google-site-verification=zsLknblUv9MPpbGfVx9l3sfhCtAjcEQGFzXwTpBAmUo PT Indika Energy Tbk Selenggarakan Paparan Publik pada 17 Desember 2020 secara virtual di Jakarta Langsung ke konten utama

PT Indika Energy Tbk Selenggarakan Paparan Publik pada 17 Desember 2020 secara virtual di Jakarta


PT Indika Energy Tbk. (Indika Energy) menyelenggarakan Paparan Publik pada 17 Desember 2020 secara virtual di Jakarta. Dihadiri oleh Azis Armand, Wakil Direktur Utama dan CEO Indika Energy, dan Retina Rosabai, Direktur dan CFO Indika Energy, Perusahaan dengan bidang usaha yang terdiversifikasi tersebut menegaskan komitmennya dalam mengurangi exposure terhadap batubara, serta aktif menambah sumber pertumbuhan baru di luar sektor batubara.

"Tahun ini, kesehatan dan keselamatan karyawan serta kesinambungan operasional menjadi fokus utama Indika Energy. Selain itu, kami memastikan transisi kami untuk melakukan diversifikasi bisnis dengan menambah portofolio non batubara terus berlanjut. Kami yakin, berbekal kemampuan kami yang telah terbukti di bidang pertambangan dan didukung inisiatif digitalisasi yang telah kami terapkan, Indika Energy akan terus berkontribusi terhadap pertumbuhan ekonomi nasional," tutur Azis Armand.

Kinerja Perusahaan

Di tahun 2020, Indika Energy terus beradaptasi dan meningkatkan kinerja operasionalnya, serta membangun sinergi dengan anak-anak usahanya. Manajemen juga fokus menjaga kesinambungan operasi dan melakukan berbagai inisiatif sosial penanggulangan COVID-19.

Penurunan harga komoditas batubara dan pandemi COVID-19 turut memberikan dampak terhadap industri batubara, termasuk Indika Energy. Namun di tengah penurunan harga batubara, Perusahaan mempertahankan posisi keuangan yang kuat dengan kas US$602 juta dan net gearing 1,0x per September 2020. Indika Energy juga melakukan inisiatif Manajemen Liabilitas melalui penerbitan surat utang sebesar US$675 juta, yang hasilnya juga digunakan untuk mendukung diversifikasi usaha.

Berbagai langkah diversifikasi sedang dilakukan, di antaranya dengan membangun terminal penyimpanan BBM di Kariangau, Kalimantan Timur untuk ExxonMobil yang telah beroperasi pada sejak awal November 2020. Indika Energy juga melakukan investasi strategis di perusahaan pertambangan emas Nusantara Resources Limited (Nusantara) yang mengembangkan Proyek Awak Mas, sebuah tambang emas di Sulawesi Selatan, dimana kepemilikan total saat ini adalah 45,8% saham.

Tangkas beradaptasi di masa pandemi

Di tengah situasi pandemi COVID-19, Indika Energy terus memprioritaskan kesehatan dan keselamatan karyawan di seluruh grup perusahaan dan tetap beroperasi normal, sebagai upaya mendukung ketahanan energi nasional. Perusahaan juga bergotong-royong, membangun fasilitas pemeriksaan PCR dan pusat isolasi sementara, serta melakukan aktivitas CSR dan donasi sebesar US$5,6 juta untuk membantu upaya penanganan COVID-19 di Indonesia.

Indika Energy juga fokus dan memperkuat komitmen untuk mengembangkan usaha yang berkelanjutan dan bertanggung jawab melalui implementasi ESG (Environmental, Social, and Governance) dalam seluruh aktivitas operasional perusahaan. Saat ini Indika Energy dan beberapa anak perusahaan seperti Kideco, Petrosea, Indika Indonesia Resources dan Interport Mandiri Utama sudah mendapatkan sertifikat ISO 37001 untuk sistem manajemen anti penyuapan, sementara anak usaha yang lain sedang dalam proses.

"Gotong-royong adalah budaya bangsa yang selalu kami junjung dan selaras dengan tata nilai Perusahaan. Indika Energy berkomitmen membangun bangsa dan memberi sumbangsih terhadap Indonesia," tutup Azis.(end)

Sumber: IQPLUS

Komentar

Saham Online di Facebook

Postingan populer dari blog ini

Cara Membaca Grafik Saham di Bursa Efek

grafik candlestick saham Pergerakan harga instrumen finansial baik saham maupun forex biasanya digambarkan dalam bentuk grafik. Grafik ini memudahkan trader untuk mengetahui pola-pola pergerakan harga yang terjadi sebelumnya. Ada beberapa jenis grafik yang biasa dipakai di pasar finansial yaitu: Line Chart/Grafik Garis Bar Chart/Grafik Batang Candlestick Chart/Grafik Lilin Grafik  Line Chart  hanya memuat data harga dipenutupan perdagangan yang digambarkan dalam bentuk garis saja. Sementara  Bar Chart  dan  Candlestick Chart  hampir sama dikarenakan memuat data harga pembukaan, harga penutupan, harga tertinggi dan terendah. Hanya saja grafik candlestick lebih mudah dibaca dibandingkan grafik bar. Di samping itu keunggulan lain dari candlestick chart adalah mampu menampilkan psikologi pasar dengan tampilan yang lebih mudah dibaca. Berikut tampilan masing-masing chart menggunakan contoh Indeks S&P500: Line Chart Bar Chart Candlestick Chart Saya priba

Mengenal Indikator Exponential Moving Average - EMA

Apa itu Exponential Moving Average - EMA? Exponential Moving Average (EMA) adalah jenis moving average (MA) yang menempatkan bobot lebih besar dan signifikansi pada titik data terbaru. Exponential Moving Average juga disebut sebagai Moving Average tertimbang secara eksponensial. Moving Average tertimbang secara eksponensial bereaksi lebih signifikan terhadap perubahan harga saat ini daripada rata-rata bergerak sederhana (SMA), yang menerapkan bobot yang sama untuk semua pengamatan pada periode tersebut. Memahami Indikator EMA EMA adalah Moving Average yang menempatkan bobot lebih besar dan signifikansi pada titik data terbaru. Seperti semua moving average, indikator teknis ini digunakan untuk menghasilkan sinyal beli dan jual berdasarkan crossover dan divergensi dari rata-rata historis. Pedagang sering menggunakan beberapa hari EMA yang berbeda - misalnya rata-rata bergerak 20 hari, 30 hari, 90 hari, dan 200 hari. Formula EMA Tiga langkah dasar untuk menghit

Cara Menghitung Beta Saham CAPM

Apa itu CAPM CAPM (Capital Asset Pricing Model) adalah model yang digunakan untuk menentukan tingkat pengembalian(required return) dari suatu aset. Model ini mendapatkan penghargaan nobel  pada tahun 1990 dan pada prakteknya juga sering digunakan untuk menentukan nilai cost of equity. Dari sudut pandang investor, besarnya tingkat pengembalian seharusnya berbanding lurus dengan risiko yang diambil. Untuk memudahkan saya buat ilustrasi yang disederhanakan sebagai berikut: Alex punya uang 100juta, berkeinginan untuk menginvestasikan uangnya pada bisnis warung retail. Pertanyaan yang seringkali dihadapi adalah: Jika Alex memutuskan untuk berinvestasi pada bisnis warung retail, berapa besar tingkat pengembalian yang harus dia dapatkan? Mengingat bahwa jika dia menginvestasikan uangnya, dia dihadapkan dengan risiko bisnis warung retail. Pertimbangan untuk Alex Deposito Investasi Toko/Warung Retail Risiko Minim, relatif nggak ada bagi Alex Bisa bangkrut atau perkembangan bisnis tida