google-site-verification=zsLknblUv9MPpbGfVx9l3sfhCtAjcEQGFzXwTpBAmUo Saham BMTR | GLOBAL MEDIACOM PACU BISNIS DIGITALISASI HIBURAN Langsung ke konten utama

Saham BMTR | GLOBAL MEDIACOM PACU BISNIS DIGITALISASI HIBURAN


IQPlus, (12/8) - Potensi pengembangan bisnis digitalisasi semakin menarik perhatian PT Global Mediacom Tbk (BMTR) guna mendongkrak kinerja keuangan. Perseroan bahkan optimistis salah satu aplikasi hiburan over the top (OTT), RCTI+ menjadi penopang usaha dan pendapatan korporasi.


"Aplikasi RCTI+ itu pilar utama pertumbuhan pendapatan di masa depan. Tidak mustahil kalau dalam beberapa tahun ke depan RCTI+ bisa memberi kontribusi 10-20 persen dalam komposisi pendapatan kita,"kata Direktur PT Global Mediacom Tbk David Fernando Audy saat Public Expose perseroan di Jakarta, Selasa (11/8/2020).


RCTI+ sendiri merupakan layanan video on-demand dan over-the-top yang diluncurkan pada Agustus 2019 lalu. Aplikasi ini memungkinkan pemirsa menikmati secara live program tayangan empat televisi milik MNC Group melalui gadget berikut konten-konten yang leluasa dipilih para pengguna.


RCTI+ diyakini akan menjadi kontributor bagi lompatan pendapatan yang sangat besar untuk MNC Group. Dengan audience share 40 persen atau berkisar 100 juta pemirsa TV yang selama ini menjadi penonton setia 4 TV MNC Group, maka basis itu bisa menjadi potential visitor dari OTT ini.


David juga mengatakan, iklan TV masih menguasai sekitar 60 persen dari pangsa pasar. Bisnis televisi pun diyakini masih kuat bertumbuh. "Televisi masih bisa tumbuh dan masih bisa membesarkan nominal pendapatan. Masih sehat dan memberikan EBITDA dan net profit juga masih bagus," tegasnya.


Di Global Mediacom, imbuh dia, komposisi pendapatan berasal dari anak usaha yakni PT Media Nusantara Citra Tbk (MNCN) dan PT MNC Vision Networks Tbk (IPTV). "Kontribusi dari MNCN 60% dan MNC Vision atau MVN 40%. Harapannya ke depan MVN bisa lebih besar," ujarnya.


Adapun sepanjang sisa tahun 2020 ke depan, Global Mediacom optimistis bertumbuh. Salah satu indikator terlihat dari mulai bertambahnya belanja iklan dari para perusahaan barang konsumsi di media-media milik perseroan.


Selain itu, kebijakan yang diambil pemerintah juga dinilai turut merangsang dan efektif mendorong perekonomian secara substansial. "Seperti program pemulihan ekonomi nasional, kucuran likuiditas kepada bank-bank, dan suku bunga turun. Jadi saya yakin, di kuartal III ini semestinya lebih bagus" kata David.


Dari sisi kinerja sepanjang tahun 2019, Global Mediacom berhasil mencatatkan laba bersih senilai Rp1,4 triliun. Perolehan ini naik 70% dari perolehan tahun sebelumnya yang sebesar Rp826,6 miliar.


Tahun lalu, laba tersebut didapat dari pendapatan perseroan yang tumbuh 11% atau senilai Rp12,9 triliun dibanding tahun sebelumnya. Adapun, kontribusi terbesar berasal dari digital, non digital advertising dan content.


"Digital naik 167%, non digital naik 6%, kemudian content naik 15% dan di sini FTA dan content naik 12%. Kemudian, Pay TV dan internet broadband kita naik 12%," papar Direktur Global Mediacom Ruby Panjaitan. (end/as)

Komentar

Saham Online di Facebook

Postingan populer dari blog ini

Cara Membaca Indikator Stochastic Oscillator dengan 3 Metode

Keberadaan stochastic telah sedikit disinggung sebagai indikator oscillator yang mampu menunjukkan kondisi jenuh harga. Dulunya, banyak trader mengetahui cara membaca indikator Stochastic hanya untuk penerapan praktis. Namun sebenarnya, Stochastic terdiri dari berbagai macam komponen dan memiliki lebih dari satu manfaat. Untuk mengungkapnya, kita akan mempelajari 3 cara membaca indikator Stochastic berikut. Baca juga: Memahami arti LOT dalam Investasi Saham 1. Cara Membaca Indikator Stochastic Sebagai Penanda Overbought Oversold Cara membaca indikator Stochastic menurut fungsi ini adalah yang paling mudah. Pada dasarnya, indikator ciptaan George Lane ini memiliki dua level ekstrim, yakni 80 dan 20. Masing-masing level tersebut berperan sebagai batas overbought dan oversold. Indikator Stochastic menunjukkan kondisi overbought ketika grafik berada di atas level 80. Sementara itu, cara membaca indikator Stochastic untuk mengenali oversold adalah dengan memperhatikan grafik yang sudah turu...

Rekomendasi Saham BISI dan MCOL oleh Phillip Capital | 18 April 2023

Phillip Capital 18 April 2023 Technical Recommendations BISI Short Term Trend : Bullish Medium Term Trend : Bullish Trading Buy : 1680 Target Price 1 : 1740 Target Price 2 : 1770 Stop Loss : 1625 MCOL Short Term Trend : Bullish Medium Term Trend : Bullish Trade Buy : 6825 Target Price 1 : 7400 Target Price 2 : 7850 Stop Loss : 6250 - Informasi lengkap pasar saham ada di  Website Saham Online.    Materi belajar trading dan investasi saham ada di   Channel Youtube Saham Online. 

Analisa Saham ANTM | 3 Agustus 2018

CLSA (KZ) ANTM IJ – Aneka Tambang 2Q18 operational highlights by Andrew Hotama and Norman Choong Stock: Aneka Tambang, ANTM IJ Market cap, ADTO: US$1.6bn, US$4.6m Rec: BUY, TP: Rp1,100 Event: 2Q18 operational results 2Q18 operational result highlight: •     Gold production: 503 kg (-7% QoQ, +20% YoY), 6M18: 47% of 18CL •     Gold sales volume: 6,815 kg (-2% QoQ, +933% YoY), 6M18: 46% of 18CL •     Ferronickel production: 6,724 tni (+10% QoQ, +5% YoY), 6M18: 49% of 18CL •     Ferronickel sales volume: 7,516 tni (+40% QoQ, +44% YoY), 6M18: 50% of 18CL •     Nickel ore production: 1.7mn wmt (-21% QoQ, +58% YoY), 6M18: 63% of 18CL •     Nickel ore sales volume: 0.6mn wmt (-49% QoQ, +136% YoY), 6M18: 38% of 18CL Comment: •     Unaudited 2Q18 revenue came at Rp6.1tn (+7% QoQ, +350% YoY), we believe this is mostly on the back of higher ferronickel sales volume which w...