google-site-verification=zsLknblUv9MPpbGfVx9l3sfhCtAjcEQGFzXwTpBAmUo Analisa Saham Grup Bakrie | 29 Juni 2018 Langsung ke konten utama

Analisa Saham Grup Bakrie | 29 Juni 2018


Mengulas saham grup Bakrie, rasanya tidak lengkap jika tidak disertai dengan pengalaman pahit namun rasa penasaran yang tinggi lantaran sejarah harga saham ini, bagaimanapun juga, pernah menjadi “raja” di pasar modal kita.

Harapan dan kenyataan sering terbalik, walaupun konon mereka yang mampu bersabar akan mendulang cuan dari saham-saham ini, contoh nyata adalah Lo Kheng Hong. Lihat saja berita-berita mengenai seberapa besar beliau mendapat cuan dari saham-saham Bakrie.

Memang, jika melihat fundamental dan aksi-aksi korporasi yang berusaha memperbaiki kinerja, penulis pun akan melihat saham ini sebagai saham yang memiliki masa depan. Namun jika melihat realita, rasanya jumlah investor di Indonesia yang mampu menunggu sampai masa depan tersebut sangat sedikit. Mungkin hanya ratusan, atau hanya belasan orang.

Hasilnya, saham-saham grup Bakrie ini lebih banyak dibicarakan jeleknya daripada bagusnya. Baru-baru ini, ketika artikel ini ditulis, pengacara Hotman Paris pun terlibat dalam kasus saham ELTY terkait rencana reverse stock untuk restrukturisasi utang. Sebagai pengamat pasar modal, penulis pun setuju dengan para investornya. Karena berkaca dari saham BNBR yang telah lebih dulu reverse stock samai hari ini masih di-suspend, tentunya investor ELTY akan takur hal yang sama terjadi pada mereka. Adalah pemikiran umum jika investor ritel panik, karena lebih baik bisa cut loss daripada tidak naik, suspend pula, betul?

Well, penulis paham betul rasanya karena pernah memiliki saham BNBR itu sendiri, dan termasuk sangat sangat beruntung berhasil menjual sehari sebelum suspend. Untung ruginya jangan ditanya, pasti rugi. Keuntungan satu-satunya adalah karena membeli hanya 20 lot di harga 50 (total pengeluaran Rp 100.000,-) maka kerugian penulis tidak terasa, walaupun secara persentase itu termasuk besar.

Memprihatinkan, tentunya nasib para investor saham-saham grup ini, apalagi jika mereka termasuk kalangan ritel. Lalu, kemanakah manajemen di saat harga sahamnya seperti ini? Berikut adalah beberapa praduga penulis (dan tim) mengenai kemungkinan-kemungkinan dibalik pergerakan harga saham ini, sebelumnya Anda diharapkan tidak menjadikan tulisan sebagai sebuah kepastian. Apa yang tertulis di sini bisa terjadi, bisa jga tidak. Well bagaimanapun juga berhadapan dengan saham yang ada bandar penjaganya bukanlah hal yang mudah.

Kehilangan kepercayaan investor, manajemen pun kesulitan memperbaiki kinerja perusahaan yang harus melibatkan sahamnya. Hal ini jelas sudah terbukti pada BNBR dan yang sedang direncanakan ELTY.
Selain sudah tidak terlibat secara langsung, penulis berpikir bahwa Bakrie sendiri sedang sibuk dengan tahun politik sehingga sudah hal yang umum jika pada masa seperti ini saham-saham milik anggota partai akan didiamkan dulu.
Fundamental saham sendiri, rasanya baru mulai terlihat jika sudah melewati waktu yang lama. Yap, ini serius. Tidak mudah memperbaiki perusahaan yang sudah terlanjur “sakit”. Paling cepat 3 tahun, itupun jika memang sektor bisnisnya mendukung. Jika tidak mendukung, 10 tahun pun masih kurang.

Apalagi dengan kondisi kepercayaan investor yang semakin menipis dengan rasa takut akan aksi korporasi yang berpotensi merugikan. Hal ini, memang termasuk salah satu pemberat saham-saham grup Bakrie untuk memperbaiki kinerja terutama dalam jangka pendek ini, kecuali Anda adalah salah satu orang bermental seperti Lo Kheng Hong yang keberaniannya membeli saham di saat orang takut membuat geleng-geleng kepala sambil berkata dalam hati “coba gue ikut”.

Penulis pernah ditanya oleh media mengenai pendapat akan saham grup Bakrie, dan pada artikel ini pun akan memberikan statement yang sama yakni tidak mudah untuk mengembalikan kepercayaan investor yang diperlukan untuk memperbaiki kinerja keuangan. Sekalipun tidak melibatkan investor, perubahannya pun butuh waktu yang cukup lama.

Namun ada beberapa harapan yang dapat diperhatikan di bawah ini, terutama pada saham BUMI:

  1. Masih adanya broker MG, yang mana merupakan “sinyal” akumulasi saham BUMI dari sejak kenaikan pertamanya dari harga 50;
  2. Menguatnya harga batubara yang mampu menopang penjualan dari emiten;
  3. Mediasi dengan investor terutama investor ELTY dan BNBR.


After all, seberapa besar rasa takut Anda sekarang, ada baiknya dijadikan pelajaran. Penulis bukan tidak memperhatikan bahwa di banyaknya grup-grup saham sekarang ini, ada beberapa yang merekomendasikan saham-saham tersebut tanpa alasan yang jelas. Mengatakan beli dengan alasan akan naik dan memberikan kesan jangka pendek itu adalah bentuk penipuan. Dan beberapa dari grup-grup tersebut pun mulai mengirimkan link berita yang jika dicek tanggalnya sudah lama alias berita basi.

ULASAN TEKNIKAL, TIDAK ADA

Sangat tidak mungkin membuat ulasan teknikal dari saham-saham grup Bakrie, terutama mereka yang sudah terlanjur diam di 50. BUMI sendiri secara teknikal berpotensi ke 170 dan yang lainnya hanya UNSP yang memiliki potensi naik itupun terbatas karena jika BUMI turun maka anak-anak usahanya seperti biasanya pasti akan ikut turun.

POTENSI STRATEGI BANDAR

Mencari-cari strategi bandar adalah yang terbaik di sini. Jika teknikal sudah tidak bekerja, maka cari yang ada bandarnya. Lalu, dalam kondisi apa yang memungkinkan bandar untuk menaikkan saham grup Bakrie? Tentu saja ada banyak, beberapa diantaranya:

  1. Keberhasilan memperbaiki kinerja dalam beberapa periode pendek;
  2. Didukung oleh kenaikan harga batubara, bandar bisa menjadikan hal ini sebagai alasan untuk menggoreng saham BUMI;
  3. Penurunan IHSG dimana saham-saham blue chips tumbang maka di situlah saatnya bandar memainkan saham-saham 3rd liner, BUMI sudah tidak perlu diragukan akan menjadi salah satu kandidat saham 3rd liner pilihan bandar.


Inilah pasar modal sometimes you win but many times you learn. Sekalipun saat ini Anda dihantui rasa khawatir dan putus asa dengan kondisi “nyangkut” di saham-saham ini, tetap ada harapan, atau, anggap saja sedang latihan jadi the next Lo Kheng Hong. Investasi jangka panjang itu tidak merugikan kok!

by William Hartanto
http://www.wh-project.com/2018/06/28/is-this-the-end-for-saham-bakrie/

Komentar

Saham Online di Facebook

Postingan populer dari blog ini

Rekomendasi Saham BISI dan MCOL oleh Phillip Capital | 18 April 2023

Phillip Capital 18 April 2023 Technical Recommendations BISI Short Term Trend : Bullish Medium Term Trend : Bullish Trading Buy : 1680 Target Price 1 : 1740 Target Price 2 : 1770 Stop Loss : 1625 MCOL Short Term Trend : Bullish Medium Term Trend : Bullish Trade Buy : 6825 Target Price 1 : 7400 Target Price 2 : 7850 Stop Loss : 6250 - Informasi lengkap pasar saham ada di  Website Saham Online.    Materi belajar trading dan investasi saham ada di   Channel Youtube Saham Online. 

Cara Membaca Indikator Stochastic Oscillator dengan 3 Metode

Keberadaan stochastic telah sedikit disinggung sebagai indikator oscillator yang mampu menunjukkan kondisi jenuh harga. Dulunya, banyak trader mengetahui cara membaca indikator Stochastic hanya untuk penerapan praktis. Namun sebenarnya, Stochastic terdiri dari berbagai macam komponen dan memiliki lebih dari satu manfaat. Untuk mengungkapnya, kita akan mempelajari 3 cara membaca indikator Stochastic berikut. Baca juga: Memahami arti LOT dalam Investasi Saham 1. Cara Membaca Indikator Stochastic Sebagai Penanda Overbought Oversold Cara membaca indikator Stochastic menurut fungsi ini adalah yang paling mudah. Pada dasarnya, indikator ciptaan George Lane ini memiliki dua level ekstrim, yakni 80 dan 20. Masing-masing level tersebut berperan sebagai batas overbought dan oversold. Indikator Stochastic menunjukkan kondisi overbought ketika grafik berada di atas level 80. Sementara itu, cara membaca indikator Stochastic untuk mengenali oversold adalah dengan memperhatikan grafik yang sudah turu...

Analisa Saham ANTM | 3 Agustus 2018

CLSA (KZ) ANTM IJ – Aneka Tambang 2Q18 operational highlights by Andrew Hotama and Norman Choong Stock: Aneka Tambang, ANTM IJ Market cap, ADTO: US$1.6bn, US$4.6m Rec: BUY, TP: Rp1,100 Event: 2Q18 operational results 2Q18 operational result highlight: •     Gold production: 503 kg (-7% QoQ, +20% YoY), 6M18: 47% of 18CL •     Gold sales volume: 6,815 kg (-2% QoQ, +933% YoY), 6M18: 46% of 18CL •     Ferronickel production: 6,724 tni (+10% QoQ, +5% YoY), 6M18: 49% of 18CL •     Ferronickel sales volume: 7,516 tni (+40% QoQ, +44% YoY), 6M18: 50% of 18CL •     Nickel ore production: 1.7mn wmt (-21% QoQ, +58% YoY), 6M18: 63% of 18CL •     Nickel ore sales volume: 0.6mn wmt (-49% QoQ, +136% YoY), 6M18: 38% of 18CL Comment: •     Unaudited 2Q18 revenue came at Rp6.1tn (+7% QoQ, +350% YoY), we believe this is mostly on the back of higher ferronickel sales volume which w...