google-site-verification=zsLknblUv9MPpbGfVx9l3sfhCtAjcEQGFzXwTpBAmUo Analisa Saham SMRA | 27 Desember 2018 Langsung ke konten utama

Analisa Saham SMRA | 27 Desember 2018

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kinerja PT Summarecon Agung Tbk (SMRA) prospeknya bisa stabil di tengah Pemilu 2019 yang cenderung menahan permintaan properti. Analis memproyeksikan segmen residensial yang menyasar pembeli rumah pertama bisa menyokong kinerja SMRA yang masih terpapar sentimen negatif suku bunga tinggi dan Pemilu 2019.

Michael Tjahjadi Analis PT NH Korindo Sekuritas Indonesia mengatakan di tahun depan selain momentum Pemilu, industri properti masih akan dibayangi sentimen negatif oleh tren kenaikan suku bunga.

"Hal ini tentunya masih akan menekan minta pembeli selain pembeli rumah pertama," kata Michael Tjahjadi kepada Kontan.co.id, Rabu (26/12).

Namun, Michael Tjahjadi optimistis kinerja SMRA masih bisa terjaga karena perusahaan di tahun depan akan fokus pada segmen residensial, khususnya landed house yang menyasar konsumen menengah.

"Minat pembeli rumah pertama relatif tidak terdampak oleh tren suku bunga yang naik dan Pemilu," kata Michael Tjahjadi

Senada, Michael Ramba Analis BCA Sekuritas mengatakan melalui risetnya, 27 November 2018, Pemilu dan naiknya suku bunga hanya akan berdampak kecil pada kinerja SMRA di tahun depan karena 50% dari pembeli properti SMRA adalah pembeli rumah pertama.

Bahkan, Michael Ramba mencatat selama tahun pemilihan di 2014 marketing sales SMRA meningkat dan hanya sedikit menurun sebesar 5,4% di pemilihan daerah pada 2015.

Aurellia Setiabudi Analis PT Maybank Kim Eng Securities mengatakan untuk mendongkrak penjualan properti, terutama di daerah Ibu Kota Jakarta, SMRA secara konsisten telah menurunkan harga jual rumah dalam lima tahun terakhir dari dulu yang berada di kisaran Rp 3 miliar per unit menjadi Rp 1 miliar per unit.

"Penurunan harga rumah ini sejalan dengan tren permintaan untuk rumah di Jakarta yang menurun di sekitar Rp 1,1 miliar per unit," kata Aurellia dalam risetnya, 12 Desember 2018.

Meski begitu, kinerja SMRA tetap akan dibayangi sejumlah tantangan. Michael mengatakan tantangan datang dari calon pembeli, khususnya investment buyer yang cenderung menahan diri di tahun politik.

Selain itu, rendahnya yield dari sewa properti dan tingginya suku bunga juga Michael khawatirkan masih akan menekan minat pembeli properti dengan tujuan investasi.

"Jika melihat tingginya kontribusi konsumen segmen tersebut terhadap penjualan SMRA, hal ini masih akan menekan kinerja SMRA," kata Michael.

Secara keseluruhan, Michael memproyeksikan proyek-proyek baru di township Mutiara Makassar bisa meningkatkan kinerja SMRA di tahun depan dibandingkan kinerja tahun ini.

Namun, Michael masih merekomendasikan hold untuk SMRA di target harga Rp 960 per saham karena minimnya proyek-proyek baru yang SMRA rilis.

"Kami mengharapkan pemulihan berkelanjutan pada pendapatan SMRA dengan fokus bisnis yang bergeser dari apartemen ke unit perumahan, karena SMRA tidak memiliki rencana untuk meluncurkan apartemen baru dan hanya akan menjual yang ada dalam persediaannya," kata Aurellia.

Di tahun depan, Aurellia memproyeksikan pendapatan SMRA bisa tumbuh menjadi Rp 6,07 triliun. Aurellia merekomendasikan buy untuk SMRA di target harga Rp 1.200 per saham.

Sementara, Michael Ramba laba bersih SMRA di tahun depan bisa pulih tumbuh mencapai Rp 392 miliar. Michael merekomendasikan buy di target harga Rp 900 per saham.


Komentar

Saham Online di Facebook

Postingan populer dari blog ini

Cara Menggunakan Elliott Wave

Mengenal Elliott Wave Teori Elliott Wave dikembangkan oleh R.N. Elliott dan dipopulerkan oleh Robert Prechter . Teori ini menegaskan bahwa perilaku orang banyak surut dan mengalir dalam tren yang jelas. Berdasarkan pasang surut ini, Elliott mengidentifikasi struktur tertentu untuk pergerakan harga di pasar keuangan. Artikel ini adalah sebuah pengantar dasar untuk teori Elliott Wave. Suatu urutan dasar impuls 5-gelombang dan urutan korektif 3-gelombang dijelaskan. Saat teori Elliott Wave menjadi jauh lebih rumit daripada kombinasi 5-3 ini, artikel ini hanya akan fokus pada dasar-dasarnya. RN Elliott Derajat Gelombang dalam Elliott Wave elliott wave degree Konvensi pelabelan yang ditunjukkan di atas adalah yang ditunjukkan dalam buku Elliott Wave. Dalam Elliott-speak, konvensi pelabelan ini digunakan untuk mengidentifikasi tingkat atau tingkat gelombang, yang mewakili ukuran tren yang mendasarinya. Angka Romawi huruf besar mewakili gelombang derajat besar, angka sederha...

Mengenal Indikator Saham OBV | On-Balance Volume

Apa itu On-Balance Volume (OBV)? On-balance volume (OBV) adalah indikator momentum perdagangan teknis yang menggunakan aliran volume untuk memprediksi perubahan harga saham. Joseph Granville pertama kali mengembangkan metrik OBV dalam buku 1963, "Granville's New Key to Stock Market Profits." Granville percaya bahwa volume adalah kekuatan utama di balik pasar dan dirancang OBV untuk diproyeksikan ketika gerakan besar di pasar akan terjadi berdasarkan perubahan volume. Dalam bukunya, ia menggambarkan prediksi yang dihasilkan oleh OBV sebagai "a spring being wound tightly." Dia percaya bahwa ketika volume meningkat tajam tanpa perubahan signifikan dalam harga saham, harga akhirnya akan melonjak ke atas atau jatuh ke bawah. indikator obv saham Intisari Penggunaan Indikator OBV On-balance volume (OBV) adalah indikator teknis momentum, menggunakan perubahan volume untuk membuat prediksi harga. OBV menunjukkan sentimen kerumunan yang dapat mempredi...

Money Flow Index | Penggunaan dan Setting Indikator MFI

Apa itu Money Flow Index (MFI)? Money Flow Index (MFI) adalah osilator teknis yang menggunakan harga dan volume untuk mengidentifikasi kondisi jenuh beli atau jenuh jual dalam aset. Hal ini juga dapat digunakan untuk melihat divergensi yang memperingatkan perubahan tren harga. Osilator bergerak antara 0 dan 100. Tidak seperti osilator konvensional seperti Relative Strength Index (RSI) , Money Flow Index menggabungkan data harga dan volume, sebagai lawan dari harga yang adil. Untuk alasan ini, beberapa analis menyebut MFI sebagai "the volume-weighted RSI". Money Flow Index pada Indonesia Composite Kunci dalam Memahami Indikator MFI Indikator biasanya dihitung menggunakan 14 periode data. Pembacaan MFI di atas 80 dianggap overbought dan pembacaan MFI di bawah 20 dianggap oversold. Overbought dan oversold tidak selalu berarti harga akan berbalik, hanya saja harga mendekati tinggi atau rendah dari kisaran harga terbaru. Pembuat indeks, Gene Quong dan Avru...