google-site-verification=zsLknblUv9MPpbGfVx9l3sfhCtAjcEQGFzXwTpBAmUo BFI Finance (BFIN) Catat Pertumbuhan Total Aset 38,8% Di Semester I 2023 Langsung ke konten utama

BFI Finance (BFIN) Catat Pertumbuhan Total Aset 38,8% Di Semester I 2023


Mengarungi paruh pertama tahun 2023, PT BFI Finance Indonesia Tbk (BFI Finance/IDX: BFIN) mampu menjaga stabilitas kinerja sehingga tetap membukukan pertumbuhan di atas rata-rata industri. Hingga semester I/2023, total aset BFI Finance mencapai Rp25,2 triliun atau tumbuh 38,8% secara tahunan (year-on-year/yoy). Pertumbuhan ini sejalan dengan naiknya piutang bersih (net receivables) sebesar 31,8% yoy dengan nilai Rp21,0 triliun.

Secara umum performa ini didukung oleh pertumbuhan ekonomi domestik yang kondusif. Sektor multifinance bergerak positif di tengah makin meningkatnya permintaan masyarakat dalam mendapatkan kemudahan fasilitas pembiayaan. Demikian pula kinerja perekonomian nasional, termasuk sektor riil, juga terpantau positif diiringi dengan meredanya tekanan inflasi dan kembali ke rentang target Bank Indonesia (per Juni 2023 inflasi sebesar 3,52% yoy, turun dari Mei 2023 sebesar 4,00%).

"Dapat dikatakan bahwa pertumbuhan aset, profitabilitas, dan rasio keuangan lainnya secara tahunan tetap terjaga baik. Hal ini menunjukkan bahwa BFI Finance mampu menjawab segala tantangan dan dinamika yang terjadi. Sejak 2011 hingga saat ini, Perusahaan telah tumbuh lebih dari lima kali lipat secara aset, revenue, dan ekuitas," ujar Sudjono, Direktur Keuangan BFI Finance dalam siaran pers (26/7).

Di enam bulan pertama tahun ini, Perusahaan mencatat nilai pembiayaan baru sebesar Rp10,3 triliun, atau meningkat 20,8% dibandingkan periode yang sama tahun lalu. Dari nilai tersebut, sebanyak 61,0% digunakan untuk tujuan pembiayaan modal kerja, disusul dengan multiguna sebesar 22,6%, investasi 14,5%, dan syariah 1,9%.

Seiring dengan pertumbuhannya, BFI Finance tetap konsisten menjaga risiko kredit yang relatif rendah. Tingkat pembiayaan bermasalah (Non-Performing Financing/NPF) neto terjaga di 0,79% per Juni 2023 dan sementara NPF bruto di level 1,94%. Rasio ini tercatat lebih baik dibandingkan NPF bruto rata-rata industri pembiayaan yang mencapai 2,63% per Mei 2023. NPF coverage (besaran tingkat cadangan piutang dibandingkan NPF) terhitung mencapai 2,3 kali.

Return on Asset (RoA) dan Return on Equity (RoE) Perusahaan masing-masing di posisi 8,7% dan 18,6% yang juga masih lebih tinggi dari rata-rata industri dengan angka RoA yang dilaporkan sebesar 5,73% dan RoE sebesar 14,86% di akhir Mei 2023 (sumber: Statistik Lembaga Pembiayaan dari Otoritas Jasa Keuangan/OJK).

Portofolio produk pembiayaan BFI Finance masih didominasi oleh refinancing atau pembiayaan dengan collateral (jaminan) di mana bisnis ini telah dijalankan Perusahaan selama lebih dari 15 tahun.

Total piutang pembiayaan yang dikelola (managed receivables) tercatat senilai Rp22,4 triliun, yang terdiri dari pembiayaan berjaminan kendaraan roda empat sebesar 56,5%, alat berat dan permesinan sebesar 13,5%, pembiayaan untuk pembelian unit kendaraan roda empat bekas dan baru masing-masing menempati porsi sebanyak 9,0% dan 2,9%, pembiayaan berjaminan kendaraan roda dua sebesar 10,9%, pembiayaan berjaminan sertifikat rumah/ruko sebesar 3,9%, ditutup dengan apik oleh pembiayaan berbasis syariah sebesar 3,3%.

Hingga semester I/2023, laba bersih Perusahaan yang dilaporkan sebesar Rp848,4 miliar dengan total pendapatan senilai Rp3,2 triliun. Total pendapatan ini meningkat 30,3% secara yoy. .Pertumbuhan pendapatan ini dipengaruhi oleh peningkatan penyaluran pembiayaan dan sumber pendanaan yang lebih kompetitif,. tutur Sudjono, seraya menambahkan bahwa sumber pendanaan BFI Finance paling besar berasal dari pinjaman bank mata uang rupiah serta surat utang (bonds). Selama semester I/2023, Perusahaan telah menerbitkan tiga kali Obligasi Rupiah dengan total nilai emisi Rp3,8 triliun.

Sejalan dengan kuatnya komitmen untuk menjadi mitra kerja yang menguntungkan dan tepercaya, Perusahaan juga telah membagikan dividen dengan nilai total Rp902 miliar, atau setara dengan Rp60,00 per lembar saham (nilai penuh) dari laba bersih Perusahaan tahun 2022.

"Kami tetap optimis mencapai pertumbuhan sesuai target hingga akhir tahun dengan tetap mengedepankan manajemen risiko yang baik dan prinsip kehati-hatian," ungkap Sudjono. (end)
Sumber: iqplus-
Materi video tutorial belajar trading dan investasi saham ada di Channel Youtube Saham Online. 

Komentar

Saham Online di Facebook

Postingan populer dari blog ini

Cara Membaca Indikator Stochastic Oscillator dengan 3 Metode

Keberadaan stochastic telah sedikit disinggung sebagai indikator oscillator yang mampu menunjukkan kondisi jenuh harga. Dulunya, banyak trader mengetahui cara membaca indikator Stochastic hanya untuk penerapan praktis. Namun sebenarnya, Stochastic terdiri dari berbagai macam komponen dan memiliki lebih dari satu manfaat. Untuk mengungkapnya, kita akan mempelajari 3 cara membaca indikator Stochastic berikut. Baca juga: Memahami arti LOT dalam Investasi Saham 1. Cara Membaca Indikator Stochastic Sebagai Penanda Overbought Oversold Cara membaca indikator Stochastic menurut fungsi ini adalah yang paling mudah. Pada dasarnya, indikator ciptaan George Lane ini memiliki dua level ekstrim, yakni 80 dan 20. Masing-masing level tersebut berperan sebagai batas overbought dan oversold. Indikator Stochastic menunjukkan kondisi overbought ketika grafik berada di atas level 80. Sementara itu, cara membaca indikator Stochastic untuk mengenali oversold adalah dengan memperhatikan grafik yang sudah turu...

Rekomendasi Saham BISI dan MCOL oleh Phillip Capital | 18 April 2023

Phillip Capital 18 April 2023 Technical Recommendations BISI Short Term Trend : Bullish Medium Term Trend : Bullish Trading Buy : 1680 Target Price 1 : 1740 Target Price 2 : 1770 Stop Loss : 1625 MCOL Short Term Trend : Bullish Medium Term Trend : Bullish Trade Buy : 6825 Target Price 1 : 7400 Target Price 2 : 7850 Stop Loss : 6250 - Informasi lengkap pasar saham ada di  Website Saham Online.    Materi belajar trading dan investasi saham ada di   Channel Youtube Saham Online. 

Analisa Saham ANTM | 3 Agustus 2018

CLSA (KZ) ANTM IJ – Aneka Tambang 2Q18 operational highlights by Andrew Hotama and Norman Choong Stock: Aneka Tambang, ANTM IJ Market cap, ADTO: US$1.6bn, US$4.6m Rec: BUY, TP: Rp1,100 Event: 2Q18 operational results 2Q18 operational result highlight: •     Gold production: 503 kg (-7% QoQ, +20% YoY), 6M18: 47% of 18CL •     Gold sales volume: 6,815 kg (-2% QoQ, +933% YoY), 6M18: 46% of 18CL •     Ferronickel production: 6,724 tni (+10% QoQ, +5% YoY), 6M18: 49% of 18CL •     Ferronickel sales volume: 7,516 tni (+40% QoQ, +44% YoY), 6M18: 50% of 18CL •     Nickel ore production: 1.7mn wmt (-21% QoQ, +58% YoY), 6M18: 63% of 18CL •     Nickel ore sales volume: 0.6mn wmt (-49% QoQ, +136% YoY), 6M18: 38% of 18CL Comment: •     Unaudited 2Q18 revenue came at Rp6.1tn (+7% QoQ, +350% YoY), we believe this is mostly on the back of higher ferronickel sales volume which w...