google-site-verification=zsLknblUv9MPpbGfVx9l3sfhCtAjcEQGFzXwTpBAmUo Saham BRMS | PT Bumi Resources Minerals Tbk. Jual 51% Saham Dairi Langsung ke konten utama

Saham BRMS | PT Bumi Resources Minerals Tbk. Jual 51% Saham Dairi


PT Bumi Resources Minerals Tbk. melunasi kewajiban dan utang kepada Credit Suisse dan PT Aneka Tambang Tbk. dengan menjual 51% saham di PT Dairi Prima Mineral.

Emiten bersandi saham BRMS itu mampu melunasi pinjaman dan membayar utang kepada ANTM, dengan cara menjual sebanyak 51% saham yang dimilikinya di PT Dairi Prima Mineral (DPM) kepada NFC China senilai US$198 juta.

Direktur dan Investor Relations Bumi Resources Minerals, Herwin W. Hidayat mengungkapkan hasil penjualan saham di DPM akan digunakan untuk membayar pinjaman kepada Credit Suisse. Perseroan mengeluarkan dana senilai US$110 juta untuk membayar pinjaman.

Dengan demikian, nilai pinjaman BRMS menjadi US$53,99 juta dari posisi US$161,31 juta. Dia mengatakan setelah melunasi pinjaman kepada Credit Suisse maka debt to equity ratio (DER) akan berkurang menjadi 0,09 kali dari posisi 0,29 kali.

"Setelah pembayaran utang, maka DER kami akan lebih baik. Lalu, sisanya akan digunakan untuk pengembangan aset di Dairi dan di Sulawesi," ungkapnya kepada Bisnis, Senin (24/9/2018).

Untuk tambang di Dairi, Sumatra Utara ditargetkan berproduksi pada akhir 2020. Lalu pada 2021, tambang di Dairi diproyeksikan menghasilkan sekitar 600.000 juta bijih per tahun untuk seng dan timah hitam.

Selain itu, perseroan juga akan fokus untuk pengembangan tambang emas di Poboyo, Palu, dengan target produksi sebanyak 600.000 ton bijih per tahun. Herwin menambahkan, alokasi investasi di Dairi dan Sulawesi akan dilakukan secara bertahap.

Dalam catatan Bisnis, perseroan membutuhkan investasi hingga US$150 juta untuk proses konstruksi tambang emas di PT Citra Palu Minerals. Citra Palu Minerals telah mendapatkan izin konstruksi dan operasi produksi dari Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) sampai dengan 30 tahun ke depan.

Dalam keterangan resmi, Direktur BRMS Fuad Helmy mengatakan, perseroan menjualan saham DPM kepada NFC China untuk mengembangkan proyek seng dan timah yang berada di Kabupaten Dairi, Sumatra Utara. Dia menuturkan, hasil penjualan saham di Dairi Prima Mineral bakal digunakan untuk membayar kepada ANTM.

Sebelumnya, ANTM menjual kepemilikannya di DPM sebesar 20% kepada BRMS senilai US$57 juta. “Bagian dari penjualan akan digunakan untuk mendapatkan 20% saham PT Aneka Tambang Tbk di DPM," tulisnya dalam keterangan resmi, Senin (24/9/2018).

Helmy mengungkapkan sisa proses hasil penjualan saham di DPM akan digunakan untuk mengembangkan proyek seng di Dairi dan proyek tembaga dan emas lainnya di Palu dan Gorontalo, Sulawesi.

Muhammad Sulthon, Direktur & Sekretaris Perusahaan BRMS, menjelaskan, kemitraan dengan NFC diharapkan dapat mempercepat produksi pertama dari DPM dan juga untuk mendapatkan akses ke sumber dana murah di Tiongkok.

Setali tiga uang, Suseno Kramadibrata, Direktur & COO BRMS, mengharapkan, kemitraan dengan NFC akan memungkinkan untuk memproduksi dari DPM pada 2020.

Dia mengatakan saat ini proyek seng sudah siap dan berjalan, kini perseroan fokus perhatian 96% proyek emas yang dimiliki di Palu dan 80% proyek tembaga yang dimiliki di Gorontalo. Proyek berada di Sulawesi diharapkan memulai produksi komersial pada akhir 2020.
http://market.bisnis.com/read/20180924/192/841595/jual-saham-dairi-bumi-resources-minerals-brms-lunasi-utang

Komentar

Saham Online di Facebook

Postingan populer dari blog ini

Money Flow Index | Penggunaan dan Setting Indikator MFI

Apa itu Money Flow Index (MFI)? Money Flow Index (MFI) adalah osilator teknis yang menggunakan harga dan volume untuk mengidentifikasi kondisi jenuh beli atau jenuh jual dalam aset. Hal ini juga dapat digunakan untuk melihat divergensi yang memperingatkan perubahan tren harga. Osilator bergerak antara 0 dan 100. Tidak seperti osilator konvensional seperti Relative Strength Index (RSI) , Money Flow Index menggabungkan data harga dan volume, sebagai lawan dari harga yang adil. Untuk alasan ini, beberapa analis menyebut MFI sebagai "the volume-weighted RSI". Money Flow Index pada Indonesia Composite Kunci dalam Memahami Indikator MFI Indikator biasanya dihitung menggunakan 14 periode data. Pembacaan MFI di atas 80 dianggap overbought dan pembacaan MFI di bawah 20 dianggap oversold. Overbought dan oversold tidak selalu berarti harga akan berbalik, hanya saja harga mendekati tinggi atau rendah dari kisaran harga terbaru. Pembuat indeks, Gene Quong dan Avru...

Mengenal Indikator ADX | Indikator Kekuatan Trend

Perdagangan pada arah tren yang kuat mengurangi risiko dan meningkatkan potensi keuntungan. Average Directional Index (ADX) digunakan untuk menentukan kapan harga sedang tren kuat. Dalam banyak kasus, ini adalah indikator tren utama. Bagaimanapun, tren adalah mungkin teman Anda, tentu menyenangkan untuk mengetahui siapa teman Anda. Pada artikel ini, kita akan membahas tentang ADX sebagai indikator kekuatan tren. Memahami Indikator ADX ADX digunakan untuk mengukur kekuatan tren. Perhitungan ADX didasarkan pada Moving Average dari ekspansi kisaran harga selama periode waktu tertentu. Pengaturan standarnya adalah 14 bar, meskipun periode waktu lain dapat digunakan. ADX dapat digunakan pada kendaraan perdagangan apa saja seperti saham, reksadana, dana yang diperdagangkan di bursa dan futures. ADX diplot sebagai garis tunggal dengan nilai-nilai mulai dari yang rendah dari nol sampai yang tinggi dari 100. ADX adalah non-directional; itu mencatat kekuatan tren apakah harga sedang t...

PT Visi Telekomunikasi Infrastruktur Tbk (GOLD) Catat Pendapatan Rp35,64 Miliar Hingga September 2022

PT Visi Telekomunikasi Infrastruktur Tbk (GOLD) mencatat pendapatan Rp35,64 miliar hingga periode 30 September 2022 naik dari pendapatan Rp32,97 miliar di periode yang sama tahun sebelumnya. Laporan keuangan perseroan Rabu menyebutkan, beban pokok pendapatan naik menjadi Rp13,29 miliar dari Rp11,91 miliar dan laba kotor naik menjadi Rp22,34 miliar dari laba kotor Rp21,06 miliar tahun sebelumnya. Beban usaha naik menjadi Rp7,58 miliar dari Rp6,90 miliar membuat laba operasi naik tipis menjadi Rp14,76 miliar dari laba operasi Rp14,16 miliar tahun sebelumnya. Laba sebelum pajak menjadi Rp13,93 miliar naik dari laba sebelum pajak Rp13,17 miliar dan laba bersih yang diatribusikan ke pemilik entitas induk mencapai Rp13,14 miliar naik dari laba bersih Rp12,24 miliar tahun sebelumnya. Jumlah liabilitas mencapai Rp41,41 miliar hingga periode 30 September 2022 naik dari jumlah liabilitas Rp34,44 miliar hingga periode 31 Desember 2021 dan jumlah aset mencapai Rp394,69 miliar hingga periode 30 Se...