google-site-verification=zsLknblUv9MPpbGfVx9l3sfhCtAjcEQGFzXwTpBAmUo Analisa Penutupan Pasar Saham Indonesia | 5 Februari 2018 Langsung ke konten utama

Analisa Penutupan Pasar Saham Indonesia | 5 Februari 2018

Analisa Penutupan Pasar Saham Indonesia

Market Review 05 Februari 2018
(Investment Information Team,  Mirae Asset Sekuritas Indonesia)

IHSG melemah 39 poin (-0.59%) ke level 6,589.675 pada perdagangan hari ini. Tercatat 125 saham menguat dan 270 saham melemah. Seluruh sektor ditutup melemah dipimpin oleh pelemahan sektor miscellanous industry (-1.86%) dan disusul pelemahan sektor basic industry (-1.84%) hari ini. Investor asing mencatatkan transaksi net sell sejumlah Rp 657 miliar di seluruh Pasar pada perdagangan hari ini. US Dollar menguat 44 poin (+0.33%) terhadap Rupiah, sehingga Rupiah melemah ke level Rp13,492 terhadap US Dollar di akhir perdagangan.

Advance Stocks:

-PPRE : Harga saham PPRE ditutup menguat Rp 10 (+2.53%) ke level Rp 404 pada perdagangan hari ini. PT PP Presisi Tbk (PPRE) semakin gencar menggarap bisnis jasa konstruksi pertambangan. Kuartal I-2018, PPRE akan meneken kontrak baru dengan salah satu perusahaan pertambangan swasta. Meski demikian, Bambang belum menyebut nama perusahaan pertambangan yang akan meneken kontrak dengan PPRE. Yang jelas, menurut Direktur Keuangan PPRE Benny Pidakso, wilayah kerja hauling nantinya akan ada di Sumatra. Lanjut Benny, nilai kontrak baru coal hauling ini nanti akan berkisar Rp 1 triliun dengan durasi sekitar 3-5 tahun. Estimasinya, kontrak baru ini akan berkontribusi sebesar Rp 300 miliar-Rp 350 miliar per tahun terhadap pendapatan perusahaan.

-PSSI : Pada penutupan perdagangan hari ini, harga saham PSSI menguat Rp 12 (+6.38%) ke level Rp 200. PT Pelita Samudera Shipping Tbk (PSSI) berhasil meraih kontrak senilai USD39 juta dari afiliasi BUMN asal Thailand PTT Public Company Limited, PT Jembayan Muarabara. Kontrak tersebut mengikat selama 5 tahun dan sudah diteken pada 26 Januari 2018. Perseroan mengungkapkan, kontrak tersebut diperoleh melalui tender pengangkutan batu bara dari terminal Separi Mahakam ke Paiton Energy di Probolinggo.

-BBRI : Pada penutupan perdagangan hari ini, harga saham BBRI menguat Rp 40 (+1.06%) ke level Rp 3.780. Akhir tahun 2017, PT Bank Rakyat Indonesia Syariah (BRI Syariah) mencatatkan pertumbuhan yang baik dalam perolehan dana tabungan. Tercatat pertumbuhan tabungan BRI Syariah hingga November 2017 sebesar 17,00% secara tahunan atau year on year (yoy). Corporate Secretary BRI Syariah, Indri Tri Handayani mengatakan, ini merupakan hasil dari kolaborasi antara induk BRI dengan BRI Syariah dalam menyajikan layanan bank syariah di kantor cabang dan kantor cabang pembantu BRI atau kantor layanan syariah yang memudahkan nasabah untuk mengakses layanan BRI Syariah. Menurut Indri, lisensi yang diberikan kepada BRI Syariah untuk melayani transaksi sektor pemerintahan seperti bank mitra payroll pegawai negeri sipil (PNS), bank mitra pengelola SBSN dan bank persepsi penerimaan negara melalui MPN membuat laju tabungan semakin moncer.

Decline Stocks:

-SSIA : harga saham SSIA ditutup melemah Rp 20 (-3.33%) ke level Rp 580 hari ini.  PT Surya Semesta Internusa Tbk (SSIA) akan terus membebaskan lahan di Subang, Jawa Barat. Perusahaan menargetkan bisa menguasai lahan seluas 1.060 hektare (ha) hingga akhir 2018. Pengembang ini terus menggenjot pembebasan lahan di Subang sebelum diluncurkan sebagai kawasan industri pada 2019 mendatang. Hingga akhir 2017, SSIA telah berhasil mengakuisisi lahan seluas 860 ha. Sejak 2014, SSIA sudah mengantongi izin untuk pengembangan kawasan industri Subang dengan luas mencapai 2.000 ha. Ini akan menjadi kawasan industri kedua yang akan dikembangkan perusahaan, setelah pengembangan proyek industrial di Karawang. Erlin tidak spesifik menyebutkan total dana yang disiapkan perusahaan untuk akuisisi lahan di Subang pada tahun ini. Hanya, SSIA menyiapkan belanja modal atau capex Rp 800 miliar tahun ini, di mana Rp 600 miliar akan digunakan untuk pengembangan kawasan industri baik Subang maupun Karawang.

-PGAS : Pada perdagangan hari ini, harga saham PGAS ditutup melemah Rp 60 (-2.43%) ke level Rp 2.400. Pemerintah kembali menugaskan PT Pertamina (Persero) dan PT Perusahaan Gas Negara (PGN) Tbk untuk membangun jaringan distribusi gas bumi (jargas) untuk rumah tangga. Pada tahun ini, pemerintah menugaskan pembangunan jargas di tujuh wilayah sesuai dengan Kepmen ESDM Nomor 267 K/10/MEM/2018 dan Kepmen ESDM Nomor 268 K/10/MEM/2018, tanggal 25 Januari 2018. Untuk Pertamina, selain membangun jargas, BUMN tersebut juga ditugaskan untuk mengembangkan jargas beserta infrastruktur pendukungnya di Kota Lhokseumawe, Kota Palembang, Kota Prabumulih, Kabupaten Sidoarjo, Kota Balikpapan dan Kota Bontang. Sedangkan PGN mendapat tugas mengembangan jargas di Kabupaten Bogor, Kota Cirebon dan Kota Tarakan.

-ASRI : Pada perdagangan hari ini, harga saham ASRI ditutup melemah Rp 16 (-3.88%) ke level Rp 396. PT Alam Sutera Realty Tbk (ASRI) optimistis bisnis properti tahun ini akan lebih baik dari tahun-tahun sebelumnya. Oleh karena itu, pengembang Garuda Wisnu Kencana ini cukup percaya diri memasang target penjualan tahun ini. ASRI membidik marketing sales atau penjualan pemasaran sebesar Rp 4 triliun. Angka tersebut meningkat 81,8% dari pencapaian perusahaan tahun 2017 yang hanya Rp 2,2 triliun. Tony Rudianto, Sekretaris Perusahaan ASRI mengatakan, sebagian besar target tersebut akan dibidik dari proyek komersial atau sebesar Rp 2,5 triliun. Sedangkan proyek residensial hanya diharapkan menyumbang pra penjualan sebesar Rp 1,5 triliun. Meskipun pada 2018, industri properti masih akan menghadapi tantangan terutama faktor tahun politik, ASRI melihat secara umum prospek bisnis properti akan membaik.

Komentar

Saham Online di Facebook

Postingan populer dari blog ini

Cara Membaca Grafik Saham di Bursa Efek

grafik candlestick saham Pergerakan harga instrumen finansial baik saham maupun forex biasanya digambarkan dalam bentuk grafik. Grafik ini memudahkan trader untuk mengetahui pola-pola pergerakan harga yang terjadi sebelumnya. Ada beberapa jenis grafik yang biasa dipakai di pasar finansial yaitu: Line Chart/Grafik Garis Bar Chart/Grafik Batang Candlestick Chart/Grafik Lilin Grafik  Line Chart  hanya memuat data harga dipenutupan perdagangan yang digambarkan dalam bentuk garis saja. Sementara  Bar Chart  dan  Candlestick Chart  hampir sama dikarenakan memuat data harga pembukaan, harga penutupan, harga tertinggi dan terendah. Hanya saja grafik candlestick lebih mudah dibaca dibandingkan grafik bar. Di samping itu keunggulan lain dari candlestick chart adalah mampu menampilkan psikologi pasar dengan tampilan yang lebih mudah dibaca. Berikut tampilan masing-masing chart menggunakan contoh Indeks S&P500: Line Chart Bar Chart Candlestick Chart Saya priba

Cara Menghitung Beta Saham CAPM

Apa itu CAPM CAPM (Capital Asset Pricing Model) adalah model yang digunakan untuk menentukan tingkat pengembalian(required return) dari suatu aset. Model ini mendapatkan penghargaan nobel  pada tahun 1990 dan pada prakteknya juga sering digunakan untuk menentukan nilai cost of equity. Dari sudut pandang investor, besarnya tingkat pengembalian seharusnya berbanding lurus dengan risiko yang diambil. Untuk memudahkan saya buat ilustrasi yang disederhanakan sebagai berikut: Alex punya uang 100juta, berkeinginan untuk menginvestasikan uangnya pada bisnis warung retail. Pertanyaan yang seringkali dihadapi adalah: Jika Alex memutuskan untuk berinvestasi pada bisnis warung retail, berapa besar tingkat pengembalian yang harus dia dapatkan? Mengingat bahwa jika dia menginvestasikan uangnya, dia dihadapkan dengan risiko bisnis warung retail. Pertimbangan untuk Alex Deposito Investasi Toko/Warung Retail Risiko Minim, relatif nggak ada bagi Alex Bisa bangkrut atau perkembangan bisnis tida

Mengenal Indikator Exponential Moving Average - EMA

Apa itu Exponential Moving Average - EMA? Exponential Moving Average (EMA) adalah jenis moving average (MA) yang menempatkan bobot lebih besar dan signifikansi pada titik data terbaru. Exponential Moving Average juga disebut sebagai Moving Average tertimbang secara eksponensial. Moving Average tertimbang secara eksponensial bereaksi lebih signifikan terhadap perubahan harga saat ini daripada rata-rata bergerak sederhana (SMA), yang menerapkan bobot yang sama untuk semua pengamatan pada periode tersebut. Memahami Indikator EMA EMA adalah Moving Average yang menempatkan bobot lebih besar dan signifikansi pada titik data terbaru. Seperti semua moving average, indikator teknis ini digunakan untuk menghasilkan sinyal beli dan jual berdasarkan crossover dan divergensi dari rata-rata historis. Pedagang sering menggunakan beberapa hari EMA yang berbeda - misalnya rata-rata bergerak 20 hari, 30 hari, 90 hari, dan 200 hari. Formula EMA Tiga langkah dasar untuk menghit