google-site-verification=zsLknblUv9MPpbGfVx9l3sfhCtAjcEQGFzXwTpBAmUo Ulasan Pasar Modal Hari Ini, IHSG Penutupan, 20 Januari 2017 Langsung ke konten utama

Ulasan Pasar Modal Hari Ini, IHSG Penutupan, 20 Januari 2017


Market Review 20 Januari 2017
(Investment Information Team,  Mirae Asset Sekuritas Indonesia)

Setelah berhasil menguat pada dua perdagangan sebelumnya, IHSG terpaksa menutup perdagangan pekan ini kembali melemah 44 poin (-0.84%) ke level 5,254.311. Hingga akhir perdagangan tercatat 97 saham menguat, sementara 211 saham melemah. Seluruh sektor kompak melemah hari ini, didorong oleh pelemahan sektor infrastucture yang ditutup turun 2.58%, disusul oleh sektor miscellaneous industry dan agriculture yang melemah masing-masing 1.63% dan 1.26%. Bursa saham Asia ditutup mixed menjelang pelantikan Presiden baru US, Donald Trump. Investor asing kembali mencatatkan net sell sejumlah Rp383 miliar di seluruh Pasar hari ini. US Dollar menguat 0.25% terhadap Rupiah, sehingga Rupiah melemah ke level Rp13,410 terhadap US Dollar di akhir perdagangan.

Unusual Market Activity (UMA)
- PT Polaris Investama Tbk (PLAS)
Bursa Efek Indonesia (BEI) menginformasikan bahwa telah terjadi penurunan harga dan peningkatan aktivitas saham PLAS yang di luar kebiasaan (Unusual Market Activity). Bursa saat ini sedang mencermati perkembangan pola transaksi saham ini.

Advance Stocks:

- BHIT, KPIG: Sebagian besar harga saham Grup MNC menguat pada perdagangan hari ini seiring dengan kedatangan CEO Grup MNC, Hary Tanoe, ke Washington untuk menghadiri pelantikan Donald Trump. Sebelumnya, pada hari Rabu (18/1), Hary Tanoe telah bertemu anak Trump untuk membahas perkembangan proyek resort yang digarap Grup MNC dan Trump Hotel Collection. Harga saham BHIT dan KPIG memimpin penguatan diantara saham Grup MNC lain dengan ditutup menguat masing-masing Rp6 (+4.41%) ke level Rp142 dan Rp55 (+3.8%) ke level Rp1.500.

- AKRA: Harga saham AKRA ditutup menguat Rp100 (+1.56%) ke level Rp6.500 pada perdagangn hari ini. AKRA menyiapkan belanja modal sebesar Rp400 hingga Rp500 miliar tahun ini guna mendukung rencana ekspansi perusahaan termasuk pembangunan bisnis pembangkit listrik tenaga gas. Belanja modal tersebut belum final karena belum termasuk ekspansi di anak perusahaan.

- PLIN: Harga saham PLIN melonjak pada perdagangan hari ini didorong oleh perseroan yang telah menandatangani perjanjian fasilitas kredit senilai USD130 juta. CIMB Bank Berhard cabang Singapura dan PT Bank CIMB Niaga Tbk sebagai pengatur utama yang dimandatkan dan bookrunners. Sementara Qatar National Bank cabang Singapura, Woori Bank Singapura Branch dan PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk sebagai pengatur utama yang dimandatkan. Harga saham PLIN ditutup menguat Rp910 (+25%) ke level Rp4.550 hari ini.

Decline Stocks:

- INCO: Persediaan nikel di London Metal Exchange (LME) meningkat 978 ton menjadi 372.006 ton. INCO mengalokasikan belanja modal tahun ini berkisar US$80 juta-US$90 juta, untuk upgrade dan optimalisasi aset. INCO tidak dapat mengemukakan target pendapatan dan laba bersih tahun ini dikarenakan harga nikel yang sangat fluktuatif. Ditambah, pemerintah membuka kembali izin ekspor bijih nikel yang akan berdampak negatif pada industri nikel. Harga saham INCO melemah untuk hari keempat dengan ditutup turun Rp100 (-4.16%) ke level Rp2.300 pada perdagangan hari ini.

- LPKR: Setelah menguat dua hari berturut-turut, harga saham LPKR ditutup melemah Rp25 (-3.31%) ke level Rp730 hari ini. LPKR menandatangani perjanjian penghentian rencana penjualan dua aset dengan pihak penjual. Penghentian disebut bersifat sementara dan akan dilanjutkan dengan syarat dan ketentuan yang baru.

- ICBP: ICBP kembali menaikan harga jual. Namun, kenaikan harga masih sebatas pada produk mi instan. Pada 17 Januari kemarin, produk mie instan ICBP resmi naik Rp 100 per bungkus. Harga saham ICBP ditutup melemah Rp100 (-1.16%) ke level Rp8.500 pada perdagangan hari ini.

Komentar

Saham Online di Facebook

Postingan populer dari blog ini

Cara Membaca Grafik Saham di Bursa Efek

grafik candlestick saham Pergerakan harga instrumen finansial baik saham maupun forex biasanya digambarkan dalam bentuk grafik. Grafik ini memudahkan trader untuk mengetahui pola-pola pergerakan harga yang terjadi sebelumnya. Ada beberapa jenis grafik yang biasa dipakai di pasar finansial yaitu: Line Chart/Grafik Garis Bar Chart/Grafik Batang Candlestick Chart/Grafik Lilin Grafik  Line Chart  hanya memuat data harga dipenutupan perdagangan yang digambarkan dalam bentuk garis saja. Sementara  Bar Chart  dan  Candlestick Chart  hampir sama dikarenakan memuat data harga pembukaan, harga penutupan, harga tertinggi dan terendah. Hanya saja grafik candlestick lebih mudah dibaca dibandingkan grafik bar. Di samping itu keunggulan lain dari candlestick chart adalah mampu menampilkan psikologi pasar dengan tampilan yang lebih mudah dibaca. Berikut tampilan masing-masing chart menggunakan contoh Indeks S&P500: Line Chart Bar Chart Candlestick Chart Saya priba

Mengenal Indikator Exponential Moving Average - EMA

Apa itu Exponential Moving Average - EMA? Exponential Moving Average (EMA) adalah jenis moving average (MA) yang menempatkan bobot lebih besar dan signifikansi pada titik data terbaru. Exponential Moving Average juga disebut sebagai Moving Average tertimbang secara eksponensial. Moving Average tertimbang secara eksponensial bereaksi lebih signifikan terhadap perubahan harga saat ini daripada rata-rata bergerak sederhana (SMA), yang menerapkan bobot yang sama untuk semua pengamatan pada periode tersebut. Memahami Indikator EMA EMA adalah Moving Average yang menempatkan bobot lebih besar dan signifikansi pada titik data terbaru. Seperti semua moving average, indikator teknis ini digunakan untuk menghasilkan sinyal beli dan jual berdasarkan crossover dan divergensi dari rata-rata historis. Pedagang sering menggunakan beberapa hari EMA yang berbeda - misalnya rata-rata bergerak 20 hari, 30 hari, 90 hari, dan 200 hari. Formula EMA Tiga langkah dasar untuk menghit

Cara Menghitung Beta Saham CAPM

Apa itu CAPM CAPM (Capital Asset Pricing Model) adalah model yang digunakan untuk menentukan tingkat pengembalian(required return) dari suatu aset. Model ini mendapatkan penghargaan nobel  pada tahun 1990 dan pada prakteknya juga sering digunakan untuk menentukan nilai cost of equity. Dari sudut pandang investor, besarnya tingkat pengembalian seharusnya berbanding lurus dengan risiko yang diambil. Untuk memudahkan saya buat ilustrasi yang disederhanakan sebagai berikut: Alex punya uang 100juta, berkeinginan untuk menginvestasikan uangnya pada bisnis warung retail. Pertanyaan yang seringkali dihadapi adalah: Jika Alex memutuskan untuk berinvestasi pada bisnis warung retail, berapa besar tingkat pengembalian yang harus dia dapatkan? Mengingat bahwa jika dia menginvestasikan uangnya, dia dihadapkan dengan risiko bisnis warung retail. Pertimbangan untuk Alex Deposito Investasi Toko/Warung Retail Risiko Minim, relatif nggak ada bagi Alex Bisa bangkrut atau perkembangan bisnis tida