSBP masih memiliki kapasitas ruang pendanaan yang cukup luas serta masih mampu untuk memenuhi utang jangka pendek.

Sumber: BISNIS

Komentar

Saham Online di Facebook

Postingan populer dari blog ini

PT Visi Telekomunikasi Infrastruktur Tbk (GOLD) Catat Pendapatan Rp35,64 Miliar Hingga September 2022

PT Visi Telekomunikasi Infrastruktur Tbk (GOLD) mencatat pendapatan Rp35,64 miliar hingga periode 30 September 2022 naik dari pendapatan Rp32,97 miliar di periode yang sama tahun sebelumnya. Laporan keuangan perseroan Rabu menyebutkan, beban pokok pendapatan naik menjadi Rp13,29 miliar dari Rp11,91 miliar dan laba kotor naik menjadi Rp22,34 miliar dari laba kotor Rp21,06 miliar tahun sebelumnya. Beban usaha naik menjadi Rp7,58 miliar dari Rp6,90 miliar membuat laba operasi naik tipis menjadi Rp14,76 miliar dari laba operasi Rp14,16 miliar tahun sebelumnya. Laba sebelum pajak menjadi Rp13,93 miliar naik dari laba sebelum pajak Rp13,17 miliar dan laba bersih yang diatribusikan ke pemilik entitas induk mencapai Rp13,14 miliar naik dari laba bersih Rp12,24 miliar tahun sebelumnya. Jumlah liabilitas mencapai Rp41,41 miliar hingga periode 30 September 2022 naik dari jumlah liabilitas Rp34,44 miliar hingga periode 31 Desember 2021 dan jumlah aset mencapai Rp394,69 miliar hingga periode 30 Se...

Money Flow Index | Penggunaan dan Setting Indikator MFI

Apa itu Money Flow Index (MFI)? Money Flow Index (MFI) adalah osilator teknis yang menggunakan harga dan volume untuk mengidentifikasi kondisi jenuh beli atau jenuh jual dalam aset. Hal ini juga dapat digunakan untuk melihat divergensi yang memperingatkan perubahan tren harga. Osilator bergerak antara 0 dan 100. Tidak seperti osilator konvensional seperti Relative Strength Index (RSI) , Money Flow Index menggabungkan data harga dan volume, sebagai lawan dari harga yang adil. Untuk alasan ini, beberapa analis menyebut MFI sebagai "the volume-weighted RSI". Money Flow Index pada Indonesia Composite Kunci dalam Memahami Indikator MFI Indikator biasanya dihitung menggunakan 14 periode data. Pembacaan MFI di atas 80 dianggap overbought dan pembacaan MFI di bawah 20 dianggap oversold. Overbought dan oversold tidak selalu berarti harga akan berbalik, hanya saja harga mendekati tinggi atau rendah dari kisaran harga terbaru. Pembuat indeks, Gene Quong dan Avru...

Cara Membaca Candlestick Saham

Cara membaca candlestick saham sebenarnya cukup mudah dan tidak perlu banyak menghafal. Anda cukup memahaminya saja secara garis besar, maka akan sukses membaca candlestick saham.  Di grafik atau chart saham, kita menemui puluhan pola saham yang berbeda. Di sana ada  Three Black Crows, Concealing Baby Swallow, Unique Three River Bottom dan lain sebagainya. Jika anda harus menghafalkannya, maka akan membutuhkan tenaga yang banyak. Maka dengan artikel ini harapannya Anda mampu cara memahami atau membaca candlestick saham dengan mudah. Dasar-dasar dalam Membaca Candlestick Saham Buyer Versus Seller Sebelum kita mulai mendalami elemen-elemen penting untuk analisa candlestick, kita harus punya cara pandang yang benar terlebih dulu. Anggap saja pergerakan harga itu terjadi karena perang antara Buyer dan Seller. Setiap candlestick adalah suatu pertempuran selama masa perang, dan keempat elemen candlestick menceritakan siapa yang unggul, siapa yang mundur, siapa memeg...