google-site-verification=zsLknblUv9MPpbGfVx9l3sfhCtAjcEQGFzXwTpBAmUo Usai merger, kinerja Indosat (ISAT) diproyeksikan lebih mengilap Langsung ke konten utama

Usai merger, kinerja Indosat (ISAT) diproyeksikan lebih mengilap


PT Indosat Ooredoo Tbk (ISAT) mencatatkan kinerja positif selama sembilan bulan pertama 2021. Perusahaan telko ini membalikkan kerugian bersih tahun lalu menjadi laba bersih sebesar Rp 5,8 triliun.

Indosat mencatat pendapatan Rp 23,06 triliun sepanjang sembilan bulan pertama 2021. Realisasi pendapatan tersebut meningkat 11,96% dibandingkan dengan pendapatan periode sama tahun 2020 yang sebesar Rp 20,59 triliun.

Secara rinci, pendapatan seluler naik 10,33% year on year (yoy) menjadi Rp 18,79 triliun di akhir September 2021 lalu. Pendapatan seluler ini berkontribusi 81,5% terhadap seluruh pendapatan Indosat.

Pendapatan Multimedia, Komunikasi Data, Internet (MIDI) meningkat 21,36% yoy menjadi Rp 3,84 triliun dan pendapatan telekomunikasi tetap naik 6,92% yoy menjadi Rp 422,87 miliar.

EBITDA ISAT meningkat 22,7% mencapai Rp 10,4 triliun dalam sembilan bulan tahun ini karena kombinasi pertumbuhan pendapatan disertai dengan efisiensi biaya operasional. Alhasil, margin EBITDA bertambah 4 bps secara tahunan menjadi 45,1%.

"Eksekusi dari strategi transformasi kami memperlihatkan bahwa Indosat Ooredoo mempertahankan momentum pertumbuhannya dan memberikan kinerja keuangan yang sangat baik," ujar Direktur ISAT Eyas Naif Saleh Assaf dalam paparan publik, Kamis (28/10).

Director & Chief Operating Officer Indosat Vikram Sinha menambahkan, dari sisi operasional Indosat Ooredoo mencatatkan 62,3 juta pelanggan dalam sembilan bulan tahun 2021. Jumlah pelanggan ISAT meningkat 3,2% secara tahunan. Pelanggan data 4G tumbuh menjadi 43 juta, meningkat 27% secara tahunan.

Pendapatan rata-rata per pengguna (ARPU) ISAT meningkat sebesar 7,9% secara tahunan menjadi Rp 34.200. Peningkatan ARPU terutama didorong oleh pertumbuhan lalu lintas data yang mencapai 39,2% secara tahunan.

Indosat juga tengah menunggu pembaharuan informasi dari aksi merger dengan Hutchinson. Vikram menyebut, penggabungan aset dan produk dari ISAT dan H3I yang saling melengkapi akan mendorong inovasi dan pengembangan jaringan yang akan memungkinkan perusahaan memberikan layanan digital terbaik dan memperluas tawaran produknya bagi pelanggan di berbagai pelosok Indonesia.

"Pendapatan tahunan dari entitas hasil merger akan mencapai US$ 3 miliar dengan nilai perusahaan mencapai US$ 6 miliar," ujar dia.

Usai merger, Indosat akan beralih nama menjadi Indosat Ooredoo Hutchinson dan tetap akan melantai di pasar modal Indonesia dengan menerbitkan saham baru untuk pemegang saham Hutchison 3 Indonesia. Pemerintah Indonesia akan tetap memegang 9,6% saham, PT Tiga Telekomunikasi Indonesia memegang 10,8%, dan pemegang saham publik berkisar 14%.

Analis RHB Sekuritas, Michael W Setjoadi dan Marco Antonius dalam risetnya, Kamis (28/10) memaparkan bahwa EBITDA ISAT di kuartal ketiga mencapai Rp 3,6 triliun, naik 6,7% secara kuartalan dan 18,9% secara tahunan. EBITDA sembilan bulan pertama 2021 mencapai Rp 10,4 triliun. "Ini berarti 76% dari prediksi kami dan 79% dari konsensus," tulis Michael dan Marco.

Sementara, pendapatan kuartal ketiga Indosat mencerminkan 73% dari perkiraannya dan 76% dari perkiraan konsensus. RHB Sekuritas menambahkan bahwa pendapatan non-seluler ISAT meningkat di tengah pertumbuhan pendapatan seluler yang mendatar secara kuartalan dan sementara pendapatan data yang naik 1% secara kuartalan.

RHB Sekuritas masih mempertahankan rating neutral untuk saham ISAT dengan target harga Rp 7.000 per saham. Pada akhir perdagangan Kamis (28/10), harga saham ISAT ditutup 2,16% ke Rp 7.100 per saham.

Sumber: KONTAN

Komentar

Saham Online di Facebook

Postingan populer dari blog ini

Cara Membaca Grafik Saham di Bursa Efek

grafik candlestick saham Pergerakan harga instrumen finansial baik saham maupun forex biasanya digambarkan dalam bentuk grafik. Grafik ini memudahkan trader untuk mengetahui pola-pola pergerakan harga yang terjadi sebelumnya. Ada beberapa jenis grafik yang biasa dipakai di pasar finansial yaitu: Line Chart/Grafik Garis Bar Chart/Grafik Batang Candlestick Chart/Grafik Lilin Grafik  Line Chart  hanya memuat data harga dipenutupan perdagangan yang digambarkan dalam bentuk garis saja. Sementara  Bar Chart  dan  Candlestick Chart  hampir sama dikarenakan memuat data harga pembukaan, harga penutupan, harga tertinggi dan terendah. Hanya saja grafik candlestick lebih mudah dibaca dibandingkan grafik bar. Di samping itu keunggulan lain dari candlestick chart adalah mampu menampilkan psikologi pasar dengan tampilan yang lebih mudah dibaca. Berikut tampilan masing-masing chart menggunakan contoh Indeks S&P500: Line Chart Bar Chart Candlestick Chart Saya priba

Cara Menghitung Beta Saham CAPM

Apa itu CAPM CAPM (Capital Asset Pricing Model) adalah model yang digunakan untuk menentukan tingkat pengembalian(required return) dari suatu aset. Model ini mendapatkan penghargaan nobel  pada tahun 1990 dan pada prakteknya juga sering digunakan untuk menentukan nilai cost of equity. Dari sudut pandang investor, besarnya tingkat pengembalian seharusnya berbanding lurus dengan risiko yang diambil. Untuk memudahkan saya buat ilustrasi yang disederhanakan sebagai berikut: Alex punya uang 100juta, berkeinginan untuk menginvestasikan uangnya pada bisnis warung retail. Pertanyaan yang seringkali dihadapi adalah: Jika Alex memutuskan untuk berinvestasi pada bisnis warung retail, berapa besar tingkat pengembalian yang harus dia dapatkan? Mengingat bahwa jika dia menginvestasikan uangnya, dia dihadapkan dengan risiko bisnis warung retail. Pertimbangan untuk Alex Deposito Investasi Toko/Warung Retail Risiko Minim, relatif nggak ada bagi Alex Bisa bangkrut atau perkembangan bisnis tida

Mengenal Indikator Exponential Moving Average - EMA

Apa itu Exponential Moving Average - EMA? Exponential Moving Average (EMA) adalah jenis moving average (MA) yang menempatkan bobot lebih besar dan signifikansi pada titik data terbaru. Exponential Moving Average juga disebut sebagai Moving Average tertimbang secara eksponensial. Moving Average tertimbang secara eksponensial bereaksi lebih signifikan terhadap perubahan harga saat ini daripada rata-rata bergerak sederhana (SMA), yang menerapkan bobot yang sama untuk semua pengamatan pada periode tersebut. Memahami Indikator EMA EMA adalah Moving Average yang menempatkan bobot lebih besar dan signifikansi pada titik data terbaru. Seperti semua moving average, indikator teknis ini digunakan untuk menghasilkan sinyal beli dan jual berdasarkan crossover dan divergensi dari rata-rata historis. Pedagang sering menggunakan beberapa hari EMA yang berbeda - misalnya rata-rata bergerak 20 hari, 30 hari, 90 hari, dan 200 hari. Formula EMA Tiga langkah dasar untuk menghit