google-site-verification=zsLknblUv9MPpbGfVx9l3sfhCtAjcEQGFzXwTpBAmUo Segera IPO, Murni Sadar (MTMH) Tetapkan Harga Penawaran di Rp 1.280 Per Saham Langsung ke konten utama

Segera IPO, Murni Sadar (MTMH) Tetapkan Harga Penawaran di Rp 1.280 Per Saham


[Saham MTMH] Rencana PT Murni Sadar Tbk untuk menggelar penawaran umum saham perdana atawa initial public offering (IPO) tinggal selangkah lagi. Calon emiten dengan kode saham MTMH ini memasang harga penawaran di Rp 1.280 per saham.

Perusahaan pengelola rumah sakit (RS) Murni Teguh Hospitals ini akan memulai masa penawaran umumnya mulai hari ini (13/4) hingga Senin (18/4). Sebelumnya, Murni Sadar menawarkan harga awal di kisaran Rp 1.180 hingga Rp 1.480 per saham.

Adapun PT Ciptadana Sekuritas Asia dan PT BCA Sekuritas ditunjuk sebagai penjamin pelaksana emisi efek pada gelaran IPO ini.

Dalam aksi korporasi ini, MTMH menerbitkan sebanyak 254,04 juta saham bernominal Rp 100 per saham biasa atas nama yang seluruhnya adalah saham baru atau setara dengan 12,28% dari modal ditempatkan dan disetor penuh. Alhasil, MTMH akan meraup dana segar sebesar Rp 325,14 miliar.

Berdasarkan prospektus ringkas perusahaan, dana yang terkumpul melalui IPO ini akan digunakan untuk beberapa kepentingan dengan fokus utama untuk membangun beberapa rumah sakit baru. Sekitar Rp 181 miliar akan digunakan untuk oleh perseroan dan sisanya untuk anak usaha MTMH.

Pertama, sekitar Rp 20 miliar akan digunakan untuk belanja modal terutama untuk melakukan ekspansi usaha. Diantaranya untuk melakukan renovasi bangunan, pembelian peralatan dan perlengkapan media untuk rumah sakit baru, yakni Rumah RS Teguh Bandung.

Kedua, sekitar Rp 161 miliar akan perseroan gunakan untuk kebutuhan modal kerja. Seperti pembelian obat, alat kesehatan dan bahan konsumsi, serta pembayaran biaya sewa untuk gedung RS Murni Teguh Bandung.

Sementara sisanya akan dipinjamkan untuk PT Murni Sadar Kasih Abadi yang merupakan anak usaha MTMH. Sekitar Rp 43,89 miliar akan digunakan untuk melunasi seluruh pokok pinjaman dari PT Bank Central Asia Tbk.

Kemudian, sekitar Rp 30 miliar digunakan untuk belanja modal untuk pembangunan lanjutan atas RS Teguh Murni Tuban Bali dan pembangunan rumah sakit baru di Pematang Siantar, dengan nama RS Teguh Murni Pematang Siantar. Sisanya akan digunakan untuk modal kerja untuk memenuhi kebutuhan dua rumah sakit tersebut.

Sebagai informasi, Murni Sadar merupakan perusahaan rumah sakit milik Keluarga Tjhin Ten Chun, yang merupakan ipar Martua Sitorus, raja swati dari Medan pemilik Grup Wilmar. Adapun saat ini jaringan rumah sakitnya berpusat di Medan dan kini sudah menyebar ke Jakarta, Bali dan Tangerang.


Berikut jadwal IPO MTMH:

- Tanggal Efektif: 11 April 2022

- Masa Penawaran Umum Perdana Saham: 13 April – 18 April 2022

- Tanggal Penjatahan: 18 April 2022

- Tanggal Distribusi Saham Secara Elektronik: 19 April 2022

- Pencatatan Saham di Bursa Efek Indonesia: 20 April 2022


sumber : kontan

Lebih lengkapnya silahkan klik :  Saham Online

Komentar

Saham Online di Facebook

Postingan populer dari blog ini

Money Flow Index | Penggunaan dan Setting Indikator MFI

Apa itu Money Flow Index (MFI)? Money Flow Index (MFI) adalah osilator teknis yang menggunakan harga dan volume untuk mengidentifikasi kondisi jenuh beli atau jenuh jual dalam aset. Hal ini juga dapat digunakan untuk melihat divergensi yang memperingatkan perubahan tren harga. Osilator bergerak antara 0 dan 100. Tidak seperti osilator konvensional seperti Relative Strength Index (RSI) , Money Flow Index menggabungkan data harga dan volume, sebagai lawan dari harga yang adil. Untuk alasan ini, beberapa analis menyebut MFI sebagai "the volume-weighted RSI". Money Flow Index pada Indonesia Composite Kunci dalam Memahami Indikator MFI Indikator biasanya dihitung menggunakan 14 periode data. Pembacaan MFI di atas 80 dianggap overbought dan pembacaan MFI di bawah 20 dianggap oversold. Overbought dan oversold tidak selalu berarti harga akan berbalik, hanya saja harga mendekati tinggi atau rendah dari kisaran harga terbaru. Pembuat indeks, Gene Quong dan Avru...

Mengenal Indikator ADX | Indikator Kekuatan Trend

Perdagangan pada arah tren yang kuat mengurangi risiko dan meningkatkan potensi keuntungan. Average Directional Index (ADX) digunakan untuk menentukan kapan harga sedang tren kuat. Dalam banyak kasus, ini adalah indikator tren utama. Bagaimanapun, tren adalah mungkin teman Anda, tentu menyenangkan untuk mengetahui siapa teman Anda. Pada artikel ini, kita akan membahas tentang ADX sebagai indikator kekuatan tren. Memahami Indikator ADX ADX digunakan untuk mengukur kekuatan tren. Perhitungan ADX didasarkan pada Moving Average dari ekspansi kisaran harga selama periode waktu tertentu. Pengaturan standarnya adalah 14 bar, meskipun periode waktu lain dapat digunakan. ADX dapat digunakan pada kendaraan perdagangan apa saja seperti saham, reksadana, dana yang diperdagangkan di bursa dan futures. ADX diplot sebagai garis tunggal dengan nilai-nilai mulai dari yang rendah dari nol sampai yang tinggi dari 100. ADX adalah non-directional; itu mencatat kekuatan tren apakah harga sedang t...

PT Visi Telekomunikasi Infrastruktur Tbk (GOLD) Catat Pendapatan Rp35,64 Miliar Hingga September 2022

PT Visi Telekomunikasi Infrastruktur Tbk (GOLD) mencatat pendapatan Rp35,64 miliar hingga periode 30 September 2022 naik dari pendapatan Rp32,97 miliar di periode yang sama tahun sebelumnya. Laporan keuangan perseroan Rabu menyebutkan, beban pokok pendapatan naik menjadi Rp13,29 miliar dari Rp11,91 miliar dan laba kotor naik menjadi Rp22,34 miliar dari laba kotor Rp21,06 miliar tahun sebelumnya. Beban usaha naik menjadi Rp7,58 miliar dari Rp6,90 miliar membuat laba operasi naik tipis menjadi Rp14,76 miliar dari laba operasi Rp14,16 miliar tahun sebelumnya. Laba sebelum pajak menjadi Rp13,93 miliar naik dari laba sebelum pajak Rp13,17 miliar dan laba bersih yang diatribusikan ke pemilik entitas induk mencapai Rp13,14 miliar naik dari laba bersih Rp12,24 miliar tahun sebelumnya. Jumlah liabilitas mencapai Rp41,41 miliar hingga periode 30 September 2022 naik dari jumlah liabilitas Rp34,44 miliar hingga periode 31 Desember 2021 dan jumlah aset mencapai Rp394,69 miliar hingga periode 30 Se...