google-site-verification=zsLknblUv9MPpbGfVx9l3sfhCtAjcEQGFzXwTpBAmUo Analisa Saham GJTL 8 Juni 2017 Langsung ke konten utama

Analisa Saham GJTL 8 Juni 2017

PT Gajah Tunggal Tbk (GJTL) merupakan salah satu perusahaan manufaktur ban terbesar di Indonesia. Perusahaan didirikan pada 24 Agustus 1951, dengan kegiatan operasional utama meliputi pembuatan dan penjualan barang produksi dari karet,seperti ban, kain ban dan karet sintetis, dengan produk terkenal seperti ban GT radial dan ban motor IRC.

Hingga saat ini, pemegang saham yang memiliki 5% atau lebih saham GJTl, antara lain, Denham Pte. Ltd. (pengendali) (49,50%) dan Compagnie Financiere Michelin (5,36%), sedangkan sisanya dimiliki oleh publik.

Harga Karet Terus Turun, Kenapa Saham GJTL Justru konsolidasi?

Sebagai salah satu perusahaan yang menggunakan karet sebagai bahan baku utama, penurunan harga karet tentunya merupakan hal positif untuk saham GJTL.

Hingga saat ini, karet terus melanjutkan pelemahan selama 7 hari berturut-turut dengan pelemahan hingga 1,56% ke level 182,90 yen per kilogram. Lalu, kenapa penurunan tersebut tidak berdampak signifikan terhadap saham GJTL sendiri?

Hal ini terutama diakibatkan oleh persentase utang perusahaan, yang 70% menggunakan dolar, sementara perseroan menjual produk menggunakan rupiah.

Besarnya porsi kurs mata uang asing yang dimiliki oleh GJTL, membuat posisi hutang (liabilitas) GJTL masih lebih besar dibandingkan labanya. Apalagi mengingat rupiah yang saat ini masih berada dalam tekanan akibat kuatnya pengaruh dari Amerika.

Kondisi ini juga menyebabkan moody's menurunkan credit rating GJTL dari B3 menjadi Caa1. Dan tampaknya pasar merespon negatif kondisi ini sehingga harga saham GJTL masih cenderung turun.

Prospek GJTL

Permintaan kendaraan yang terus menanjak ikut berimbas pada makin prospektifnya industri ban. Apalagi mengingat pertumbuhan ekonomi Indonesia tahun ini, yang diproyeksikan dapat mencapai angka 5,1% dibandingkan tahun lalu yang hanya sebesar 5,02%.

Selain itu, sejak tahun 2015 Amerika Serikat menerapkan tarif anti-dumping untuk impor ban dari Tiongkok (China). Ini adalah peluang besar buat Gajah Tunggal, mengingat lebih dari 40% penjualannya adalah dari export, dan export terbesar GJTL adalah ke pasar Amerika.

Berdasarkan Top Brand award 2016, untuk pasar Indonesia, ban mobil GT Radial menduduki posisi keempat, di bawah Dunlop, Bridgestone, dan Goodyear. sementara ban motor IRC menduduki peringkat pertama, di atas Swallow, Federal, FDR, dan Dunlop.

Selain itu, GJTL juga beraliansi dengan Michelin yang merupakan salah satu perusahaan ban internasional yang berada di peringkat kedua setelah Bridgestone.

Penurunan harga karet dunia yang merupakan salah satu bahan utama dalam pembuatan ban juga diperkirakan akan mampu menekan biaya logistik dan penyimpanan GJTL. Jadi, secara keseluruhan, GJTL cukup layak untuk ditradingkan.

Komentar

Saham Online di Facebook

Postingan populer dari blog ini

Money Flow Index | Penggunaan dan Setting Indikator MFI

Apa itu Money Flow Index (MFI)? Money Flow Index (MFI) adalah osilator teknis yang menggunakan harga dan volume untuk mengidentifikasi kondisi jenuh beli atau jenuh jual dalam aset. Hal ini juga dapat digunakan untuk melihat divergensi yang memperingatkan perubahan tren harga. Osilator bergerak antara 0 dan 100. Tidak seperti osilator konvensional seperti Relative Strength Index (RSI) , Money Flow Index menggabungkan data harga dan volume, sebagai lawan dari harga yang adil. Untuk alasan ini, beberapa analis menyebut MFI sebagai "the volume-weighted RSI". Money Flow Index pada Indonesia Composite Kunci dalam Memahami Indikator MFI Indikator biasanya dihitung menggunakan 14 periode data. Pembacaan MFI di atas 80 dianggap overbought dan pembacaan MFI di bawah 20 dianggap oversold. Overbought dan oversold tidak selalu berarti harga akan berbalik, hanya saja harga mendekati tinggi atau rendah dari kisaran harga terbaru. Pembuat indeks, Gene Quong dan Avru...

Mengenal Indikator ADX | Indikator Kekuatan Trend

Perdagangan pada arah tren yang kuat mengurangi risiko dan meningkatkan potensi keuntungan. Average Directional Index (ADX) digunakan untuk menentukan kapan harga sedang tren kuat. Dalam banyak kasus, ini adalah indikator tren utama. Bagaimanapun, tren adalah mungkin teman Anda, tentu menyenangkan untuk mengetahui siapa teman Anda. Pada artikel ini, kita akan membahas tentang ADX sebagai indikator kekuatan tren. Memahami Indikator ADX ADX digunakan untuk mengukur kekuatan tren. Perhitungan ADX didasarkan pada Moving Average dari ekspansi kisaran harga selama periode waktu tertentu. Pengaturan standarnya adalah 14 bar, meskipun periode waktu lain dapat digunakan. ADX dapat digunakan pada kendaraan perdagangan apa saja seperti saham, reksadana, dana yang diperdagangkan di bursa dan futures. ADX diplot sebagai garis tunggal dengan nilai-nilai mulai dari yang rendah dari nol sampai yang tinggi dari 100. ADX adalah non-directional; itu mencatat kekuatan tren apakah harga sedang t...

Cara Membaca Indikator Stochastic Oscillator dengan 3 Metode

Keberadaan stochastic telah sedikit disinggung sebagai indikator oscillator yang mampu menunjukkan kondisi jenuh harga. Dulunya, banyak trader mengetahui cara membaca indikator Stochastic hanya untuk penerapan praktis. Namun sebenarnya, Stochastic terdiri dari berbagai macam komponen dan memiliki lebih dari satu manfaat. Untuk mengungkapnya, kita akan mempelajari 3 cara membaca indikator Stochastic berikut. Baca juga: Memahami arti LOT dalam Investasi Saham 1. Cara Membaca Indikator Stochastic Sebagai Penanda Overbought Oversold Cara membaca indikator Stochastic menurut fungsi ini adalah yang paling mudah. Pada dasarnya, indikator ciptaan George Lane ini memiliki dua level ekstrim, yakni 80 dan 20. Masing-masing level tersebut berperan sebagai batas overbought dan oversold. Indikator Stochastic menunjukkan kondisi overbought ketika grafik berada di atas level 80. Sementara itu, cara membaca indikator Stochastic untuk mengenali oversold adalah dengan memperhatikan grafik yang sudah turu...